-- PLAYING WITH FIRE --

74 5 0
                                    

Mengawali paginya, Valerio tersenyum manis berkat pertemuannya dengan sang kekasih. Mereka saling mencumbu beberapa saat lalu di mobil sebelum datang ke tempat kerja mereka masing-masing.

Sekilas teringat, ia refleks menyentuh leher yang nampak sedikit kemerahan bila dilihat secara langsung. Sakura sempat menghisap lehernya sebelum permainan mereka berakhir.

Hubungan yang mereka jalani semakin hari semakin mendominasi. Ia menyadari jika sedari awal, tak menutup kemungkinan mereka akan jauh lebih berani hingga tiba saatnya segala yang mereka jalani akan terbongkar begitu saja.

Mula-mula hubungan mereka selalu tersembunyi dengan baik. Berdalih pertemuan antara dokter dan pasien, kemudian berubah makin intim sejak ciuman pertama mereka di ruang kerjanya.

Akan tetapi, kini rasanya Valerio makin tak sabar. Ia memiliki keinginan untuk selalu bersama dengan Sakura 24/7. Ia bahkan telah lupa bila beberapa minggu lalu terlibat konflik dengan istrinya yang tak menginginkan adanya perpisahan di antara mereka.

Namun keputusannya tak tergoyahkan. Ia yakin telah mengambil keputusan yang tepat dengan mengakhiri segala kisahnya dengan orang yang tak pernah ia cintai.

Vale lebih memilih menjalani sisa hidupnya bersama orang yang ia cintai. Membangun kisah bersama dari awal meski ia tahu akan banyak jalan terjal menanti mereka di depan sana, sebagai imbas dari jalur gelap yang ia lalui bersama Sakura.

Lamunan yang sempat mengendalikan otaknya, kini teralihkan dengan kehadiran seseorang yang telah ia anggap sebagai saudaranya sendiri.

"Kak Bar? Ada apa Kak?"

"Ada yang ingin aku tanyakan."

"Ada apa Kak?"

"Kau telah mengenalku bukan? Aku tak ingin berbasa-basi."

Menyimpan jas putihnya, Bara duduk di kursi pasien ruangan Valerio. Pemuda yang biasa berceloteh riang itu kini mengeluarkan aura sedikit menakutkan.

Keterdiamannya membuat Valerio paham jika Bara ingin membicarakan suatu hal penting, yang kini ia tunggu untuk diucapkan.

"Ada hubungan apa antara kau dan Sakura? Pasienmu dulu."

Bagaikan sebuah bom yang meledak dalam hati Valerio, karena untuk pertama kalinya orang lain mulai mengetahui kebohongannya selama ini.

Valerio mengeratkan genggaman pada kepalan tangannya. Mulutnya kelu, seakan terkunci hingga tak bisa mengutarakan segalanya. Ia ingin menjelaskan tentang hubungan gelapnya dengan Sakura. Bahkan rasanya ia ingin berteriak dengan keras bahwa Sakura adalah kekasihnya, miliknya.

Namun tak semudah itu. Ia mengerti ketidakmudahan itu ada karena status mereka yang telah saling dimiliki orang lain. Ia yakin jika ia nekat mengakui semuanya, bukan hanya dirinya yang akan dicela melainkan juga Sakura.

Valerio juga tahu bila lelaki di hadapannya ini, akan sangat membencinya jika mengetahui kebenarannya.

"Maksudmu, Kak? Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan."

"Kemarin aku melihat sendiri saat kau sedang bersama Sakura. Aku harap aku yang salah melihat, tapi aku terkejut saat kau dengan mudahnya mengelus perut Sakura seakan-akan kalian adalah sepasang suami istri yang mesra. Apa aku salah?"

"Kak, sepertinya ada kesalahpahaman."

"Salah paham seperti apa Val? Kau ingin mengelak? Lalu bagaimana dengan ini?"

Bara mulai menunjukkan bukti lain dari ponselnya. Saat ia menyerahkan benda itu, Valerio terpias tak lagi bisa mengelak.

Bara bukanlah tipikal yang mudah dibohongi. Pria itu sangat jeli, terutama ketika ia mengetahui jika foto profil SNS milik Sakura dan Valerio adalah sama.

Love Blossom🌸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang