PS - 6

4.3K 226 6
                                    

"Seng"

"Apa Ca?" tanya Rony tanpa mengalihkan fokusnya dari pekerjaan yang ia lakukan.

"Abis ini kita meeting ya sama klien" ucap Salma sambil membolak balik kan berkas yang ada di tangannya. Dia terlihat begitu sibuk mengatur jadwal Rony.

Salma bekerja bersama Rony. Menjadi manager juga asisten pribadi Rony lebih tepatnya. Karena Rony menjadi seorang produser dan menjalankan bisnis properti tentu ia cukup keteteran jika di handle sendiri. Kebetulan yang memang takdir sudah rencakan, ada Salma disisi nya yang tentu saja membuat semua jadi jauh lebih mudah.

Selain menjadi manager Rony, Salma juga seorang produser sama seperti suami nya. Mereka berdua memiliki bakat yang sama dan memiliki keunggulan masing masing. Jadi mereka berdua saling mengisi kekurangan satu sama lain untuk membangun sebuah agensi di usia yang terbilang cukup muda.

"Jam berapa Ca?"

"Jam makan siang di resto Lenteracy sama direktur dari Aro industri"

Rony menoleh pada Salma sambil menaikkan satu alisnya, "Kaya ga asing sama nama perusahaan nya"

Mendengar kalimat Rony, Salma meletakkan berkasnya lalu bersender pada kursi kerja miliknya. "Iya ya" ucap nya menyetujui sang suami.

"Udah kamu cek latar belakang nya?"

"Udah kok udah" Salma berdiri dan mengambil salah satu berkas berisi profil perusahaan Aro industri lalu memberikannya pada Rony.

Salma memperhatikan Rony yang sedang membaca dari belakang kursi sambil merangkul bahu Rony. "Ada yang salah?" tanya Salma.

"Ada" jawaban Rony mampu membuat Salma berdiri tegak, dia langsung mengambil berkas di meja Rony memeriksa nya ulang. "Yang mana seng?" tanya nya dengan wajah panik.

Rony yang memperhatikan Salma merasa gemas, ia menarik berkas yang ada ditangan Salma lalu membuangnya sembarangan. "Eh!" kaget Salma.

Tangan Rony menarik pinggang Salma agar duduk di pangkuannya. Kini Salma sudah berada di zona terlarang.

Perut Salma lagi lagi seperti penuh dengan burung burung bukan lagi kupu kupu, saat tangan Rony memeluk nya begitu erat dan meletakkan dagu nya di pundak Salma.

"Kok cantik banget sih hari ini? Hmm? Wangi banget lagi" Rony mengendus ngendus aroma tubuh Salma yang selalu mampu membuat nya candu. "Jadi pengen cepet pulang"

Seluruh tubuh Salma tiba tiba hilang konek sekarang. Ia tiba tiba menjadi patung di situasi seperti ini. "Seng jangan gini ah! nanti ada yang liat" ucapnya lirih.

"Siapa coba yang liat?" goda Rony.

"Nanti ada orang masuk gimana? Maluuu seng"

"Kalo ada karyawan yang mau masuk tapi ngga gue ijinin, mereka ga bakal bisa masuk"

Salma mencoba melepaskan diri dari Rony namun usaha nya gagal, tenaganya sedang tidak full hari ini. "Udah ah lepasin seng"

"Kalo gamau?" Rony malah semakin mempererat pelukan nya pada Salma.

"Nan-

"Hai Rony"

Tanpa aba aba, tanpa ada hujan tanpa ada badai yang menerjang. Seseorang memasuki ruangan Salma juga Rony. Terlihat sosok wanita paruh baya yang sudah berdiri di depan pintu.

Salma dan Rony yang sedang bermesraan dibuat kaget oleh kedatangannya. Buru buru mereka berdua menghampiri nya.

"Mama" ujar Rony.

Salma kemudian menyalimi tangan seorang wanita yang disebut Rony Mama itu. "Ma" sapa Salma.

Rony ikut menyalimi tangan Mama nya. Dengan wajah terheran heran ia bertanya, "Tumben Mama kesini?"

PANAROMA SERIES (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang