Sekarang menunjukkan pukul 01:15, dan Akira baru saja pulang dari basecamp dan langsung berbaring di tempat tidurnya dengan mengenakan pakaian lengkap.
Akira menatap langit-langit kamarnya dengan tangan ke atas melihat gelang tangannya yang terjuntai. Akira teringat dengan pembicaraannya dengan Ciko di basecamp.
Flashback On
"Gue tadi dengar dari anak-anak yang lain kalau lo udah ngebatalin pertunangan lo sama Sultan. Apa sekarang perasaan lo sama dia sudah berakhir?" Ucapan Ciko seketika membuat tangan Akira di keyboard terhenti.
"Lo tau betul perasaan gue sama dia Ciko. Tapi dia nggak suka sama gue." Ucap Akira tersenyum sendu.
"Apa yang lo suka dari dia Ra? Bahkan dia nggak bisa ngeliat keistimewaan lo."
"Bukankah cinta tidak perlu alasan? Gue hanya merasa bahwa dia sosok yang selama ini gue cari, dia bukan cowok yang ramah tapi dia orang yang cukup peduli dan itu sudah cukup buat gue."
"Tapi dia nggak ngehargai perasaan lo Ra."
"Gue nggak papa Ciko, lagi pula gue udah ngebatalin pertunangan gue sama dia. Karena kalau gue lanjutin maka gue sama dia bakalan saling menyakiti."
Akira menepuk punggung tangan Ciko agar tidak marah dengan apa yang dijelaskannya. Tapi detik kemudian Ciko menggenggam erat tangan Akira, Akira pun sedikit terkejut dan seketika menatap Ciko yang sekarang menatapnya lurus.
"Kalau gitu, apa gue boleh ngejar lo? Perasaan gue masih sama, gue suka sama lo Akira." Ucap Ciko tanpa ragu.
"Ciko..." Akira menghela nafas panjang sambil menarik tangannya dari genggaman Ciko.
"Ini ketiga kalinya gue nyatain perasaan gue sama lo. Apa gue nggak pantas buat lo?" Akira hanya diam dan menggelengkan kepalanya.
Akira tau bahwa perasaan Ciko padanya sangat tulus, tapi perasaan cinta Ciko padanya tidak sampai ke hati kecil Akira. Setelah pertemuan dirinya dengan teman Sultan yang bernama Abimanyu dan Ishar, sejak itulah sudut pandang cinta tulus dimata Akira berubah.
Pasangan yang di pertemukan oleh takdir tapi tidak di dukung oleh waktu membuat Akira sadar bahwa cinta itu hadir disaat dua orang itu saling percaya dan saling mencintai.
Bahkan disaat Ishar sudah meninggal, Abimanyu tetap setia dan memilih untuk hidup sendiri merawat anak angkatnya. Karena bagi Abimanyu Ishar adalah satu-satunya cintanya dan kehidupannya.
"Ciko, jika kita menjalin hubungan dan Tuhan tiba-tiba mengambil gue. Apa lo akan tetap menunggu gue sampai kita bertemu kembali? Atau lo akan mencari pasangan yang baru?" Pertanyaan Akira sontak membuat Ciko kehilangan kata-kata.
"Gue akan-" Ciko tidak bisa melanjutkan perkataannya dan seketika mengalihkan pandangannya dari Akira.
"Alasan gue ngebatalin pertunangan, karena gue yakin bahwa Sultan tidak bisa melakukan hal itu untuk gue. Karena itu juga gue nggak bisa ngebalas perasaan lo Ciko." Ucap Akira lembut agar Ciko bisa memahami perasaannya.
Ciko pun terdiam, tapi perasaan sukanya tidak berkurang. Hanya saja Ciko tidak bisa berjanji atas kehidupannya untuk diri Akira. Melihat Ciko terdiam, Akira pun memeluk teman baiknya itu dengan hangat.
"Lo cowok yang baik Cik, jadi lo bisa dapatkan cewek yang baik dari pada gue." Ucap Akira.
"Tapi perasaan gue nyatanya hanya buat lo Akira." Ucap batin Ciko.
Flashback Off
Akira pun menghela nafas berat dan menutup matanya sebentar. Akira merasa sesak di dadanya. Akira memperlihatkan keceriaannya di depan semua orang hanya untuk menutup rasa sedihnya atas pembatalan pertunangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Soul Piece {END}
FanfictionTakdir tidak bisa dirubah, Akira dan Sultan saling menyakiti perasaan mereka masing-masing. Tanpa sadar mereka saling membenturkan takdir dan kehancuran pada hidup mereka. Cinta, kesedihan, kekecewaan membuat mereka terpuruk dalam lubang hitam yang...