"Terima kasih sudah datang ke konferensi pers hari ini." Ucap Akira pada beberapa media yang ada di depannya.
"Jadi apa ada hal penting yang ingin disampaikan ke publik?" Tanya salah satu wartawan.
"Ya, saya akan mengatakan semua tentang kebenaran saya yang tidak diketahui publik." Ucap Akira pelan.
Mata Akira melihat ke arah Sultan yang berdiri disamping Jhosep. Sultan dan Jhosep berdiri dibelakang para media untuk mengawasi jalannya konferensi pers Akira berjalan lancar.
Sultan menghela nafas berat hingga Jhosep pun melihat ke arah Sultan. Tapi mata Jhosep menajam saat melihat bercak merah di leher Sultan.
"Leher lo kenapa?" Tanya Jhosep dan sontak Sultan langsung menyentuh lehernya.
"Ayam warna-warni gue nggak sengaja gigit leher gue." Ucap Sultan.
"Sejak kapan lo pelihara ayam warna-warni?" Tanya Jhosep penasaran
"Sejak gue beli." Jawab Sultan sambil menatap kearah Akira.
Sultan mengusap lembut bercak merah yang ada di lehernya. Mata Sultan pun bertemu dengan mata tajam Akira hingga Sultan pun mengalihkan pandangannya.
Beberapa jam yang lalu...
"Sultan, menikahlah denganku." Ucap Akira dan sontak membuat Sultan terkejut.
"Akira? Apa maksud kamu?" Ucap Sultan melepaskan pelukannya agar bisa melihat wajah Akira dengan jelas.
"Aku ingin mencoba egois untuk diriku sendiri. Aku hanya ingin orang yang ku suka tetap berada disamping ku."
"Apa kamu serius Akira? Kamu nggak bakalan ninggalin aku kan?" Tanya Sultan dan dijawab Akira dengan anggukan kepala sambil tersenyum manis.
Sultan yang sangat senang pun langsung memeluk Akira. Akira pun membalas pelukan itu dengan erat. Tangan Akira mengusap lembut bagian belakang kepala Sultan.
Sultan tersenyum senang dan semakin mengeratkan pelukannya, hingga tubuh Sultan menegang membeku saat merasakan sesuatu lembut di lehernya.
Ternyata itu adalah Akira yang sedang menggigit kecil leher Sultan dan menciumnya lembut. Sultan mengepal kedua tangannya saat merasakan sensasi lembut dan lembab di lehernya.
"I will leave my mark so that no other woman will tease you." Ucap Akira tersenyum sambil melepaskan pelukannya itu.
"Who did you learn from?" tanya Sultan sembari menyentuh pipi Akira.
"Popo." Jawab Akira santai.
"Sial! Popo udah ngontorin otak cewek gue!" Runtuk Sultan marah.
Akira pun tertawa kecil melihat wajah Sultan yang kesal. Tapi detik kemudian Akira pun berdiri dari tempat duduknya dan menatap ruang operasi dimana Pedro baru saja keluar ruangan itu.
"Sultan, aku harus melakukan konferensi pers hari ini." Ucap Akira.
"Apa? Untuk apa konferensi pers?" Tanya Sultan yang merasa bingung dengan ucapan Akira.
"Aku akan mengatakan tentang kematian mami ke publik dan memberikan informasi kecelakaan Pedro dan Qisrah."
"Apa? Apa kamu gila Akira?!"
"Aku harus mengungkapkan kebenaran itu sendiri sebelum Vanilla yang mengungkapkannya ke publik"
"Jika kamu mengatakan kebenaran itu maka karir kamu akan hancur selamanya Akira!"
"Aku tidak peduli dengan karirku, aku tidak ingin sahabat ku di rugikan hanya karena masalahku. Karena itu aku harus mengatakan kebenaran sebelum Vanilla memanipulasinya." Ucap Akira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Soul Piece {END}
FanfictionTakdir tidak bisa dirubah, Akira dan Sultan saling menyakiti perasaan mereka masing-masing. Tanpa sadar mereka saling membenturkan takdir dan kehancuran pada hidup mereka. Cinta, kesedihan, kekecewaan membuat mereka terpuruk dalam lubang hitam yang...