5. Sakit

38 7 0
                                    


"Jika Ini adalah akhir kehidupanku, maka aku ikhlas, jika jodohku adalah kematian aku pun mengetahuinya karena, takdir yang pasti adalah  kematian bukan pernikahan."

Sore harinya.

Mereka kembali ke asrama. Sore hari tersebut tidak ada kegiatan hingga malam akhirnya mereka hanya bersantai ria didalam kamar.

Saat selesai sholat isya berjamaah, Eshal, gadis itu merasakan kepalanya pusing akhirnya ia membuat tidur.

"Tumben  Eshal tidur jam segini tidak biasanya," gumam Faizah pelan berbicara kepada Azalia.

☕☕☕

Adzan subuh terdengar akhirnya mereka berdua bangun tetapi, Eshal tetap tidur.

"Eshal masih tidur?" tanya Faizah

"Iya, biasanya dia tidak seperti ini," jawab Azalia heran, akhirnya mereka berniat membangunkan tetapi, gadis itu masih tetap tidur.

Faizah mencoba memegang kepalanya ternyata sangat panas.

"Eh, Eshal panas, ayo kita membawa dia kerumah sakit," ajak Faizah kepada Azalia, akhirnya mereka bersiap-siap dan memapah untuk ke taksi.

Beruntungnya taksi jam segini sudah ada.

☕☕☕

Sesampainya dirumah sakit.

Akhirnya Eshal diperiksa oleh dokter.

"Teman kalian demam tetapi, dia harus menginap karena, ternyata selain itu dia kepalanya pusing dan juga banyak mengonsumsi obat sehingga keadaannya menurun dan akhirnya koma," ujar dokter menjelaskan semuanya.

Mereka berdua terkejut.

"Eshal, minum obat apa?" tanya Azalia kepada Faizah.

"Kita sama sama tidak mengetahui itu, nanti aku kembali ke asrama dulu mencari obatnya dan membawa baju ganti buat Eshal," jawab Faizah dengan panik.

Mereka ingin menelfon orang tua Eshal berhubung handphone dipegang oleh mereka.

"Tidak, biar kita yang mengurusnya disini tidak mungkin orang tuanya terbang kesini nanti, kasihan," ucap Azalia berbicara kepada Faizah agar tidak menghubungi orang tuanya.

☕☕☕

Malam harinya.

Hari sudah berganti waktu hingga malam tetapi, tetap Eshal tidak sadar.

Azalia dan Faizah juga menangis di samping Eshal yang berbaring, "Kamu kok bisa meminum obat penenang untuk tidur, mengapa kita tidak bercerita kepada kita?"

Eshal yang mendengar ternyata, ikutan menangis.

"Maaf jika ini adalah takdir kehidupanku, dan maaf jika nantinya aku mungkin meninggalkan kalian, dan aku mengetahui jika kematian mungkin sudah menghampiri aku sekarang," Eshal berbicara didalam hatinya, ia mendengar perkataan teman-temannya itu.

"Kita mengetahui bahwa kematian itu adalah hal yang pasti tetapi, kamu ingat belum bertemu jodoh kamu, kita yakin kamu wanita yang kuat," ucap Azalia berpelukan dengan Faizah.

Mereka berusaha kuat apalagi merawat hingga Eshal sembuh dari penyakitnya.

☕☕☕

Keesokan harinya.

Eshal masih tertutup dan berbaring dengan tenang, mukanya seperti pucat.

"Sahabatku, bangun dong, mengapa kamu bisa seperti ini?" tanya Azalia yang khawatir dengan menangis sendu.

Matahari  Dalam Doa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang