Satu Minggu Berlalu....
"Akira, apa kamu yakin akan ikut ke persidangan terakhir ini?" Tanya Sultan khawatir.
"Aku baik-baik saja Sultan, aku ingin memastikan Vanilla mendapatkan hukuman yang pantas." Ucap Akira dengan mengusap lembut pipi Sultan.
"Baiklah, kamu menang kali ini." Sultan menuruti ucapan Akira.
Setelah itu Sultan dan Akira keluar dari mobil, mereka berdua berjalan menuju ruangan persidangan. Mereka berdua segera masuk ke dalam ruangan persidangan tepat persidangan hendak di mulai.
Sultan dan Akira duduk di kursi depan disamping orangtua Jessica. Sedangkan kedua orangtua Sultan duduk di belakang mereka bersama Jhosep dan Jessica.
"Baiklah, hari ini adalah keputusan persidangan. Semua bukti yang diberikan oleh pengacara Vivi dan nona Akira sebagai korban membuktikan bahwa nona Vanilla bersalah." Ucap hakim.
"Nona Vanilla sudah melakukannya pembunuhan saat masih dibawah umur. Nona Vanilla juga melakukan kecelakaan berencana pada tuan Pedro dan Lingga. Nona Vanilla juga melakukan pengancaman pada tuan Ciko dan nona Lily untuk melakukan tindakan kejahatan." Lanjut hakim.
Akira menatap Vanilla yang sekarang terdiam memucat dengan tubuh yang gemetar. Akira yakin bahwa Vanilla mendapatkan hukuman karena itu memang pantas untuk Vanilla.
"Sudah gue bilang lo harus membayar semuanya Vanilla." Ucap batin Akira dengan mata Vanilla yang menatap ketakutan pada Akira.
"Hei! Bukankah dia menyeramkan. Jangan liat penyihir itu." Ucap Sultan dengan menghalangi pandangan Akira pada Vanilla dengan tangannya.
"Penyihir? Bukankah itu mantan kamu?" Goda Akira dengan senyuman jahilnya.
"Ayolah, aku sendiri bingung bagaimana bisa dulu aku pacaran dengannya." Jawab Sultan malas dan hal itu membuat Akira menutup mulut agar tidak tertawa.
Sultan pun mendengus kesal, Sultan mencubit pipi Akira dan Vanilla menatap iri dengan hal itu. Vanilla merasa Akira tidak pantas berada disamping Sultan karena hanya dirinya yang pantas menurut Vanilla.
"Jadi hukuman yang akan dijatuhkan pada nona Vanilla adalah denda sebanyak 568 juta dan hukuman penjara selama 30 Tahun." Ucap hakim itu dengan memukul palu di mejanya.
"Kenapa nggak seumur hidup aja sih tuh cewek dihukum?!" Ucap Jessica kesal mendengar keputusan hakim.
"Jessica, lo pikir 30 tahun singkat? Lo hitung aja 30 tahun kedepan berapa umur dia. Bukankah dia sudah menua di penjara tanpa bisa melakukan apapun." Ucapan Akira membuat Riana dan Simon tertawa kecil.
"Dia benar, itu bukan hukuman yang singkat." Ujar Simon.
Jessica pun membayangkan Vanilla yang berada di penjara selama 30 tahun. Jessica tersenyum puas sambil menjulurkan lidahnya pada Vanilla yang sekarang sangat marah dengan keputusan hakim.
Jhosep yang melihat hal itu pun tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya. Sedangkan Vanilla hendak marah tapi dengan cepat pengacaranya berusaha menahan Vanilla agar tidak membuat keributan.
Setelah itu hakim menutup persidangan dan keluar dari ruangan tersebut. Akira dan Sultan beserta yang lain keluar dari pintu belakang karena menghindari para wartawan yang ingin mewawancarai Akira.
Sultan tidak ingin Akira mendapatkan pertanyaan yang akan membebaninya. Karena itu Sultan dan keluarganya berusaha melindungi Akira dari semua media yang mencoba mendekati Akira.
Sekarang Akira bergandengan tangan dengan Jessica, sedangkan Sultan dan Jhosep hanya berjalan di belakang mengikuti mereka berdua. Terlihat Akira sangat senang bisa berbicara dengan Jessica.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Soul Piece {END}
FanfictionTakdir tidak bisa dirubah, Akira dan Sultan saling menyakiti perasaan mereka masing-masing. Tanpa sadar mereka saling membenturkan takdir dan kehancuran pada hidup mereka. Cinta, kesedihan, kekecewaan membuat mereka terpuruk dalam lubang hitam yang...