Keheningan

40 7 0
                                    

"Sultan sebelum insiden yang dialami oleh Akira terjadi, Akira meminta menghubungi dia. Dia Vivi mantan pacar gue sekaligus pengacara yang dipercayai Akira untuk kasus ini." Ucap Darka memperkenalkan Vivi pada Sultan.

"Kenapa Akira mempercayai kasus ini sama dia? Lo pasti tau alasannyakan?" Tanya Sultan.

"Gue nggak tau alasan Ak-"

"Itu karena gue memiliki ikatan kuat dengan sosok yang ada dibelakang Akira. Gue rasa lo paham maksud gue, karena lo calon suami dari Akira." Ucap Vivi dengan wajah yang datar dan Darka pun mengerutkan keningnya karena tidak mengerti ucapan Vivi.

Sultan pun diam dan menatap tajam ke arah Vivi, Sultan pun paham dengan yang dimaksudkan Vivi sosok yang ada dibelakang Akira. Sosok yang ada dibelakang Akira adalah ASMODEUS.

Sultan tidak menduga bahwa ASMODEUS memilik kuasa seperti itu, bahkan Akira sangat mempercayai Vivi untuk mengurus kasus besarnya itu. Sultan bisa menebak bahwa Vivi miliki kuasa besar seperti layaknya ASMODEUS.

"Setelah semua ini selesai gue akan menjauhkan Akira dari ASMODEUS, gue nggak tau apa saja yang bisa mereka lakukan dimasa depan." Ucap Sultan dalam hati.

"Jika ini permintaan Akira sendiri, maka gue akan mengikutinya. Satu hal yang gue mau, Vanilla dan Ciko jangan sampai lepas. Gue akan melakukan apapun untuk membuat Vanilla mendekam di penjara, gue siap jadi saksi." Ucap Sultan.

"Persidangannya akan dimulai besok, apa lo bisa datang kepersidangan itu? Gue juga butuh bukti bahwa sikap obsesi Vanilla memang berbahaya." Ujar Vivi dengan memberikan sebuah berkas pada Sultan.

Darka pun mengerutkan keningnya melihat Vivi memberikan sebuah berkas. Darka sangat penasaran dengan isi berkas itu, karena Darka masih merasa khawatir dengan kasus Akira sekarang.

"Berkas apa itu?" Tanya Darka.

"Sultan akan memahaminya, karena itu berkas yang ditujukan langsung untuk Sultan." Ucap Vivi dan kemudian langsung berdiri dari tempat duduknya.

"Baiklah, kalau begitu biarkan aku mengantarmu pulang." Darka menggenggam tangan Vivi dan Vivi pun menganggukkan kepalanya.

Setelah itu Darka dan Vivi pun pergi meninggalkan Sultan duduk sendirian. Sultan menatap berkas itu dengan perasaan penuh penasaran, kemudian Sultan membuka amplop itu dan Sultan menemukan sebuah surat.

Sultan, gue Lavon ketua dari ASMODEUS. Ini permintaan dari Akira sama gue. Karena itu gue mengirim pengacara pribadi nyokap gue, dia bernama Vivi dan mantan dari Darka yaitu sahabat Akira sendiri.

Vivi adalah pengacara dan sekertaris nyokap gue, dan gue pastikan dia akan memenangkan persidangan ini. Dia pengacara yang jujur dan pintar, tapi untuk menghancurkan Vanilla sampai ke akar lo harus mengorbankan nama baik lo.

Maksud gue, lo harus mengungkapkan masa lalu lo yang hampir melenyapkan nyawa Yuta. Dengan cara itu Vanilla akan hancur dan Akira akan mendapatkan keadilan atas meninggal bokapnya.

"Kalau dengan cara ini gue bisa melindungi Akira, maka gue nggak akan peduli sama nama baik gue." Ucap Sultan.

Kemudian Sultan pun memasukkan kembali berkas itu ke dalam amplop, Setelah itulah Sultan beranjak pergi dari tempat itu. Sultan masuk ke dalam mobil dan segera melaju menuju rumah sakit dimana Akira berada.

Di perjalanan Sultan melihat ke arah buket bunga marigold dengan warna yang sangat cerah di dalam mobilnya. Sultan sudah lebih dulu membeli buket bunga itu sebelum dirinya bertemu dengan Darka dan Vivi.

"Gue pengen dia cepat sadar. Tapi, gue harus ngomong apa untuk memberitahukan tentang kebenaran keadaannya." Gumam Sultan dengan sorot mata yang sendu.

Sultan menarik nafas dalam dan tidak terasa akhirnya Sultan sampai di rumah sakit. Sultan keluar dari mobil dan berjalan menuju ruangan Akira, tapi langkah Sultan terhenti saat melihat beberapa wartawan berdiri di luar rumah sakit.

Destiny Soul Piece {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang