Sekarang Akira mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi karena Vanilla mengejarnya dibelakang. Akira mengabaikan kepalanya yang berdarah karena Vanilla membenturkan kepalanya beberapa waktu yang lalu.
Kemudian Akira membuka handphonenya dan Akira mendapatkan pesan dari Geo bahwa Ciko dan Lily sudah menyerahkan diri mereka ke kantor polisi. Di saat Akira membaca pesan, tiba-tiba mobilnya di tabrak oleh Vanilla dari belakang.
"Ahh! Tidak! Ini belum waktunya!" Akira membanting stir untuk menghindari mobil Vanilla dan melaju mobilnya lebih cepat lagi.
Setelah itu Akira menekan kontak Sultan, karena sekarang hanya Sultan yang bisa membantu rencananya untuk menjebak Vanilla dalam kejahatannya sendiri.
"Hallo Sultan!" Ucap Akira saat panggilan itu tersambung.
"Akira?! Kamu dimana?! Aku sedang dijalan, katakan kamu dimana, biar aku jemput." Ucap Sultan khawatir.
"Aku baik-baik saja Sultan, sekarang kamu harus telpon polisi dan ikut arah GPS aku. Kamu harus datang tepat waktu, apa kamu mengerti?"
"Polisi? Sebenarnya kamu kenapa Akira?!" Sultan sangat khawatir ketika mendengar suara Akira yang begitu panik.
"Aku tidak apa-apa, sekarang Vanilla mengejarku. Jadi kamu harus ikut perkataan ku tadi."
"Vanilla mengejar kamu?! Sebenernya kamu kenapa Akira?!" Akira tidak menjawab pertanyaan Sultan dan langsung memutuskan panggilan itu.
Sultan yang khawatir pun menyalakan GPS nya untuk menemukan keberadaan Akira. Sultan juga menghubungi polisi sesuai permintaan Akira, Sultan tidak tau apa rencana Akira sebenarnya.
"Sial! Gue harap Akira baik-baik aja. Oh Tuhan! Tolong jaga dia, jangan buat dia terluka sedikitpun!" Ucap Sultan yang sekarang sangat pucat karena mengkhawatirkan keadaan Akira.
Sedangkan Akira tetap melajui mobilnya meski Vanilla beberapa kali membenturkan mobilnya hingga membuat Akira sangat kesulitan. Akira mencoba mengulur waktu agar dirinya bisa bertepatan dengan Sultan yang datang.
Kepala Akira terasa pusing dan berat, tapi Akira berusaha menahannya. Akira menggiring Vanilla menuju sebuah sungai besar. Akira pun menghentikan mobilnya dan keluar dari mobil dengan cepat.
Vanilla pun juga menghentikan mobilnya dan keluar dari mobil dengan membawa sebuah tongkat golf di tangannya. Akira berdiri dengan menatap Vanilla tanpa rasa takut, sedangkan Vanilla sangat jengkel dan marah pada Akira.
"Berhentilah Akira, lo sudah kalah! Serahkan video itu sama gue, atau lo akan berakhir seperti Aisha!" Ucap Vanilla.
"Cobalah rebut dari gue Vanilla." Ujar Akira tersenyum sinis.
Vanilla yang tidak bisa menahan emosi lagi berlari menghampiri Akira dan menampar wajah Akira. Tapi Akira langsung membalas Vanilla dengan pukulan keras.
Akira juga menendang kaki Vanilla dan seketika Akira terhenti saat mendengar suara sirine polisi yang terdengar samar-samar. Karena hal itu membuat Akira lengah dan Vanilla langsung memukul kepala Akira dengan tongkat golf itu.
Tiba-tiba telinga Akira berdengung dan sulit mendengar sesuatu, tapi Vanilla yang melihat Akira kesakitan pun tersenyum licik. Vanilla mencengkram kerah baju Akira dan mendorong tubuh Akira hingga ke tepi sungai.
"Dengar Akira, gue benci sama lo. Lo cewek pembawa sial, jadi lo nggak pantas buat Sultan!" Ucap Vanilla.
Tapi tanpa di duga Akira hanya tersenyum, dan kemudian Akira menahan tangan Vanilla yang mencengkram kuat bajunya. Akira mencengkram kuat tangan Vanilla dan mencakar pergelangan tangan Vanilla hingga membuat Vanilla meringis kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Soul Piece {END}
FanfictionTakdir tidak bisa dirubah, Akira dan Sultan saling menyakiti perasaan mereka masing-masing. Tanpa sadar mereka saling membenturkan takdir dan kehancuran pada hidup mereka. Cinta, kesedihan, kekecewaan membuat mereka terpuruk dalam lubang hitam yang...