40

1.8K 338 102
                                    

Jennie perlahan membuka matanya. Dia mendesis pelan saat pandangannya mulai berputar dan bau obat yang menyengat membuat dirinya mual.

Tanganya terangkat untuk memijit pangkal hidungnya. Namun, geraman tertahan lolos dari bibirnya saat Jennie bisa merasakan infus tertancap di pergelangan tanganya.

"Dimana aku?" Monolog Jennie saat dia masih menutupi matanya dari pencahayaan lampu Neon.

Suara pintu terbuka. Jennie bisa mendengar langkah kaki berjalan masuk dan beberapa pembicaraan.

"Ya. Dia baik-baik saja" Suara seorang wanita yang tidak dikenal Jennie terdengar. "Pendarahan ringan. Tidak terlalu beresiko, untuk saat ini, bayinya masih baik-baik saja."

Mendengar itu. Jennie seketika dipenuhi ketakutan. Dia akhirnya ingat bahwa dirinya pingsan setelah perutnya terasa sangat sakit. Namun, Dia sediki lega saat mengetahui bayinya masih baik-baik saja.

"Maaf sayang... Kamu pasti lelah karena mommy mengajak mu jalan terlalu lama" Batin Jennie saat tanganya yang tidak diinfus bergerak ke perutnya.

"Karena Wali nya, Kim Jisoo, tidak bisa dihubungi, Aku akhirnya menghubungi orang tua nya dan mereka akan segera datang"

Mata Jennie otomatis terbuka saat dia mendengar ucapan berikutnya.

"Apa maksud anda dengan Kim Jisoo menghilang, Tuan Kim?" Nada Suara itu terdengar menahan amarah dan Jennie seketika merasa jantungnya berdetak cepat.

'J-Jisoo hilang?'

"Kemana semua penjaga yang Anda kirim. Tuan? Bagaimana bisa Anda kehilangan cucu Anda?!"

Suara itu langsung berhenti saat Jennie berusaha untuk bangkit dengan tiba-tiba. Beberapa ucapan kata terdengar untuk menutup telpon sebelum tangan hangat membantu Jennie untuk menyamankan posisi bangsal nya agar dia bersandar.

"Aku terkejut karena kamu tiba-tiba bangun" Suara yang sama menanyainya dengan kelembutan. "Bagaimana perasaanmu?"

Jennie mengatur rasa pusing dikepalanya sebelum bergumam pelan sebagai jawaban. "Buruk"

Ya.. Perasaannya sangat buruk sekarang. Dia kacau. Rasa sakit di perutnya sudah hilang. Namun, rasa pusing dikepalanya tidak kunjung reda.

"Aku membelikanmu makanan. Dokter bilang kamu pingsan karena kelelahan dan kekurangan energi" Ucap Suara itu lagi dengan penuh perhatian. "Kapan terakhir kali kamu makan, Jennie?"

Jennie terdiam. Terakhir kali dia makan adalah sarapan kemarin pagi yang dia masak di kosan Jisoo. Tiba-tiba rasa yang menyekik muncul di dadanya, apalagi ketika mengingat bahwa Jisoo nya juga belum makan apapun sejak kemarin lusa karena rasa mual yang dialaminya.

"Jisoo... " Jennie tiba-tiba bergumam. Dia akhirnya mengangkat pandangannya dan bertemu tatap dengan seorang wanita paruh baya yang cantik. Jennie mengenalnya meski mereka baru bertemu sekali. Dia adalah Kwon Hera, seorang Terapis yang menangani Trauma Jisoo.

"Jisoo?" Hera bertanya dengan bingung saat Jennie menyebut nama pasien nya.

"Jisoo" Jennie berkata dengan gelisah. "Saya mendengar anda berbicara tentang nya. Bagaimana dengan Jisoo?"

"Memangnya kenapa dengan Jisoo?" Hera mencoba tersenyum dengan hangat saat dia menyiapkan makan untuk Jennie.

"Nyonya.. Anda tau apa yang saya maksud" Jennie membiarkan meja kecil diletakan di depan nya. Dia tetap fokus pada Hera yang mulai menata makanan di meja kecil. "Tolong jelaskan, apa maksud dengan Jisoo yang menghilang?"

Gerakan tangan Hera berhenti beberapa saat. Dia lalu tersenyum pada Jennie dan duduk di sisi ranjangnya.

"Aku dengar ingatanmu sudah kembali?" Tanya Hera. Melihat Jennie yang kebingungan, Dia kembali menambahkan. "Aku terapis Jisoo, Jennie. Aku perlu tau semua masa lalunya agar aku bisa tau dari mana rasa sakit nya berasal." Hera lalu mengangkat bahu main-main. "Bisa dibilang aku tau semuanya, Ditambah Jisoo menceritakan semuanya padaku, tanpa terkecuali."

My Weird Hubby (Jensoo G!P) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang