Tidak terasa waktu berlalu dengan cepat, sudah satu minggu berlalu semenjak Akira bertengkar dengan Sultan disaat dirinya mengambil berkas Vanilla di ruangan Sultan.
Akira juga sudah satu minggu tidak menemui Jessica. Akira tidak ingin lemah pada tujuannya saat melihat sosok kakak perempuannya itu.
"Akira. Ayo kita berangkat, yang lain udah sampai duluan." Ucap Darka yang sudah memakai hoodie squad mereka untuk perlombaan.
"Baiklah." Ucap Akira yang langsung menghampiri Darka.
Darka pun menggenggam tangan Akira menuju mobilnya terparkir. Darka menatap Akira heran dan khawatir. Karena sudah satu minggu ini Akira jarang bebicara dan bercanda bersama.
Bahkan Akira terlihat jarang berbicara dengan Popo yang menjadi sahabat baiknya, hal itu membuat Darka khawatir. Kemudian mereka berdua pun masuk kedalam mobil untuk pergi ke tempat perlombaan.
Darka mengendarai mobilnya dengan kecepatan normal, sedangkan Akira hanya diam menatap jalanan dari balik jendela mobilnya. Akira pun masih memikirkan ucapan orang suruhan Vanilla yang satu minggu yang lalu.
Akira masih belum mengetahui apakah sosok yang bernama Aisha itu adalah keluarga dari Bimo atau bukan. Jika Aisha mempunyai hubungan keluarga dengan Bimo, maka Vanilla sudah sangat kelewatan batas.
"Akira awas!" Teriak Darka dengan bersamaan dirinya menginjak rem dengan kuat.
Akira pun terkejut dan Darka pun melebar kedua matanya saat melihat dua orang yang mengenakan pakaian serba hitam melempari mobilnya dengan batu.
"Bangsat!" Runtuk Darka yang marah dan hendak keluar dari mobil.
"Biarkan saja." Akira pun menahan Darka agar tidak keluar dari mobil.
Sedangkan dua orang yang mengenakan pakaian serba hitam itu langsung pergi dengan cepat dengan motornya. Darka pun menghela nafas berat dan langsung melihat ke arah Akira untuk melihat keadaannya.
"Lo baik-baik aja?" Tanya Darka khawatir.
"Gue baik-baik aja, hal ini jangan sampai diketahui sama Pedro dan Popo. Mereka pasti akan khawatir." Pinta Akira.
"Baiklah kalau itu mau lo." Darka pun menuruti permintaan Akira.
Sedangkan mobil hitam yang berada di belakang mereka memperlihatkan sosok Vanilla yang sekarang tersenyum puas. Vanilla senang karena berhasil meneror Akira.
Orang yang melemparkan batu ke mobil Akira dan Darka adalah orang suruhan Vanilla. Vanilla ingin membuat ancaman pada Akira, karena itu untuk menjauhi Akira dari Sultan.
"Jangan pernah mencoba mendekati Sultan lagi Akira, karena Sultan milik gue." Ucap Vanilla dengan melihat mobil Darka yang pergi menjauh dari hadapannya.
Setelah itu Vanilla pergi menuju kantor untuk bersiap melakukan pemotretan untuk proyek yang Sultan kerjakan.
Wajah Vanilla sangat senang karena bisa menghabiskan waktu berdua dengan Sultan. Karena itu adalah peluang dirinya untuk bisa dekat kembali dengan Sultan.
Vanilla mengendarai mobil dengan perasaan senang. Hingga tidak terasa Vanilla pun sampai di kantor, Vanilla segera keluar dari mobilnya.
Vanilla berjalan hingga mata Vanilla melihat sosok Sultan yang sekarang berdiri mengenakan kaos hitam dan celana kain berwarna hitam.
"Sultan." Ucap Vanilla yang langsung merangkul tangan Sultan tanpa melihat Sultan sedang berbicara dengan seseorang.
"Apa kabar Vanilla?" Ucap Abimanyu yang berdiri dihadapan Sultan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Soul Piece {END}
FanfictionTakdir tidak bisa dirubah, Akira dan Sultan saling menyakiti perasaan mereka masing-masing. Tanpa sadar mereka saling membenturkan takdir dan kehancuran pada hidup mereka. Cinta, kesedihan, kekecewaan membuat mereka terpuruk dalam lubang hitam yang...