Sudah dua hari berlalu semenjak kepergian Lingga, dan malam ini baru saja selesai acara keagamaan di rumah Akira. Sultan dan Jhosep berada di rumah Akira untuk membantu.
Bahkan Popo, Farah dan Qisrah juga turut datang membantu dan berusaha menghibur Akira. Tapi saat Sultan berjalan dan melihat Akira yang duduk diam membuat Sultan khawatir.
"Bagaimana?" Tanya Sultan saat Jessica yang baru saja datang dari tempat duduk Akira.
"Dia tetap tidak mau bicara. Ini sama seperti saat tante Adel meninggal dulu." Ucap Jessica dengan perasaan sedih.
"Biar gue yang coba untuk ngomong sama dia."
"Sebaiknya jangan, gue takut dia akan mengeluarkan emosi dengan melukai dirinya sendiri. Kita tunggu sampai Akira tenang lebih dulu."
"Tapi-"
"Gue tau lo khawatir, tapi jangan sampai rasa khawatir lo malah melukai dia." Ujar Jessica.
"Siapa yang dibawa Geo itu?!" Ucapan Jhosep sontak membuat Sultan dan Jessica memalingkan wajah mereka ke arah tunjuk Jhosep.
Sultan mengerutkan keningnya saat melihat Geo yang datang bersama dengan dua orang yang mengenakan pakai formal. Seorang laki-laki dan seorang perempuan yang berwajah datar. Mereka berdua memeluk Akira penuh kehangatan.
"Aku tidak mengenalnya, aku tidak pernah melihat mereka berteman dengan Akira." Ucap Jessica pada Jhosep.
Seketika Sultan terdiam, Sultan teringat dengan ucapan Geo padanya yang mengatakan bahwa ASMODEUS dan DEVIL sangatlah berbeda karena itu Sultan diminta oleh Geo untuk tidak berurusan dengan ASMODEUS atau mengganggu ketenangan ketuanya.
"Sepertinya gue tau siapa mereka?" Ucap Sultan.
"Siapa?" Tanya Jhosep dan Jessica bersamaan.
"ASMODEUS." Ucap Sultan yang matanya langsung bertemu dengan mata laki-laki yang memeluk Akira itu. Jhosep dan Jessica pun sangat terkejut.
Sedangkan Akira sekarang hanya diam saat melihat kedatangan Lavon dan Hoya dihadapannya. Lavon dan Hoya teman dan sekaligus ketua dari ASMODEUS datang untuk melihat keadaan Akira.
"Maaf, gue sama Hoya datang terlambat." Ucap Lavon.
"Apa sekarang lo sudah melakukan apa yang gue minta?" Tanya Akira yang berdiri dihadapan Lavon.
Sultan mengerutkan keningnya ketika melihat Akira yang terlihat sedang berbicara dengan Lavon dari kejauhan. Lavon menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Akira.
"Sepertinya cowok lo sudah melakukan pergerakan untuk Vanilla. Gue baru aja dapat informasi dari Ethan kalau Sultan dan Jhosep sedang melakukan manipulasi barang bukti Bimo untuk melepaskan dari tuduhan narkoba." Ujar Lavon.
"Apa itu akan membuat Sultan dalam masalah?" Tanya Akira tertunduk sedih.
"Tenanglah kak Akira, Ethan bilang kalau semua itu tidak akan membahayakan Sultan." Ucap Hoya sembari mengusap lembut kepala Akira.
"Syukurlah..."
"Tapi dari pada itu, alasan aku dan Lavon datang kesini karena ingin mengatakan tentang kecelakaan om Lingga." Ucapan Hoya seketika membuat Akira menegang dan menatap Hoya dan Lavon penuh tanda tanya.
Akira langsung menatap tajam ke arah Hoya dan mencengkram kuat pundak Hoya. Sultan yang melihat wajah marah Akira pun menjadi khawatir, Akira yang mencengkram kuat pundak Hoya hanya diabaikan Hoya begitu saja.
"Apa maksud ucapan lo Hoya? Apa bokap gue meninggal bukan karena kecelakaan?" Tanya Akira dengan aura dingin.
"Vanilla membuat bokap lo kecelakaan Akira." Ucap Lavon sembari melepaskan cengkraman Akira dari pundak Hoya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Soul Piece {END}
Fiksi PenggemarTakdir tidak bisa dirubah, Akira dan Sultan saling menyakiti perasaan mereka masing-masing. Tanpa sadar mereka saling membenturkan takdir dan kehancuran pada hidup mereka. Cinta, kesedihan, kekecewaan membuat mereka terpuruk dalam lubang hitam yang...