18. Prewedding

27 3 4
                                    

"Tidak ada cinta sebelum Pernikahan. Namun, kesucian cinta bisa dibuktikan dalam doa kepada Allah SWT. Cinta bukan hanya sekadar sehidup semati, melainkan sehidup se-Surga."

Muhammad Azhar Aditya Pradana

☕☕☕

2 minggu kemudian.

Saat ini mereka berada di sebuah hutan untuk melaksanakan prewedding.

"Ma Syaa Allah cantiknya calon istri tuan Azhar," ucap lelaki itu menatap kagum kepada Eshal, perempuan yang berada di depannya.

"Ternyata hari ini adalah hari persiapan pernikahan kita, apakah kamu yakin dengan pilihan kamu untuk menikahi ku?" tanya Eshal mulai meneteskan air matanya, Azhar menyadari itu walaupun calon istrinya itu kembali menggunakan niqab panjangnya.

"Bagaimana aku bisa lari dari seseorang yang ditakdirkan untukku, dan bersamanya adalah jalan yang terbaik, terindah bagi dalam kehidupan mulai dari sekarang dan selamanya," jawab Azhar menatap dekat Eshal.

(Bayangkan ini saja fotonya)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Bayangkan ini saja fotonya).

Eshal hanya tersenyum semakin lebar karena, ia yakin Azhar adalah jawabannya langitnya yang setiap hari ia do'akan.

"Kamu juga seperti bidadari apalagi memakai baju seperti ini berwarna putih suci seperti cinta kita nantinya," tambah Azhar tersenyum dengan sangat lebar juga, mereka berdua bahagia.

"Setelah nanti selesai foto kita ini, kita pergi ke suatu tempat," ajak lelaki itu, Eshal memberikan kode seperti bertanya kepadanya.

"Rahasia," jawab Azhar singkat.

"Kamu cocok dengan jas hitam kamu ini," ucap Eshal.

Mereka sudah berganti pakaian menjadi warna hitam.

"Nanti setelah kita menikah, aku ingin berfoto bersama kuda," kata Eshal tiba-tiba kepada calon suaminya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Nanti setelah kita menikah, aku ingin berfoto bersama kuda," kata Eshal tiba-tiba kepada calon suaminya itu.

"Tidak perlu kamu bilang, aku akan menyiapkannya karena, aku juga sudah memikirkan konsep yang sama," jawab Azhar bahagia, ternyata mereka memang benar satu hati, satu jiwa.

Matahari  Dalam Doa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang