Menurut Arya yang paling susah ditebak itu adalah cuaca!
Pagi tadi matahari di ufuk timur terbit dengan gagah, memancarkan sinar tanpa halangan berarti. Awan-awan di langit pun hanya mampu terhitung jari, saking birunya langit. Berbanding terbalik saat bel pulang menyuara, ditekan guru piket harian.
Baru menginjak lapangan, muka Arya terangkat ke atas. Mengecek langit. Awan-awan di sana sudah mulai sulit terhitung jari. Bersatu, mengumpulkan nyawa. Sinar matahari jadi selayaknya lampu temaram. Kalau Arya ramal nih, bentar lagi bakal hujan!
" Gue bareng sopir gue lah! " Tatapan horor Arya langsung keluar. Dihempas kasar tangan Rayn agar menyingkir dari bahu tegap Arya. Belagu! Rayn dikasihani Arya bisa duduk di bangku mobilnya alias nebeng berangkat sekolah, malah berkata enteng, mengatainya sopir!
" HAHA, CANDA, MAN! Santailah muka lo! " Rayn auto meralat omongan, niatnya mau gaya-gayaan dikitlah ke Eshan yang tanya ia pulang naik apa, secara motornya menginap di bengkel, justru berujung begini. Horor banget cuy! Rayn lupa kalau Arya lagi sensitif hari ini. Parah! Alamat jalan kaki dia?!
Rayn buru-buru mengusap bahu Arya. Bertingkah absurd, seakan ada debu di bahu Arya dan Rayn berusaha membersihkan. Baik Eshan dan Sean yang jalan beriringan keduanya, paham situasi hanya tersenyum sinis. Paham betul mereka, Rayn nanggung hidup hari ini kepada Arya.
" Blacklist aja, Ar ! Suruh ngrangkak aja pulangnya! " kompor Eshan.
" Aelah, jangan gitulah! Gue cuma bercanda, lo lihatlah muka mengenaskan gue, Man! Tega hati lo, membiarkan gue jalan kaki.... " Arya mendorong muka Rayn. Risih dengan tingkah wajah memelas Rayn. Eshan tertawa renyah, menyentuh helmnya. Menertawakan nasib Rayn di parkiran sekarang.
" MAMPUS! "ledek Eshan disela tawa.
Sean sendiri hanya menepuk prihatin bahu Rayn, sebelum dirinya melenggang ke motor miliknya. " Makanya tahu diri kalau numpang! "cetus Sean tersenyum tipis.
" Teman laknat lo berdua! "gumam Rayn bergantian menatap Eshan dan Sean.
Eshan terkekeh, lantas beralih memakai helm full face biru dongkernya. Membiarkan Rayn yang mulai mendekat ke Arya. Mencoba merayu, minta maaf, menangkupkan dua tangan, mohon-mohon, pasang muka memelas, alasan banyak. Intinya Rayn tidak rela dibiarkan pulang jalan kaki. Ongkos di saku Rayn cuma tinggal gopek! Pesen ojol atau naik kendaraan umum juga sangat tidak bisa!
TIN! TIIIN!
Rayn dan Arya menoleh ke sumber suara. Eshan mengode pamit duluan dengan motor gedenya. Diikuti Sean selang beberapa detik. Arya membalas lambaian sesaat Sean. Hanya Rayn yang nonton saja, malas membalas keduanya. Gegara keduanya ikut memanas-manasi, alhasil gini kan nasib Rayn diujung tanduk, terancam jalan kaki. Arya kayaknya bener-bener relain dia patah kaki!
Arya merogoh saku, mengambil kunci. Mobil miliknya itu menyuara sekali. Seakan bilang siap untuk jalan. Tak menganggap Rayn yang nanar menatap. Buat apa? Belum utuh Arya duduk di kursi kemudi dengan nyaman, pintu sebelah kiri sudah terbuka cepat. Rayn menyengir, terduduk manis disebelah Arya. Menangkupkan kedua tangan. " Maafin guelah! Lo kusut banget, niat gue cuma bercanda tadi, "ocehnya.
" HMM. "
" Busetlah! Lo anyep banget! Kayak orang cemburu aja! " ngasal Rayn saat dibalas deheman datar Arya.
" Lo turun aja kalau gitu! " Rayn membekap mulutnya. Mengacungkan dua jari dengan tangan satunya. Sensitif sekali Arya, kayak perempuan aja. Rayn menurunkan tangan dari mulutnya saat mobil Arya perlahan mulai meninggalkan area parkir.
Rayn sebenarnya mau diam saja. Takut salah ucap, terus menaikkan tensi sensi Arya. Cuma mulutnya maunya ngoceh terus. Kayak sekarang, mulutnya mulai gatal melihat bercak air di kaca mobil Arya.
![](https://img.wattpad.com/cover/249470652-288-k804577.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Anisa
SpiritualBerawal dari taruhan antara Arya cs yang melibatkan seorang gadis berjilbab bernama Anisa.Arya menerima taruhan tersebut dengan entengnya dan percaya diri berkali lipat.Namun sepertinya kali ini tak semudah angannya. "Hai,gue Arya." "Assalamualaikum...