17

1.7K 320 27
                                    

"Jadilah Budak ku, Kim Jisoo"

Bisik Jennie tepat di telinga Jisoo. Jennie kemudian mundur dengan posisi masih membungkuk untuk melihat wajah Jisoo. Dia ingin melihat ---menikmati--- ekspresi Jisoo yang terlihat menyedihkan itu.

Tangan Jisoo terkepal erat. Jisoo menunduk, Matanya tertutup untuk mengatur emosi yang seharusnya tidak boleh ada saat berhadapan dengan istrinya.

"Apa kamu sudah memaafkanku, Jennie?" Lirih Jisoo saat dia masih menunduk.

"Hm?"

"Apa kamu sudah memaafkan ku?" Jisoo mengangkat wajah nya. Matanya yang berbeda warna langsung menemukan mata coklat milik istrinya yang terlihat meremehkan nya. "Kamu bilang akan memaafkan ku kalau aku mencium kakimu. Aku sudah melakukan nya. Jadi, apa kamu sudah memaafkan ku?"

Jennie terkekeh. Dia kembali menegakan tubuhnya. Tanganya terlipat didepan dada saat dia melihat kearah Jisoo yang masih berlutut dengan pandangan merendahkan.

"Menurutmu?" Ucap Jennie.

"Jennie Kim tidak akan mengingkari perkataan nya" Jisoo berucap seakan menunjukan sebuah fakta yang nyata. Mata nya sedari tadi tidak lepas dari mata istrinya.

Jennie terdiam. Apa yang dikatakan Jisoo memang benar. Seorang Jennie yang bangga dengan dirinya tidak pernah mengingkari apa yang dia katakan. Tapi, Jennie tidak mau mengungkapkan kalau dia sudah memaafkan Jisoo. Tidak, Dia tidak akan pernah memaafkan Jisoo.

Kesalahan Jisoo terlalu fatal untuk dimaafkan. Dan Jennie telah bersumpah akan membuat hidup Jisoo menjadi neraka.

Jennie menatap dingin kearah Jisoo saat dia mencoba mengalihkan topik pembicaraan mereka. Tapi, Bagi Jisoo diam nya Jennie sudah berarti 'iya' untuk dirinya.

"Mulai sekarang, kamu adalah budak ku" Ucap Jennie dengan nada menuntut.

"Pfffttt..." Jisoo tiba-tiba menutupi mulutnya. Bahunya bergetar saat dia menahan tawa sembari menundukkan kepalanya. "Kekekeke... Budak? Hehehehe"

Dahi Jennie mengerut saat Jisoo mulai tertawa. Itu bukan tawa yang menyenangkan, itu lebih seperti tawa yang mengerikan.

Jisoo mengangkat kepala nya kembali untuk melihat Jennie. Matanya dipenuhi rasa geli saat melihat istrinya. "Sayangku Jennie... Seberapa rendahnya aku dimatamu, Hm?"

Hati Jennie tiba-tiba bergetar dengan rasa waspada. Mata Jisoo yang menyedihkan, matanya yang penuh penyesalan beberapa saat lalu telah berubah. Itu digantikan dengan mata yang penuh percaya diri dan menatap dirinya dengan geli, seakan Jennie adalah lelucon paling lucu yang pernah Jisoo lihat.

"Apa menyenangkan melihatku merendah, Sayang?" Jisoo menunjukan senyum menawannya. Dia kemudian bangkit dari posisi berlutut nya dan mengambil satu langkah lebih dekat dengan Jennie.

Jennie tanpa sadar ikut mundur. Matanya menatap Jisoo dengan waspada. Ingatan tentang Jisoo yang brutal di klub kembali terlintas di benak Jennie.

"Udah aku bilang! Berhenti memanggilku dengan sebutan itu!" Jennie melihat Jisoo dengan amarah, mencoba menyembunyikan rasa takut yang tiba-tiba menyerangnya dibalik fasadnya yang dingin. "Aku gak pernah sudi jadi istrimu! Jangan pernah memanggilku dengan panggilan yang intim!"

Jisoo menghentikan langkahnya. Senyum diwajah Jisoo menghilang. Matanya yang unik menatap lurus kearah Jennie tanpa ekspresi.

"Apa kamu tau aku tidak peduli?" Ucap Jisoo sambil memiringkan kepalanya.

"Aku tidak peduli pada perasaanmu, mau kamu suka atau tidak, aku akan memanggilmu apapun yang aku mau. Sama sepertimu yang tidak peduli pada perasaanku, dengan terus merendahkanku dan memaki ku" Jisoo mengambil satu langkah lagi ke depan saat matanya fokus pada mata coklat Jennie yang terlihat marah.

My Weird Hubby (Jensoo G!P) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang