"Ahhh capek banget gue!" Keluh Akira dengan menghempaskan tubuhnya ke sofa yang ada di basecamp.
"Lo udah makan?" Tanya Pedro yang sekarang sedang melakukan siaran langsung bermain.
"Sudah, btw dimana yang lain." Tanya Akira sambil melambaikan tangannya ke arah kamera dimana Pedro melakukan siaran langsung.
"Popo sama Darka lagi ada urusan di Bandung. Kalau Ciko lagi nemanin mamanya liburan ke Thailand." Jawab Pedro dengan melemparkan boneka bantal pada Akira.
Akira pun mengacungkan jempolnya pada penonton siaran langsung Pedro dengan wajah ramahnya. Kemudian Akira merebahkan tubuhnya di sofa sambil memeluk bantal boneka yang diberikan Pedro padanya.
Akira memainkan handphonenya dan mencoba melihat sosial medianya yang semenjak pagi tadi membunyikan notifikasinya. Akira mengerutkan keningnya saat melihat sebuah video yang dikirimkan oleh seseorang.
"Apa ini?" Gumam Akira dengan menekan tombol play pada video itu.
Tapi detik kemudian Akira dikejutkan dengan video yang memperlihatkan rekaman dimana Sultan yang sedang bertengkar dengan teman-temannya saat di cafe dua hari yang lalu.
Tidak lama kemudian sebuah pesan masuk, dan pesan itu dari saingan terbesar Akira yaitu Kola. Kola yang menjadi musuh tim Akira beberapa hari yang lalu di pertandingan.
"Ped, gue keluar bentar ada urusan penting!" Akira langsung bangun dari tidurnya dan berlari keluar dari basecamp menuju motor maticnya.
"Kira! Akira! Urusan penting apa?!" Pedro yang melihat wajah emosi Akira pun menjadi khawatir.
Pedro hendak mengejar Akira tapi Pedro yang sedang melakukan siaran langsung pun tidak bisa melakukannya. Pedro merasa Akira sekarang sangat marah dan hal itu membuat Pedro khawatir.
Sedangkan Akira sudah mengendarai mobilnya menuju basecamp BLOOD dengan kecepatan tinggi tanpa peduli bunyi klakson yang mengarah padanya.
Akira menuju perumahan elit di Jakarta pusat, karena disana tempat basecamp BLOOD berada. Hingga Akira menghentikan motornya tepat di depan rumah mewah dengan mobil sport putih terparkir di luar.
"Akira?!" Ucap cowok berambut ikal berwarna hitam keabu-abuan terkejut melihat sosok Akira.
"Geo, dimana Kola?!" Tanya Akira dingin pada Geo.
"Ada di dalam, lo kok bi-" Geo belum selesai bertanya, Akira sudah lebih dulu masuk ke dalam basecamp.
Akira masuk ke dalam basecamp BLOOD tanpa rasa ragu. Hingga Akira melihat Kola yang sedang duduk bersama seorang perempuan. Akira mengambil figure hero kecil dan melemparkannya ke kepala Kola.
"Akhh! Bangsat! Siapa yang ngelemparin gue?!" Teriak Kola marah hingga membuat semua orang di dalam basecamp terkejut.
"Gue!" Ucap Akira lantang.
Seketika Kola dan semua orang yang ada di basecamp pun berbalik melihat Akira yang berdiri dengan wajah penuh amarah. Sedangkan Geo baru saja sampai dengan nafas tersengal-sengal setelah mengejar Akira.
"Lo? Ngapain lo disini?" Tanya Kola dengan tatapan tajamnya.
"Gue ada urusan sama lo." Ucap Akira dengan berjalan mendekati Kola.
"Ada urusan apa lo sama cowok gue?!" Ucap Lily yaitu pacar dari Kola yang sekarang berdiri di hadapan Alex.
"Tutup mulut lo, sebelum gue hancurin mulut lo itu!" Akira mendorong tubuh Lily agar tidak menghalanginya untuk berhadapan dengan Kola.
Lily yang hampir jatuh di tangkap oleh teman-temannya Kola. Tapi detik kemudian Lily hendak menghampiri Akira kembali. Tapi Geo menahannya karena menurut Geo, Akira bukan lawan yang pantas untuk Lily.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Soul Piece {END}
FanfictionTakdir tidak bisa dirubah, Akira dan Sultan saling menyakiti perasaan mereka masing-masing. Tanpa sadar mereka saling membenturkan takdir dan kehancuran pada hidup mereka. Cinta, kesedihan, kekecewaan membuat mereka terpuruk dalam lubang hitam yang...