-- DIFFERENT --

120 13 0
                                    

Membuka netranya dengan sayu, Sakura merasakan bahwa ia sedang berada di tempat yang sedikit asing. Segala hal yang ia lihat hanya serba putih. Ia berusaha mengingat apa yang telah terjadi sebelumnya. Namun, pening kembali ia rasakan di kepalanya secara tiba-tiba. Hingga membuat Sakura sedikit merasa kesakitan.

Sedetik kemudian, ia begitu terkejut ketika menoleh pada sisi kirinya. Sakura melihat presensi seorang lelaki yang tertidur begitu nyenyak tepat di sebelah tangan kirinya.

Sejenak, Sakura terpaku pada kedua kelopak mata tertutup milik laki-laki itu yang entah kenapa terlihat begitu indah. Namun tak dapat ditampik, wajah rupawan di dekatnya itu terlihat menyimpan kelelahan yang berarti. Membuat Sakura tak ingin bergerak dan menganggu tidur lelap pria itu.

Sakura ingat bahwa pria itu adalah pria yang sempat ia tolong sebelumnya. Dan bisa Sakura tebak bila keberadaannya di tempat itu ialah karena peristiwa mengerikan yang telah terjadi sebelumnya.

Sakura hanya bisa terdiam. Tak jarang ia meringis karena merasa kesakitan. Ia tak menyangkal bahwa tubuhnya tengah menahan rasa ngilu yang cukup menyakitkan terutama di bagian lengannya. Hingga tak sadar ringisannya tersebut sedikit mengganggu tidur nyenyak pria di sampingnya itu.

"Oh Anda sudah sadar? Tolong jangan menggerakkan tubuh Anda terlebih dahulu."

"Memangnya ada apa denganku?"

"Sebelumnya saya ingin memberitahu Anda bahwa kami telah memeriksa cidera yang sempat Anda alami sewaktu menyelamatkan saya sebelumnya. Dan berdasarkan hasil pemeriksaan, kami menemukan terjadi fracture pada tulang lengan kirimu sehingga kami harus memasang gips untuk memulihkannya. Selain itu, punggung Anda juga memar karena terjatuh begitu keras ketika menolong saya tadi."

"Separah itu?"

"Ya. Dan juga.. secara pribadi saya sangat meminta maaf atas semua yang kejadian yang menimpa Anda, Nona. Secara tidak langsung, saya telah membahayakan nyawa Anda beberapa saat yang lalu karena keteledoran dan kecerobohan saya. Hingga Anda harus terluka seperti ini. Saya benar-benar ingin meminta maaf pada Anda, Nona. Saya.. benar-benar merasa bersalah."

"Tak perlu merasa seperti itu, Dokter. Anda tidak bersalah sedikitpun. Itu murni karena keinginanku untuk menyelamatkanmu. Ah, iya aku baru ingat."

Ketika pandangan Sakura sampai pada name-tag yang dipakai pria itu di dadanya, Sakura mengingat sesuatu. Ia teringat tujuan utamanya datang ke rumah sakit itu. Sejenak kemudian, ia merasa lega karena telah bertemu dengan seseorang yang ia cari sebelumnya. Ia langsung bergegas merogoh isi tas miliknya yang sebelumnya telah diambilkan oleh pria itu dari atas meja di sampingnya. Saat mendapatkan barang yang ia cari, Sakura langsung menyerahkan benda kecil tersebut pada pria di hadapannya itu.

"Anda dokter Valerio Richardson kan? Ini milikmu."

Dengan tangan kananya yang bebas, Sakura menyerahkan dompet yang dibawanya pada pemilik aslinya yaitu, Valerio. Pria itu menerimanya dengan halus, lalu sejenak tertunduk lesu sambil menggenggam benda itu.

"Tadi pagi Anda meninggalkan dompet ini di kedai kopi. Sejak Anda meninggalkannya, aku menunggumu kembali untuk mengambil dompet ini. Tetapi Anda tak kunjung datang. Akhirnya, aku pikir karena nantinya Anda akan kesulitan mencari dompet ini, jadi aku memutuskan untuk datang kesini untuk mengembalikannya padamu."

"I-ini.. maafkan aku. Aku begitu membuatmu repot hari ini. Sekali lagi maafkan aku."

Sakura terkejut ketika melihat kepergian pria itu. Setelah mengucapkan kalimat permintaan maaf yang ia lontarkan berkali-kali, pria itu segera menundukkan kepala kepada Sakura dan bergegas untuk pergi.

Sakura tak mengerti tentang apa yang terjadi pada pria itu. Namun, Sakura sempat melihat bahwa selama pria bernama Valerio itu berbicara padanya, pria itu selalu menundukkan kepalanya seperti.. merasa sangat bersalah.

Love Blossom🌸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang