-- HAPPIER --

264 17 6
                                    

Hola!

I'm back😁
Part 2 ready.
Sekali lagi aku ingetin, untuk nama karakter hampir semuanya aku ubah ya😀
So jangan bingung pas baca, kayak berubah semua hehe😉
Happy reading all💜

🌸🌸🌸

Lampu-lampu terang di sepanjang koridor rumah sakit mulai menerangi jalan Valerio untuk kembali ke rumah. Rumah sakit tempatnya bekerja itu cukup besar dan elit untuk ukurannya. Seringkali ia merasa bersyukur bisa diterima bekerja di tempat tersebut sesuai keinginannya.

Menjadi seorang dokter spesialis bedah di rumah sakit yang dipijakinya sekarang bukanlah hal yang mudah untuk digapai seorang Valerio Richardson. Ia harus melalui jalan yang cukup terjal sebelum bisa mendapatkan posisi tersebut. Berbagai hal telah ia alami. Dan terkadang ia masih tak percaya jika telah mengabdi di rumah sakit tersebut dalam kurun waktu yang cukup lama.

Bahkan saat ini title yang ia miliki dan yang orang-orang ketahui tentang dirinya adalah seorang dokter bedah yang jenius. Ia disukai dan dipercayai oleh banyak professor sekaligus dokter senior di sana.

Sudah menjadi rahasia umum ketika dirinya secara tidak langsung menjadi anak emas mereka. Seringkali mereka mengajak Valerio melakukan berbagai penelitian yang dapat memberikan inovasi di bidang medis.

Valerio juga turut disegani oleh banyaknya co-ass yang ingin berguru kepadanya. Terkadang, itu membuatnya merasa canggung. Karena dirinya yang mau tidak mau dituntut untuk selalu menjadi hampir sempurna di setiap waktu, membuat hari-harinya menjadi berat untuk dijalani.

Mendapat julukan dan citra seperti itu, sebetulnya membuat ia merasa terbebani. Pada dasarnya ia hanya ingin melakukan yang terbaik karena dari dulu, menjadi seorang dokter adalah cita-citanya. Ketika ia telah berhasil menggapainya, Samuel tak ingin semena-mena pada pekerjaannya dan selalu ingin melakukan yang terbaik.

Namun semakin hari nampaknya orang-orang semakin salah dalam menangkap maksud dari kerja kerasnya tersebut. Banyak orang yang mengira bahwa ia terlalu ambisius. Padahal ia hanya berusaha melakukan yang terbaik dari yang bisa ia lakukan. Dan itu semua membuat banyak orang mengharap lebih secara terus menerus padanya.

Yang pada akhirnya membuatnya merasa terbebani atas segala pujian berkedok tuntutan itu. Tuntutan untuk selalu membuatnya melakukan yang terbaik dan tentunya tak ingin ada kesalahan apapun di dalamnya. Hingga semakin ia sadari bahwa ia terlalu memforsir dirinya sendiri sampai lupa kapan terakhir kali pria itu merasa nyaman dengan hidupnya sendiri.

Sore itu Valerio berjalan menuju halte bus seperti biasanya. Bedanya, kali ini ia pulang sedikit lebih awal. Ia baru sadar bahwa selama ini jarang menemui kesempatan untuk bisa pulang seawal ini. Waktu pulangnya yang seringkali di atas jam 7 malam berimbas membawa hawa lelah bagi dirinya setiap waktu.

Entah mengapa sore itu terlihat sangat indah. Meski hanya ia lalui di dalam bus, tetapi pemandangan dari luar bus menampakkan sinar matahari yang hampir tenggelam, membuat hatinya berdesir kencang. Dan anehnya, hal-hal kecil semacam inilah yang berhasil membuat lengkungan senyum yang menawan terbentuk di wajah lelahnya.

Sejenak Valerio lupakan rasa lelah dan penat yang menghinggapi tubuhnya. Menikmati sejenak waktu untuk sekadar beristirahat. Pulang lebih awal membuatnya sedikit bisa bernapas lega. Hingga tak sadar bahwa ada kemunculan rasa nyaman yang seringkali ia idamkan tetapi lupa kapan terakhir kali ia rasakan, dengan menikmati suasana sore hari yang menenangkan tersebut.

Apakah hanya aku yang merasakan kenyamanan ini?

Mengapa baru kali ini aku merasa sedikit lega?

Love Blossom🌸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang