37

1.9K 328 145
                                    

Hera menghela napas nya perlahan. Tanganya yang tadinya mengenggam udara kosong justru berbalik menggenggam tangan Jisoo.

"Jisoo... " Hera mencoba tersenyum ringan. "Kamu tau dia hanya ilusi, kan?"

Jisoo terdiam, Senyum getir terbit di bibir hatinya. "Gimana bisa dokter tau dia hanya ilusi?"

"Aku tidak bisa melihatnya Jisoo" Hera berbicara dengan perlahan, takut menyinggung Jisoo. "Itu hanyalah ilusi yang kamu buat karena rasa bersalah mu tentang kejadian lima tahun lalu"

"Kalau dokter tidak bisa lihat, belum tentu itu tidak ada." Jisoo tertawa kecil. "Itu juga berlaku sebaliknya Dokter. Meski kita bisa melihatnya, Dia tidak pernah ada. Dia tidak pernah lagi sama."

Hera merenung beberapa saat. Sedangkan, Jisoo masih bermain dengan gadis ilusi nya, Nini, yang terkadang berlarian sepanjang taman dengan jisoo yang memperhatikan nya.

"Dokter" Panggil Jisoo membuat Hera melihat kearahnya.

"Ya, Jisoo?"

"Apa aku bisa sembuh, Dok?" Tanya Jisoo pada Hera. Rasa hangat di tangan nya terasa nyata saat Nini memegangi tanganya.

Hera tersenyum tulus padanya. "Bisa, kamu pasti bisa. Aku jamin itu" Hera lalu merapikan rambut Jisoo yang terlihat berantakan di terpa angin. "Hanya mulai terbuka lah pada orang di sekitarmu, pada orang-orang yang menyayangi mu. Mulai lah Terima kenyataan tentang sekarang dan ikhlaskan yang pergi."

Jisoo melihat Nini yang menatapnya dengan polos. "Apa kamu mau melepasku, Chu?"

Suara kekanakan Nini terdengar di telinga Jisoo. Yang terakhir tersenyum lembut dan kembali melihat kearah Hera. "Aku... Sepertinya tidak bisa melakukan itu, Dokter"

"Bukan tidak bisa. Tapi, kamu terlalu terikat dengan masa lalu Jisoo" Hera menghela napas pelan. "Lakukan secara perlahan. Aku yakin, suatu saat kamu pasti bisa melakukan nya" Hera lalu menggusap lengan Jisoo secara lembut. "Aku akan selalu ada untukmu, Jisoo. Mari kita lewati ini bersama, sama seperti lima tahun yang lalu"

Jisoo merasakan usapan lembut di lengan nya. Rasa hangat dari usapan Hera membuat Jisoo tersenyum. Nini yang meletakan dagunya di lutut Jisoo juga ikut tersenyum.

"Dia wanita yang baik! Nini suka dia, Tapi, suaminya jahat, Nini gak suka!" Ucap Nini dengan tampang cemberut yang lucu. "Tanyakan padanya Chu, Apa dia masih tetap membantumu meski ada masalah dengan suaminya?"

Jisoo tertawa kecil dan mengangguk. "Terimakasih Dokter."

Hera tersenyum. Tapi, senyumnya segera hilang saat Jisoo kembali berbicara.

"Tapi, apa kamu tetap membantuku saat aku membunuh Anak dan Suami mu?" Tanya Jisoo sembari melihat kearah Hera. Nini naik diatas pangkuan Jisoo dan bersandar pada tubuhnya, kakinya berayun saat Dia juga melihat kearah Hera.

Hera terdiam beberapa saat sebelum menggeleng pelan. "Jangan mengatakan omong kosong Jisoo, aku tau bukan kamu pembunuhnya, itu hanya kecelakaan"

"Tapi aku penyebab kecelakaan itu" Ucap Jisoo.

"Bukan kamu" Hera kembali menggeleng.

"Krytal melihatku keluar malam sebelum kecelakaan, Dokter. Dan CCTV rumahmu kebetulan mati saat itu, bisa saja aku menyuruh Taehyung untuk itu." Jisoo berkata dengan ringan. Sedangkan Nini bersenandung pelan di pangkuan Jisoo. "Semua bukti mengarah padaku. Bahkan kakek ku sendiri sampai membayar polisi untuk menutup kasus nya karena dia curiga kalau memang aku pelakunya. Kenapa kamu masih yakin bahwa bukan aku pelakunya?"

My Weird Hubby (Jensoo G!P) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang