PS - 20

3.2K 222 11
                                    

"Halooo"

"Haloooo, Assalamu'alaikum, Sall?? Kok ga kedengeran yaa??" ucap Nabila heran karena tak terdengar suara apapun dari ponsel nya.

"Sal?? Ih rusak ya hape Nab??"

"Aku belom ngomong Nab astagfirullah!!" ucap Salma dari seberang sana.

"Oh... hehe"

"Kenapa telfon pagi pagi?"

"Udah masak belom?"

"Ini lagi bantuin Bi Onih masak"

"Nab kesitu ya???"

"Kesini ya kesini aja kal-

Belum selesai Salma berbicara sambungan telepon nya putus karena satu pihak. " Ooo dasar mama ayam"

Baru saja Salma meletakkan ponsel nya dan hendak memotong wortel ia dikejutkan dengan suara melengking yang menerobos masuk ke kupingnya.

"ASSALAMU'ALAIKUM CACAAA... WHERE ARE YOUUUU"

"Walaikumsalam" alih alih Salma, Rony yang baru turun dari kamar nya menjawab salam yang diucapkan Nabila.

"Eh Kak Rony" sapa Nabila dengan senyuman merekah di wajahnya, "Caca mana Kak?" tanya Nabila sambil celingak celinguk mencari keberadaan Salma.

"Di dapur Nab" jawab Rony kemudian menuju dapur diikuti Nabila di belakang nya.

Sampai di dapur, Nabila langsung menghampiri Salma. "Pagii Cacaa, Pagi Bi Onih"

Salma menoleh pada Nabila dengan alis terangkat, "Sejak kapan panggil aku Caca?"

"Hehee, gapapa kan?" tanya Nabila.

"Yaaa... terserah kamu Nab"

"Tumben kesini pagi pagi Nab?" tanya Rony yang sedang menyeruput kopi miliknya, "Ga kamu ladenin suami di rumah?"

"Nyariin gue boss??"

Paul tiba tiba menghampiri mereka di dapur. Pakaiannya sudah rapi dengan menenteng tas kerja miliknya.

"Ngapain kesini lo Powl??"

"Sewot banget sih Salmak iniiii, gaboleh??"

"Wiiihh rame nih" ujar Bi Onih meletakkan buah di atas meja makan.

"Pagi Bi Onih" sapa Paul.

"Mau kopi kaya Den Rony?"

"Wah boleh tuuuuh, makasiiih ya Bi"

Bi Onih kemudian meninggalkan mereka untuk membuatkan kopi Paul.

"Jadi tujuan kalian kesini ituuu apaa?" heran Rony.

"Nab mau makan masakan Salma, Nab ngidam" jawab Nabila tersenyum.

Salma menoleh pada Nabila, "Tapi yang masak Bi Onih Nab, aku cuman bantu potong potong aja"

"Yaahhh~~" bahu Nabika merosot mendengar itu. Wajah kecewanya terpampang jelas.

Salma dan Rony saling bertatapan, lalu menatap Paul yang berlagak memohon pada Salma.

"Tolong Sal, udek udek sayurnya di panci aja biar Nabila liat" ucap Paul lirih.

"Dia mau makan masakan gue Powl"

Paul menggeleng, "Sebenernya Nabila mau liat lo masak sambil dipeluk Rony dari belakang"

"Anjirrr! Mana bisa gituu??" ucap Rony heran. Dia tak habis pikir pada bumil baru ini.

Begitu juga Salma, dia langsung menatap Nabila. "Nab? Bener kata Powl?"

Nabila mengangguk lemah, "Iyaaa bener Ca, Nabila malu aja ngomongnya ga enak sama kamu sama Kak Rony juga"

Salma menghela nafasnya, "Liat aja kan? sebentar aja gapapa kan?"

"Gapapa kok gapapa" ucap Nabila semangat.

Salma dan Rony kemudian beranjak dari duduknya lalu menuju dapur. Pergerakan mereka tak lepas dari pandangan Nabila dan Paul.

"Duuuhh mana bisa Ca?" bisik Rony.

"Mas kan biasanya juga begitu" jawab Salma.

"Tapi kali ini aneh Ca, masa diliatin mereka kaya gitu?"

Mereka berdua menoleh ke belakang dan melihat wajah Paul yang menyebalkan dan wajah bahagia Nabila.

"Udah ayo buruan Mas" ucap Salma yang sudah mengaduk ngaduk sayur di atas kompor.

Dengan ragu tangan Rony mulai melingkar di perut Salma. Dia meletakkan dagu nya di bahu Salma, hidungnya mengendus aroma tubuh Salma.

Di belakang sana terlihat Nabila yang sudah kegirangan sambil memegang ponsel yang ia gunakan memotret Salma dan Rony. Bagitu juga Paul yang sedang menahan tawanya.

"Kok lama ya?" gumam Nabila mulai heran karena Salma dan Rony tak kunjung menghentikan kegiatan mereka. "Tadi katanya sebentar aja"

"Keenakan itu Rony" sahut Paul diiringi kekehan kecil.

"Ekheemmm, sayur nya Bi Onih keburu gosong tuh"

Lamunan Salma dan Rony terpecah karena suara Bi Onih. "Eh! Maaf Bi hehe"

Buru buru mereka berdua kembali ke meja makan. Nabila dan Paul terkekeh merasa puas melihat wajah tomat dari keduanya.

"Katanya tadi sebentaaarrrrr" goda Nabila.

"Posisi enak ya boss??" sahut Paul.

"Udahh?? Udah ngidam nyaa??" tanya Salma sedikit sewot. Dia menjadi korban ngidam saat dirinya juga sedang hamil.

"Puas lo??" cetus Rony pada Paul lalu menyentil kening lebarnya.

"Udah udaaaahh jangan ribut di meja makan, ini sarapan dulu" ucap Bi Onih yang datang membawakan beberapa makanan.

"Wahhhh terimakasih Bi Onih" ujar Nabila.

Mereka berempat kemudian mulai menyantap makanan nya masing masing. Sambil makan mereka juga sambil menonton televisi.

Jangan tanya kenapa sarapan harus menonton televisi. Ini adalah kebiasaan Salma yang tidak bisa dihilangkan sejak ia masih kecil, dia harus menonton saat makan.

Seperti sekarang, televisi sedang menampilkan SpongeBob SquarePants salah satu kesukaan Salma.

"Eh itu purel kok bisa jadi anaknya Mr Krabs yaaa??" tanya Nabila tiba tiba.

Semua menoleh pada Nabila dengan tatapan terkejut. Nabila merasa bingung saat ditatap seperti itu, "Kalian juga ga tau ya kenapa purel jadi anaknya Mr Krabs?"

"Kok purel sih Nab? purel siapa?" tanya Salma sambil menahan tawanya.

Nabila kemudian menunjuk televisi dimana purel itu muncul. "Ituu purel"

"Aurel ga sih?" sahut Rony saat melihat tokoh kartun yang di maksud Nabila.

"Perel" ucap Nabila sekali lagi menebak nebak.

"Kek nya Nurul sih" imbuh Paul.

"Yanto" ujar Bi Onih yang baru datang membawakan jus jeruk.

"Wawan deh cocok nya" ucap Rony.

"NAPAAA SIHH!!??" kesal Salma pada orang orang ini, dia sudah tidak tahan lagi. Andai dia bisa mendeskripsikan dirinya saat ini seperti emoticon nangis. "😭😭"

"Pearl cok! Cape banget gue... "

"Makanya berserah diri pada Tuhan yang maha ea" ucap Paul.

"Eh! Maha esa... typo segalaaa" imbuhnya.

"TOLOOOOLLL BANGET YA ALLAH"

.
.
.
.
.

TINGGALKAN JEJAK

JANLUP VOTE N KOMEN

PANAROMA SERIES (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang