Sultan dan Bimo pun berdiri dengan tubuh menegang, mereka berdua melihat tubuh Pedro dan Qisrah yang penuh darah di angkat keluar dari mobil mereka.
"Pedro!" Sultan dan Bimo menghampiri Pedro yang masih sadarkan diri sambil memegang erat tangan Qisrah.
"To-tolong selamatin cewek gue, dan pa-panggilkan Akiraa..." ucap Pedro dan seketika kesadarannya pun hilang.
"Tolong bawakan mereka ke rumah sakit Dewantara Medika." Ucap Sultan pada petugas ambulan.
Petugas ambulan itu pun langsung mengangkat tubuh Pedro dan Qisrah kedalam mobil ambulan.
"Bimo, lo ikut mobil ambulan. Ada sesuatu yang harus gue pastikan. Minta Abimanyu yang langsung merawat mereka berdua." Ucap Sultan.
"Lo mau kemana Sultan?" Tanya Bimo khawatir pada Sultan.
"Gue mau memastikan sesuatu." Ucap Sultan dengan tangan yang terkepal.
Bimo pun hanya bisa menghela nafas berat dan kemudian langsung masuk ke dalam mobil ambulan untuk menemani Pedro dan Qisrah.
Setelah memastikan mobil ambulan sudah berjalan menjauh, Sultan pun berjalan mendekati mobil Pedro yang sedang di jaga oleh pihak kepolisian.
Sultan dengan hati-hati menyelinap mendekati mobil Pedro, setelah mengenakan sarung tangan kulit Sultan segera mencoba rem mobil Pedro.
"Seperti dugaan gue, ini jebakan yang mudah dibaca." Gumam Sultan.
Setelah itu Sultan dengan cepat beranjak dari tempat itu sebelum polisi menyadari keberadaannya. Sultan kembali ke dalam mobilnya dan mengambil handphonenya.
"Gue harus nelpon Akira." Ucap Sultan dengan menekan kontak Akira.
Sultan merasa sedikit takut untuk mengabari Akira tentang Pedro dan Qisrah. Karena mereka berdua adalah orang-orang terdekat Akira yang sangat disayanginya.
Hingga detik kemudian terdengar suara Akira mengangkat panggilan telponnya. Perasaan debaran gugup dan khawatir semakin terasa.
"Hallo?" Ucap Akira.
"Akira, gue harap lo bisa tenang saat gue bilang ini." Ucap Sultan dengan perasaan yang tidak nyaman.
"Katakanlah Sultan." Ucap Akira datar.
"..."
"Sultan..."
"Pedro dan Qisrah mengalami kecelakaan, sekarang mereka dibawa kerumah sakit Abimanyu." Ujar Sultan dan Akira yang berada di perpustakaan sontak meremas kuat buku yang sedang dia pegang.
"Baiklah, gue akan segera kesana. Kita akan bertemu 2 jam lagi Sultan, karena sekarang gue ada di Bandung." Jawab Akira tanpa emosi sedikit pun.
Sultan mendengar jawaban Akira yang cukup tenang membuat Sultan sangat terkejut dan tidak sesuai dengai apa yang dia khawatirkan sebelumnya.
"Apa lo baik-baik aja Akira?" Tanya Sultan lembut.
"Gue baik-baik aja, gue berangkat sekarang. Lo juga jangan lupa hati-hati." Ucap Akira tulus.
Setelah itu Akira memutuskan panggilan tersebut dan segera mengabari Jessica agar cepat kembali ke Jakarta. Sedangkan Sultan terdiam dengan wajah yang swdikit bersemu.
Sultan mengusap wajahnya dan kemudian melihat kearah bingkai foto kecil yang ada di dasbor mobilnya. Itu adalah foto Akira menang pertandingan saat pertama kali Sultan datang untuk menemaninya.
Flashback On
"Gimana? Kerenkan gue tadi!" Ucap Akira dengan wajah penuh percaya dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Soul Piece {END}
FanfictionTakdir tidak bisa dirubah, Akira dan Sultan saling menyakiti perasaan mereka masing-masing. Tanpa sadar mereka saling membenturkan takdir dan kehancuran pada hidup mereka. Cinta, kesedihan, kekecewaan membuat mereka terpuruk dalam lubang hitam yang...