27

2.5K 352 110
                                    

Aku didepan~

Kenapa aku di depan?

Entahlah~

Canda gaes. Aku mau ngasih tau aja.

Bab ini mengandung kekerasan, kecemasan, Kata-kata kasar, dan pelecehan.

Jika kalian gak nyaman, yaudah gak usah baca wkwkwk

Happy reading gaes!

____________________________

Dedaunan bergerak dengan perlahan diterpa angin. Rasanya sejuk dan memenangkan. Apalagi bagi sepasang suami-istri (?) yang tengah duduk tenang dibawah pohon itu.

"Jisoo?" Jennie berucap saat dia mulai menggeser tubuhnya agar lebih nyaman bersandar pada Jisoo-nya.

"Ya, sayang?" Jisoo menyaut, matanya tertutup dan kepalanya bersandar dengan nyaman dikepala Jennie.

"Apa kamu marah?" Jennie bertanya, pandangan matanya yang sedih menatap tangan Jisoo yang masih terbalut gips dan ada banyak gambar tidak senonoh disana. Jennie lalu meraihnya dan menggenggam nya di kedua tangan.

"Marah? Kenapa aku marah?" Jisoo kembali bertanya sambil menjauhkan kepala mereka yang saling bersandar dan mengalihkan pandangan nya yang bingung pada Jennie.

"Kamu gak marah setelah apa yang aku lakuin ini? Dengan tanganmu ini? Sama yang dilakuin sama pengagumku?" Jennie kemudian ikut menoleh kearah Jisoo. "Sama yang aku lakuin waktu aku marah ke kamu..." Lanjut Jennie dengan terdengar seperti gumaman.

Jarak wajah mereka sangat dekat karena posisi satu sama lain. Jisoo tersenyum manis pada Jennie. Setelahnya, Satu ciuman lembut berhasil Jisoo curi dari bibir istrinya. Jennie jelas langsung menatap Jisoo dengan tajam. Namun, Jisoo tidak peduli saat dia mengeratkan pelukan nya di perut Jennie, menariknya untuk semakin dekat dengan tubuhnya.

"Gimana bisa aku marah dengan istriku yang manis ini?" Jisoo berucap dengan mata yang kembali tertutup saat bisa merasakan kesejukan sore yang bercampur dengan aroma manis istrinya. Jisoo lalu kembali menyandarkan kepalanya dikepala Jennie meski istrinya itu mendengus jengkel.

"Jangan merayuku, kamu kira aku bakal luluh sama pickupline orang aneh?" Jennie mencibir Jisoo dengan sinis, meski tubuhnya tidak singkron sama ucapannya, karena sekarang Jennie kembali bersandar pada tubuh Jisoo dan membiarkan Jisoo menguncinya dalam pelukan erat.

Jisoo tertawa kecil. Kali ini dia mencuri ciuman dipipi Jennie sebelum menenggelamkan wajahnya dibahu Jennie, menghirup dalam-dalam aroma istrinya.

Jennie tentu saja kembali merasa sebal. Dia langsung memukul tangan Jisoo yang melingkari perutnya dengan kesal membuat Jisoo lagi-lagi tertawa kecil dibahu Jennie.

"Kamu ini! Bisa nggak berhenti cium aku terus?!"

"Gak bisa."

"Kim Jisoo!" Jennie mencubit lengan kali ini dan lagi-lagi, Jisoo hanya tertawa kecil.

Lenggang sejenak. Keduanya terdiam karena rasa nyaman masing-masing. Dengan Jisoo yang menyadarkan kepalanya dipohon belakangnya dan Jennie yang memainkan jari tangan Jisoo. Setelahnya, Jisoo kembali bicara ditengah keheningan mereka.

"Aku gak bakalan marah sama kamu, Wifey. Lakukan apapun yang kamu mau" Jisoo menaruh dagunya dibahu Jennie lagi dengan pandangan yang menatap lurus ke depan. "Asal kamu tau batasan nya"

Jennie terdiam sejenak. Dia tanpa sadar mengigit pipi bagian dalamnya saat suaranya yang lirih kembali terdengar. "Gimana kalau aku melewati batasnya, Jisoo?"

My Weird Hubby (Jensoo G!P) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang