"Akira!" Pekik Ciko dan langsung berlari menghampiri Akira.
Teriakan Ciko sontak membuat Pedro, Popo dan Darka yang sedang asik bermain pun terkejut. Pedro pun berdiri dengan menatap Akira khawatir.
"Akira? Lo udah baikan? Kenapa lo ada di basecamp?" Tanya Popo yang segera menghampiri Akira.
"Lo semua kenapa sih? Gue itu baik-baik aja, lo semua terlalu berlebihan." Ujar Akira sambil menepuk pundak Popo.
"Kenapa lo maksain tubuh lo sih? Lo seharusnya istirahat aja Ra." Ucap Ciko menyentuh lembut kepala Akira lembut.
"Gue baik-baik aja. Gue udah cukup istirahat, btw dimana Farah?" Tanya Akira.
"Farah lagi beli makanan keluar, palingan bentar lagi datang dia." Ujar Popo.
Setelah itu Akira pun menganggukan kepalanya, kemudian Ciko merangkul Akira sambil mengusap kepala Akira menuju tempat Akira biasa bermain.
Akira pun tersenyum senang ketika melihat meja tempatnya bermain di penuhi dengan toples permen kesukaannya.
"Apa ini dari lo?" Tanya Akira pada Ciko dengan wajah senangnya.
"Bagaimana bisa lo tau itu?" Ucap Ciko yang merasa heran.
"Karena hanya lo yang bisa mikir buat ngasih gue ini."
"Apa lo nggak suka?"
"Gue suka banget Ciko, terima kasih lo udah beliin permen kesukaan gue."
"Syukurlah, kalau lo senang."
"Sekarang lo harus makan permen ini dari tangan gue." Ucap Akira dengan menyuapkan permen tersebut pada Ciko.
Ciko yang gugup pun perlahan membuka mulutnya dan Akira pun segera memasukkan permen itu ke mulut Ciko. Tapi tanpa sebgaja jari Akira menyentuh bibir Ciko.
Akira tidak menyadari akan hal itu, sedangkan Ciko nerasa gugup dan salah tingkah karena jari Akira yang menyentuh bibirnya.
"Sangat lembut..." Gumam Ciko.
"Apa? Lo bilang apa tadi?" Tanya Akira karena tidak mendengar jelas gumaman Ciko disampingnya.
"Nggak papa." Ucap Ciko yang wajahnya terlihat sangat senang.
Akira pun menggelengkan kepalanya sambil tertawa. Kemudian Akira melanjutkan membuka gamenya untuk latihan.
"Akira, main sama gue mau?" Tawar Darka.
"Oke! Lo mau make apa?" Tanya Akira.
"Gue mau coba pake tank, dan jadi roam lo."
"Sip! Jaga gue baik-baik yau."
"Siap bosqu!" Seketika gelak tawa pun memenuhi basecamp.
Popo dan Ciko tertawa melihat interaksi Darka dan Akira. Sedangkan Pedro menatap Akira penuh kekhawatiran, tangan Pedro mengepal dan berjalan keluar menuju balkon.
Pedro merasa khawatir dengan apa yang dikatakan Lily tentang Akira. Pedro tidak peduli dengan kehancuran timnya, tapi Pedro khawatir dengan nama baik Akira yang terancam karena masa lalu yang diketahui oleh Lily.
Hingga mata Pedro melihat sebuah mobil yang tidak asing di matanya. Detik kemudian mata Pedro membulat saat melihat Kola yang berada di dalam mobil tersebut.
"Sial! Kenapa dia ada disini?!" Runtuk Pedro dan langsung berlari keluar.
"Ped! Lo mau kemana?!" Teriak Ciko saat melihat Pedro berlari tergesa-gesa.
"Mau basmi iblis!" Teriak Pedro yang langsung mengambil kunci motor matic Akira di atas meja.
Akira dan Darka pun mengerutkan keningnya saat melihat Pedro yang pergi tergesa-gesa. Sedangkan Pedro sudah mengejar mobil Kola dengan kecepatan tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Soul Piece {END}
أدب الهواةTakdir tidak bisa dirubah, Akira dan Sultan saling menyakiti perasaan mereka masing-masing. Tanpa sadar mereka saling membenturkan takdir dan kehancuran pada hidup mereka. Cinta, kesedihan, kekecewaan membuat mereka terpuruk dalam lubang hitam yang...