PS - 15

3.4K 237 6
                                    

Banda Neira. Pulau yang tidak diragukan lagi keindahannya. Rony, Salma, Nabila, dan Paul kini berada di Banda Neira. Mereka tiba pukul 8 pagi agar bisa lebih lama berada disini.

Mereka sedang menunggu perahu yang akan mereka gunakan untuk mengarungi lautan Banda Neira ini disiapkan.

"Kamu bawa uang seribu ga Nab?" tanya Salma.

"Duh ga punya aku Sal" jawab Nabila.

"Mas mas, punya uang seribu ga?"

"Gaada Ca, Kenapa? Mau jajan? Ini ambil" ujar Rony memberikan satu lembar uang seratus ribu.

"Ih aku minta seribu loh"

"Gimana sih kamu ini, dikasih banyak ga mau" heran Rony.

"Tau nih Sal, aneh deh lo" ucap Paul.

"Aku tuh mau fotoin gunung itu sama uang seribuuuu, biar kaya orang orang"

"Oh iya ya Sal, gambar di uang seribu itu Banda Neira" ucap Nabila baru menyadari nya.

"Harus banget?" tanya Rony.

Salma mengangguk, "Harus bangeett Mas"

"Nih nih gue punya" ucap Paul membuat semua menoleh pada nya.

"Emang punya bii?" tanya Nabila ragu ragu.

"Punya"

"Mana manaaa??"

"Inih" Paul memberikan ponsel nya pada Salma, terlihat gambar uang pecahan seribu disana.

Salma yang menerima ponsel Paul langsung melemparkan bombastic side eyes milik nya.

"Biebii mah!" Nabila menggeplak bahu Paul karena keusilannya.

Paul hanya tertawa menanggapi mereka berdua, sedangkan Rony hanya menatapnya datar. "Ampun bosss" ucap Paul pada Rony.

"Yaudah ayoo itu udah ditungguin bapaknya" ucap Nabila memecahkan suasana dengan memberitahu kalau bapak supir perahunya sudah ready.

"Ayoo Sal" Nabila kemudian menggandeng lengan Salma dan meninggalkan Paul dan Rony.

"Hati hati ya anak cantik, agak licin" ujar Bapak perahu.

Rony dengan sigap memegang tangan Salma, dengan tangan satunya yang memegang puncak kepala Salma agar tidak terbentur tutup perahu itu. "Hati hati Ca"

Nabila dan Salma berhasil menaiki perahu disusul dengan Paul. Rony menjadi yang terakhir naik.

Duaaakk

Mereka semua kaget karena suara keras itu dan ternyata suara itu berasal dari Rony. Kepala Rony terbentur, "Adoohhh!!"

"Aduh Nak, hati hati" kaget Bapak perahu yang mendengar suara benturan yang cukup keras.

"Mampuss" ujar Paul diiringi tawa khas nya.

Begitu juga Salma yang ikut menertawakan suaminya, dia mendekati Rony dan menggandeng tangannya. "Kamu ini gimana sih Mas? nyuruh aku hati hati tapi malah kepentok sendiri" ucapnya sambil mengelus ngelus kepala Rony.

"Jadiin pengalaman aja" ucap Rony santai.

"Kita jalan yaaa" ujar Bapak perahu kemudian menyalakan mesin diesel dan perahu mulai melaju.

"LET'S GOOOO" ucap mereka kompak.

Suara gemercik air karena baling baling perahu membuat suasana menjadi sejuk. Apalagi matahari yang bersinar terang masih terasa hangat di kulit.

Tak henti henti nya mereka memuji ciptaan tuhan yang satu ini. Mulut Nabila sedari tadi hanya bisa mengucap, "MasyaAllah"

"Awas hape nya jatoh Ca" ucap Rony mengingatkan Salma yang asyik mengabadikan momen.

PANAROMA SERIES (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang