PS - 12

3.9K 249 13
                                    

Hari ini Rony harus keluar kota tepatnya di Bali, bersama Paul karena urusan bisnis yang tidak bisa di tinggalkan. Sudah dari beberapa minggu kemarin perusahaan yang Rony pimpin bekerja sama dengan perusahaan yang Paul pimpin.

Di rumah Rony kini sedang ramai karena sibuk bertengkar dengan Salma yang ingin ikut bersama Rony ke luar kota.

"Gamau tau pokok nya aku ikut!" tegas Salma.

"Gabisa sayaaaangg" dengan lembut Rony terus membujuk Salma agar tetap di rumah. "Dirumah aja ya? nanti Mas bawain oleh oleh"

"Aku ini asisten pribadi kamu Mas, Pak CEO kalo ada urusan bisnis harus ajak asisten nya" ucap Salma berdalih.

"Kamu lagi cuti"

"Cuti apaan? Nggak! Aku mau ikut!"

"Selama hamil, kamu ga boleh kerja sayaaang" ucap Rony sambil membelai rambut panjang Salma.

"Yaudah kalo sebagai asisten aku gaboleh ikut"

"Nahh gitu dong! Dirumah aja yaa??"

"Tapi aku sebagai istri berhak ikut suaminya kemanapun dia pergi" lagi lagi Salma tak berhenti memaksa untuk ikut.

Rony menghela nafasnya kasar, "Mas sebagai suami kamu ngga ngasih izin buat kamu ikut Mas"

"Gamau! Harus ikut! Harus ikut!"

"Batu banget sih! Dibilang dirumah aja ya dirumah aja! Nurut apa kata suami bisa gak?? Gausa ngeyel kalo dikasih tau!" tegas Rony tersulut emosi karena Salma yang terus menerus merengek ingin ikut dengan nya.

Salma tersentak kaget karena nada tinggi yang diberikan Rony. Hatinya langsung remuk dan air matanya sudah tidak bisa dibendung. Dia menekuk lututnya dan menyembunyikan wajahnya di sela sela kakinya.

Rony yang menyadari Salma menangis langsung kalang kabut. Dia mencoba memeluk Salma tapi langsung ditolak mentah mentah olehnya.

Tangannya mencoba membawa Salma ke pelukannya namun tetap tak berhasil. Pertahanan Salma sangat kuat kali ini.

"Ca, maaf... Mas ga bermaksud bentak kamu" Rony memegang bahu Salma yang bergetar, "Udah ya nangis nya? Mau nangis di pelukan Mas?"

Tiba tiba Salma langsung memeluk tubuh Rony dan tetap menyembunyikan wajahnya, tangan Rony otomatis mengelus punggung Salma sayang.

"Cup, cup, cup" ucap Rony terus berusaha menenangkan Salma, "Maafin Mas ya? Udah ya nangis nya? Nanti baby ikut sedih kalo bunda nya nangis"

Salma yang masih terisak mulai meredam tangisnya, ia tidak mau membuat baby yang ada di perut nya merasa sedih karenanya. Rony kemudian menarik bahu Salma agar berhadapan dengan dirinya.

Terlihat wajah Salma yang sudah memerah dengan air mata yang memenuhi wajahnya. Tangan Rony dengan telaten menghapus sisa sisa air mata yang mengganggu kecantikan Salma.

Rony tak tega melihat Salma menangis, "Kamu mau ikut?"

Salma mengangguk pelan. Rony kemudian melihat jam tangannya, masih ada waktu untuk penerbangan nya nanti.

"Mas telfon Melfin dulu ya? Dia bisa kesini periksa kesehatan kamu apa enggak" ujar Rony kemudian keluar kamar meninggalkan Salma.

Beberapa menit setelah keluar, Rony kembali masuk kamar bersama Melfin di sampingnya. Terlihat Salma yang sedang merapikan barang barang yang akan dia bawa di dalam koper.

"Heyyyy" Rony langsung menghampiri Salma dan menghentikan kegiatannya, "Kamu ngapain beres beres barang begini? Ini juga siapa yang ngambil koper berat gini?"

PANAROMA SERIES (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang