"Biebi mau bawa Nab kemana bii??" tanya Nabila yang bingung karena mata nya ditutup kain oleh Paul."Diem dulu ya cantik ku... sabar bii" jawab Paul yang menyelesaikan ikatan kain di mata Nabila.
"Sini sini, nunduk dikit sayang awas kepentok"
Paul menuntun Nabila agar masuk kedalam mobil. "Feel good?" tanya Paul memastikan istrinya nyaman atau tidak.
Nabila mengangguk, "Yaapp"
Paul kemudian menutup pintu untuk Nabila dan masuk mobil duduk bersebelahan dengan Nabila.
"Tapi bii, harus banget Nab pake penutup mata begini? Kan kita baru mau berangkat" tanya Nabila yang masih terheran heran.
"Kalo mata kamu ga ditutup nanti kamu tau dong bii" jawab Paul dengan lembut dan mulai melajukan mobilnya.
"Ooo gitu ya..."
Sejalan dengan mobil mereka yang bergerak menyusuri jalan, waktu berasa sangat cepat. Kini mereka berdua sampai di tujuan.
"Udah boleh dibuka belum bii? Nab takut pas Nab melek malah item semua" ucap Nabila mengada ada.
"Ishhh kamu ini" heran Paul, "Sini aku buka" tangannya terulur membuka kain yang telah menutup mata Nabila.
Nabila masih menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam kornea nya. Setelah matanya terbuka sempurna senyuman yang awalnya mengembang mulai memudar.
"TARAAAA!!" tanya Paul dengan ekspresi girang nya.
Terlihat satu rumah besar mewah di hadapan mereka berdua. Mobil milik Paul juga sudah terparkir apik di garasi rumah tersebut.
Nabila memandang Paul, "Ini beneran bii?"
Paul mengangguk dengan semangat, "Surpriseee!!"
"Beneran ini mata Nab ditutup sejam buat ini? Kenapa mata Nab ditutup segala? Kan Nab udah sering kesini?" tanya Nabila terheran heran karena tingkah polah Paul yang random.
Yang benar saja, rumah yang ada dihadapan Nabila juga Paul ini memang rumah mereka berdua. Rumah yang sudah dibeli sebelum mereka menikah. Dan tentu saja Nabila dan Paul sudah sering kesini untuk menyicil renov dan desain ulang rumah mereka.
"Oohhh..." Paul menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Biar kaya di film film bii"
"Ooohh gitu" Nabila mengangguk sambil menyeringai kepada Paul. "Kalau begitu YEAAAYYY NAB SENENG BANGET SAMA RUMAH BARU KITAAAA. Give me a hug!!"
Paul memeluk erat istrinya. Sangat sederhana bukan cara mereka untuk bahagia. "Tapi aku lebih senengnya ke kamu bii"
"Euungg paling bisa deh biebi" gemas Nabila pada Paul.
"I love u istriku" ucap Paul lalu mengecup kening Nabila singkat.
__✨__
"SENGGG!!"
"SEEENGG!!"
Salma berteriak di kuping Rony dan menggoyang goyang tubuh Rony agar segera bangun.
"HMMM!!?" hanya deheman yang keluar dari mulut Rony. Matanya masih kuat terpejam.
"SEENGGG BANGUNNNN IH!!"
Dengan sekuat tenaga, Salma masih berusaha untuk membangunkan Rony. Tidak salah kalau Rony susah bangun, orang hoby nya tidur. Begitu juga Salma, mereka sama. Bagi mereka berdua tidur adalah suatu kegiatan yang sangat sangat penting dalam hidup mereka.
Bukannya bangun, Rony malah menaikkan selimutnya hingga tubuh nya tak terlihat. Salma yang melihat itu menghela nafas panjang nya.
"Sayaaaaangg" dengan nada yang lembut dan mendayu dayu, jari lentik Salma membuka selimut Rony pelan pelan. "Utututuuuu masih ngantuk ya sayang? Cape banget ya semalem begadang?" jari nya kini mengelus pipi Rony mesra.
Rony dengan posisi mata yang masih terpejam mengangguk pelan. "Heem Ca"
Cupp
Salma mengecup singkat bibir Rony. Seperkian detik mata Rony langsung terbuka lebar. Tangannya kini memeluk pinggang Salma dan membawanya lebih dekat.
Cupp
Kini Rony yang mendaratkan kecupannya. "Cantik banget sih" ucapnya dengan suara serak khas orang bangun tidur.
Cupp, cupp, cupp, cuuuupppp
Rony dengan berani memberi Salma kiss attack di seluruh wajah nya. Salma hanya bisa berdiam diri di situasi saat ini. "Jarang banget pagi kita bisa romantis gini Ca" ujar Rony sembari merapikan rambut Salma.
Kedua tangan Salma menangkup pipi Rony. "Bangun seng! BANGUUUUUNNN!" ia berteriak tepat di hadapan wajah Rony.
Rony terlonjak kaget karena suara menggelegar milik Salma. "Set dahh!!"
"Bangun gak! bangunnn! ayooo bangunnnn!!" kini Salma sudah duduk di samping Rony sambil berusaha mengangkat Rony agar segera bangun.
"IYAAA IYA BANGUN INI BANGUN" kesal Rony, "Ngerusak suasana aja lo! Ngapain sih teriak teriak?"
"Makanya kalo dibangunin tuh cepetan bangun! Kebo banget jadi orang" omel Salma sembari tangannya merapikan tempat tidur nya.
"Ini tuh weekend Ca"
"Siapa yang nanya? Gue juga tauuu"
"Yaudah ah sini cuddle ajah kita hari ini" Rony menarik tangan Salma untuk kembali tidur di kasur.
"Cuddle cuddle matamu seng" kini mata Salma melotot rasanya ingin keluar. "Liat tuh kaca rias gue!!"
Rony yang mendengar kalimat Salma kini menatap ke arah meja rias milik istri nya itu. "Masih pecah?"
Pertanyaan macam apa itu? Masih? Masih pecah? Bener bener ya Rony. Udah tau kesabaran istrinya itu bagai tisu kena air dibagi jadi lima puuuulwuuuuuh.
"Kamu nayeeaakk!?? Yaiyalah masih pecah. Lo janji weekend ini kita pergi beli kaca baru yaaa!! Jangan sok sok an lupa lo. Gue gediikk juga lama lama"
"Ngapain sih Ca buru buru banget?"
"Heh Parulian! Denger ya" Salma memberi jeda pada kalimat nya. "Kaca rias gue ini udah dua hari pecah dan lo udah janji mau beliin kaca baru weekend ini. Asal lo tau ya seng, anak perawan itu pamali kalo ngaca di kaca pecah"
Rony yang mendengar itu dibuat menganga, "Ga salah denger nih Ca? Apa tadi? Anak perawan?" kini ia berdiri dan memeluk Salma dari belakang lalu berbisik, "Kalo lupa gue ingetin lagi ya Ca, perawan lo udah punya gue sejak dua taun yang lalu"
.
.
.
.
.TINGGAL KAN JEJAK
KAMU SEDANG MEMBACA
PANAROMA SERIES (HIATUS)
FanfictionDua keluarga yang saling bertetangga, tinggal di sebuah cluster elit. Menceritakan kehidupan sehari hari kedua pasutri ini. Bagaimana kehidupan mereka sehari hari? Bisakah mereka menjadi tetangga yang rukun? ================== #1-nyomanpaul (16/6/2...