💦💦💦
Jalan lo harusnya cepet bukan lambat.
~SEAN
💦💦💦
.
.
.
💦💦💦
" Lo harusnya cerita ke gue, Anisa! " Iza sedikit kesal, Anisa baru menceritakan kronologi kedatangan Arya ke toko roti sang Ayah. Anisa bilang itu terjadi saat weekend, Minggu kemarin. Anisa tambahkan juga kalau itu cuma kebetulan saja. Arya mengatakan mengantar Mamanya belanja, tak sengaja lihat aktivitas Anisa dengan Haidar saat membagikan roti ke anak-anak jalanan.
Kehadiran Arya di toko roti sang Ayah karena ajakan Haidar. Haidar kira Arya teman sekolah Anisa, padahal ya bukan begitu faktanya.
" Maaf Iza, baru aku ceritakan, "maaf Anisa tak enak.
Di mushola beberapa siswa hilir mudik untuk lewat. Menunaikan sunah dhuha, seperti Iza dan Anisa. Iza menghela saat matanya menoleh ke Anisa, menangkap raut bersalah milik Anisa. Walau tomboy, ia paling tidak tega melihat ekspresi itu, mungkin karena Iza perempuan jadi ya sisi itu membuat naluri ketidaktegaan ada.
" Gue maafin, " putusnya.
" Cuma jujur aja ya Sa, gue gak setuju lo bolehin si Arya ma csnya bantu lo! Menurut gue aneh aja, naluri gue tetep jelek kalau soal Arya! " Iza ingat betul siapa Arya. Okelah, kehadiran Arya di toko roti cuma kebetulan. Namun soal kilah membantu Anisa berbagi roti ke anak jalanan itu sungguh sulit Iza pikirkan hal positifnya. Ia malah semakin memporoskan tebakan, kalau Arya punya rencana. Bisa saja benar, Anisa dijadikan target!
" Selagi baik gak papa, Za. "
Iza mengikuti gerakan Anisa yang mulai melepas sepatu, dimulai dari kiri lantas ke kaki kanan. Iza heran, pola pikir Anisa memang selurus ini ya? Termakan gampang dengan ucapan Arya yang bilang niat berbuat baik.
" Percaya lo Sa? Sama si Buaya?! "
Iza sadar betul, anggukan Anisa pelan, jelas meragu juga. Ia yang sudah selesai melepas sepatu, membiarkan sepatunya berjajar dengan sepasang sepatu milik Anisa, mengacungkan telunjuk ke arah Anisa. " Lo ragu kan? Terus ngapain dianggukin tadi, " cetus Iza.
" Husnudzon Iza, siapa tahu dugaan kita salah. Omongan Arya juga benar, mencegah orang berbuat baik bukan hal benar, " sahut Anisa akhirnya.
" Beh! Jangan ketipu omongan licin Buaya, Sa! "
" Bilangnya emang lurus banget, Sa. Tapi lo pernah bilang kan, semua itu tergantung dari niat. Niat Arya kalau bisa dilihat, pasti buruklah! "lanjut Iza mantap.
" Za ... Mending kita wudhu. Nanti jamnya Pak Syam. " Iza mencebik sekilas melihat Anisa yang beranjak ke tempat wudhu perempuan. Otak Iza lantas mengikuti untuk beranjak, ia ingat guru yang disebut Iza tadi guru mapel Fisika, termasuk tipe guru yang disiplin, on time. Alhasil ia memutus obrolan, menuju keran untuk segera ia nyalakan,mengambil wudhu.
💦💦💦" Serius lo, Man?! "
Arya mengangguki. Rayn berdecak sambil membinarkan mata. Digapainya jus jeruk dingin di hadapannya, menyeruputnya perlahan. Selesai melakukan. Rayn masih menunjukkan raut takjub, menggeleng-gelengkan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Anisa
EspiritualBerawal dari taruhan antara Arya cs yang melibatkan seorang gadis berjilbab bernama Anisa.Arya menerima taruhan tersebut dengan entengnya dan percaya diri berkali lipat.Namun sepertinya kali ini tak semudah angannya. "Hai,gue Arya." "Assalamualaikum...