Petir

62 40 15
                                    

Tiga hari berlalu setelah Akira mendapatkan panggilan misterius itu, selama tiga hari itu Akira hanya di rumah dan berdiam diri di kamar.

Akira pun melewati latihan bersama dengan timnya karena merasa ketakutan ucapan dari orang tersebut. Akira menutup pintu meski Lingga mencoba untuk bertanya tentang keadaannya.

Tapi hari ini Akira sudah berpakaian rapi dengan mengenakan jaket timnya untuk berangkat ke pertandingan yang tinggal beberapa jam lagi.

"Akira, lo udah siap?" Tanya Jessica dari balik pintu kamar Akira.

"Iya, gue udah siap." Jawab Akira.

"Yaudah, kalau gitu gue duluan kebawah. Darka udah nunggu kita di mobil, buruan." Ucap Jessica.

Setelah itu Jesicca pergi dari depan kamar Akira. Sedangkan Akira pun dengan cepat mengambil handphonenya yang ada di atas tempat tidur.

Saat Akira hendak menyimpan handphonenya ke dalam jaket, tiba-tiba pesan dari Sultan baru saja masuk dan Akira segera membuka pesan itu.

Sultan
Siang ini, gue sama anak DEVIL yang lain datang ke pertandingan lo.

Akira menghela nafas berat, seperti biasanya Sultan selalu menonton pertandingannya. Semenjak pertunangan mereka dulu, Sultan tidak pernah absen menonton pertandingannya.

Akira tidak membalas pesan tersebut, dan segera keluar dari kamarnya untuk menghampiri Jessica dan Darka yang sudah menunggunya.

"Lo yakin bisa ikut pertandingan kali ini?" Tanya Darka saat Akira berjalan ke arahnya.

"Gue baik-baik aja, gue cuman kurang istirahat aja karena ngurusin proposal." Ujar Akira agar Darka tidak mengkhawatirkan dirinya.

"Kalau ada apa-apa bilang sama gue atau sama Jessica." Ucap Darka.

Jessica pun menganggukan kepalanya sambil mengusap kepala Akira. Akira pun tertawa kecil melihat Darka dan Jessica yang sangaf khawatir padanya.

"Sumpah ya lo berdua udah kaya bokap sama nyokap gue aja." Ledek Akira dan langsung mendapatkan jitakan kecil dari Darka.

"Dah ah buruan, entar lagi kita telat." Ucap Jessica.

Setelah itu mereka bertiga pun dengan cepat masuk ke dalam mobil dan segera berangkat ke tempat pertandingan. Karena teman-temannya yang lain sudah menunggu mereka.

Sedangkan di tempat lain terlihat Jhosep berada di studio pemotretan dan memantau Vanilla yang sekarang sedang melakukan pemotretan.

"Gue harus cari tau tentang cewek ini." Ucap Jhosep dalam hati.

Tidak lama kemudian terlihat seorang perempuan yang tidak asing datang menghampiri Vanilla. Jhosep mengerutkan keningnya karena merasa tidak asing dengan orang itu.

Orang itu adalah Lily, terlihat Lily berbicara dengan Vanilla dan hal itu membuat Jhosep penasaran. Detik kemudian mereka berdua pergi dari tempat pemotretan.

Jhosep pun segera mengikuti mereka berdua yang sekerang berjalan menuju tangga darurat yang sepi. Jhosep bersembunyi di bawah tangga agar bisa mendengar pembicaraan Vanilla dan Lily.

"Bagaimana bisa lo tau kalau gue adalah mantan dari Sultan anggota DEVIL?" Tanya Vanilla.

"Gue tau semuanya, dan sekarang lo berencana mau balikan sama dia kan? Tapi sosok Akira menjadi penghalang lo." Ucap Lily dan mata Vanilla melebar.

"Bagaimana bisa lo tau itu?!"

"Karena kita berdua memilik musuh yang sama. Gue akan bantu lo buat dapatin Sultan."

Destiny Soul Piece {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang