Epilog.

3.1K 322 120
                                    

Pintu gudang dibanting terbuka dengan keras. Soojoo yang menangis di kursinya tanpa sadar berteriak untuk meminta tolong entah pada siapapun itu.

"TOLONG!! T-TOLONG TEMANKU!! D-Dia tertembak... M-Merekaa...hiks.." Soojoo kembali terisak. Dia tidak kuat saat harus melihat tubuh Jennie dan Jisoo sudah tergenang di kolam darah mereka berdua.

Para pria berbaju Hitam segera menerobos masuk. Tiga orang langsung mengecek keadaan Jensoo, salah satunya berbicara lewat interkom saat kedua lain nya mengangkat dengan tergesa-gesa tubuh kedua yang bersimbah darah.

Mereka semua telat datang karena Krystal memperlambat mereka. Entah kenapa firasat krystal menyuruh untuk menahan orang-orang itu.  Jadi, Krystal sedikit membuat kekacauan dengan berlari menjauh dan terkadang memberontak saat dia di bawah pergi.

Kakek Kim jelas marah dengan tingkah Krystal apalagi Dia dengan berani menjebak cucu nya. Dia lalu dengan keras menampar kedua pipi Krystal hingga pipinya membengkak dan Kai, pacarnya, dihajar habis-habisan oleh para bodyguard keluarga Jisoo.

Kenapa kakek Kim tidak segera pergi ke gudang dan menyelamatkan cucunya?

Karena dia terlalu percaya diri dengan kemampuan cucu semata wayang nya. Jadi, kakek Kim menikmati dulu melihat Krystal memohon untuk pacar nya yang babak belur sebelum menyuruh para bodyguard untuk pergi ke gudang.

Sayangnya, kepercayaan dirinya membuatnya harus melihat cucu dan cucu menantunya bergelimpangan darah saat dibawa keluar oleh para bodyguard nya. Soojoo juga berhasil dilepaskan. Dan sedang berada di gendongan salah satu bodyguard karena pingsan melihat tubuh Jensoo yang diangkat.

"Maafkan saya. Tapi, pasien sudah kehilangan banyak darah sebelum dia bawa kesini, apalagi salah satunya memiliki peluru yang bersarang di paru-paru nya." Dokter berkata dengan sendu sebelum menambahkan. "Dengan berat hati saya mengatakan. Nyawa mereka bertiga tidak terselamatkan"

'Bertiga'

Mendengar itu semua orang tanpa sadar meluruhkan air mata. Lisa segera merosot ke lantai dan langsung terisak dengan kencang. Kedua teman nya, kedua teman masa kecil nya...harus pergi selamanya bersama buah hati mereka...

Kenapa semuanya berakhir seperti ini? Apa salah Jisoo dan Jennie hingga harus memiliki akhir yang seperti ini? Harusnya dia lebih cepat untuk datang ke rumah sakit dan mencegah Jennie pergi.

"Bodoh... Hiks... Kamu bodoh lisa.. Bodoh, bodoh, BODOH!!" Lisa mulai meraung dang memukuli kepalanya, menyalahkan dirinya sendiri tentang apa yang terjadi.

Rose juga menitikan air mata. Dia dengan cepat menarik Lisa dalam pelukan nya dan menangis bersama sahabatnya.

Satu-satunya sahabatnya sekarang.

Mommy Jennie tampak kacau. Dia menangis dengan keras di pelukan suaminya yang juga tengah berlinang air mata. "J-Jennie.. Hiks.. Putriku... Cucu ku... Hiks.."

Harusnya mereka mencegah Jennie untuk pergi pada malam itu. Harusnya mereka tidak menuruti perkataan Hera untuk memberikan Jennie ruang. Jika saja mereka bertemu Jennie, mereka pasti bisa mencegahnya untuk pergi. Dan mungkin... Mungkin saja... Jennie dan juga Jisoo bisa terselamatkan.

"Gak mungkin... " Yerim menggeleng cepat. "Gak mungkin Kak Jen sama Kak Ji ninggalin aku gitu aja!" Yerim lalu meraih lengan sang dokter saat air mata lolos dimatanya "Kak Ji biasanya suka ngeprank. katakan kalo ini cuma ide nya kak Ji sama kak Jen kan, dok? Mereka pasti ketawa dibalik ruangan itu kan?!"

Dokter hanya bisa memasang wajah yang  prihatin. Yerim lalu melepaskan lengan dokter. Dia menggeleng lagi tanda tidak percaya. Matanya yang berlinang kemudian menatap ruang operasi sebelum berlari dengan cepat sembari berteriak dengan kalap.

My Weird Hubby (Jensoo G!P) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang