21. Barbeque

11 2 0
                                    

"Arang dan Api menunjukkan bahwa suatu hal yang berbeda bisa bersatu jika telah digariskan oleh Allah SWT. Selain itu, mereka berdua memiliki manfaat yang berbeda pula seperti pasangan aku dan kamu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing tetapi, Allah lebih mengetahui jika tujuan kita adalah sama sama untuk menggapai Surga-Nya."

Muhammad Azhar Aditya Pradana

☕☕☕

"Habibi, bagaimana kalau kita nanti malam mengadakan barbeque jadi seperti acara bakar-bakar, aku kangen Indonesia jika mengadakan acara seperti itu," ucap Eshal tersenyum dan menghapus air matanya.

"Boleh tetapi, humairah jangan nangis lagi, aku tidak mau kamu mengeluarkan air mata yang berharga ini di depanku karena, apapun itu," jawab Azhar mencium hidung Eshal tiba-tiba.

"Kebiasaan, jika tidak mencium hidung tiba-tiba, atau mencium pipi atau tingkah manja lainnya," ujar Eshal lalu mengecup pipi suaminya itu.

"Astaghfirullah ini tadi mimpi??" tanya Azhar kepada istrinya, ia terkejut istrinya itu mulai berani menciumnya dengan tiba-tiba juga.

"Aduh, ternyata sakit hmm," ujarnya mencubit tangannya sendiri, Eshal melihat itu tertawa.

"Ya sudah, ayo kita cari barang-barangnya," ajak Eshal menarik tangan suaminya itu.

"Lucu, biasanya yang menarik tangan duluan lelaki tetapi, kenapa seorang perempuan duluan? Atau dia lagi tidak sadar ya," gumamnya dalam hati melihat perlakuan istrinya itu yang jujur dan tidak gengsi seperti perempuan lainnya yang ia kenal ataupun tonton di film.

☕☕☕

"Alhamdulillah sudah sore, aku tidak sabar untuk malam nanti," kata Eshal sambil membawa ikan dari dapur villa nya.

"Awas berat humairah," ucap Azhar mengangkat alat bakarnya, beruntungnya lelaki itu tadi mencarinya ternyata ada.

"Humairah, perbedaan arang dan api dengan hubungan kita menurutmu gimana hmmm?" tanya Azhar, lelaki itu tersenyum didalam hatinya ia memulai menggoda istrinya itu.

"Arang dan api itu, tidak tau," jawab Eshal berusaha berpikir dan mengangkat bahunya.

"Arang dan api itu bisa dipakai buat bakar-bakar dan mereka bisa bersatu membantu menyelesaikan pekerjaan kita, kalau hubungan kita bersatu dalam keadaan apapun, bersatu sampai kapanpun dan bertemu didalam surga-Nya Allah," jawab Azhar tersenyum dan mencium pucuk kepala istrinya yang terbalut oleh hijab.

"Aku juga ada, menurut kamu, apakah persamaan bintang dan habibi?" tanya Eshal, perempuan itu berusaha untuk memberikan balasan untuk suaminya itu.

"Coba jawab dong humairah, aku tidak tau jawabannya aku hanya tau kamu," jawab Azhar tersenyum dan ia duduk di rerumputan yang berada didalam villa.

"Bintang itu selalu menerangi kegelapan kalau malam hari, kalau kamu menerangi aku setiap hari, mulai dari kita menikah hingga punya keluarga kecil, setelah itu kita dipanggil umi sama abi," jawab Eshal tersenyum juga dan berkata lagi,"Sore di langit negeri orang ternyata indah tidak kalah dengan Indonesia."

"Humairah, kangen Indonesia hmm?" tanya Azhar dengan suara lembut memegang kepala istrinya itu.

"Iya kangen banget, nanti kalau aku liburan, kita ke Indonesia ya," jawab Eshal mengganggukkan kepalanya.

Tak lama mendengar suara adzan maghrib.

"Humaira, adzan, yuk kita sholat dulu setelah sholat, mengaji baru kita melaksanakan acara barbeque berdua ini," ajak Azhar kepada istrinya.

Matahari  Dalam Doa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang