Sampai di vila tempat mereka akan menginap, Salma langsung meregangkan tubuhnya karena sudah cukup lama tak mengendarai motor.
"Keren banget kamu Ca" ucap Nabila terkagum kagum dengan skill motor milik Salma.
Salma berdecak melihat Nabila yang kesusahan membuka kaitan helm nya, dia langsung membantu Nabila melepaskan nya.
"Mana nih laki gue kaga nongol nongol" ujar Salma.
Tak lama setelah perkataan Salma, terlihat motor Rony memasuki area parkir. Setelah turun dari motornya, Rony dan Paul langsung menghampiri para wanita.
"Gue langsung kaga pusing liat cara lu bawa motor Salma" ucap Paul menggeleng kan kepalanya.
Tak menghiraukan Paul, Salma kini fokus pada Rony yang sudah bersedekap dada menatap Salma dingin. Sebelah mata Salma berkedut merasakan hawa hawa tidak enak.
Nabila yang menyadari situasi semakin mencekam langsung menggandeng tangan Paul dan mendahului Rony dan Salma masuk ke dalam.
"Nab ga mau ke indomaret dulu?" Salma melirik kecil pada Nabila.
"Salma semangat" ucap Paul sambil mengangkat tas belanja indomaret. Melihat itu Salma meneguk salivanya.
Kini tinggallah Salma seorang diri yang diintimidasi oleh Rony.
"Ekheeemm"
Rony berdehem pada Salma yang tidak mau menatap matanya.
"Ngebut dikit ga ngaruh kok" jawab nya dengan pandangan yang masih tidak teralih dari kaki nya.
"Kesel banget gue!" geram Rony lalu menyentil dahi Salma cukup keras.
"Aduuuhh!!"
"Sakit? Sakit kan?"
Salma mulai berani menatap mata Rony sekarang. Dia memajukan bibirnya beberapa senti menunjukkan dia juga kesal saat ini.
"Jangan banyak tingkah mangkanya Ca, astaghfirullah"
"Kamu ngebut aku nyebut Ca" imbuhnya.
"Maaf" cicit Salma.
Tanpa bicara lagi, Rony langsung merangkul pundak Salma dan mengajaknya masuk ke dalam vila.
Nabila yang melihat Rony bersama Salma masuk, langsung menghampiri mereka. Dia mengangkat dia jarinya tanda perdamaian, "Maafin Nab Nab ya Kak Rony hehe"
Rony mengangguk kecil dan tersenyum, "Kita istirahat dulu yaa Nab"
Nabila ganti mengangkat jempolnya, "Nanti malem kita barbeque an yaaaa Kak yaaa Ca, jangan kebablasan lagi"
Tak menghiraukan Nabila, Rony dan Salma melanjutkan langkah mereka menuju kamar dan beristirahat.
—
Malam tiba, taman belakang vila tempat Panaroma geng berkumpul kini terasa hidup. Banyak lampu yang menerangi juga banyak tawa yang mengisi kekosongan.
Terlihat Salma dan Nabila yang duduk duduk manis di bangku sambil memotong motong sayuran juga sosis, selagi Rony dan Paul membakar daging.
"AAAAAAA!!" pekik Salma.
Nabila yang ada di hadapan nya reflek ikut berteriak mendengar suara Salma, "AAAAAA!!"
Para suami siaga yang tak jauh dari mereka berdua langsung menghampiri istrinya masing masing.
Rony langsung memeluk tubuh Salma lalu berbicara pelan, "Gapapa gapapa ada Mas disini"
Tangannya mengusap puncak kepala Salma lembut, "Kenapa? Ada apa?" imbuhnya.
Begitu juga Paul yang langsung duduk di sebelah Nabila sambil memandang Salma dan Rony. Karena Paul tau Nabila berteriak karena kaget.
Salma mengambil nafasnya dalam dalam, kemudian dia mengangkat jari telunjuknya yang sudah bercucuran darah. Melihat itu Rony kaget dan langsung mengecap telunjuk Salma agar darahnya berhenti.
"Huaaaaa!!"
Paul menoleh pada Nabila yang histeria melihat darah yang keluar dari telunjuk Salma. Dia menangis di dalam pelukan Paul.
Salma memandang aneh Nabila, "Perasaan aku yang berdarah kok dia yang histeris ya Mas??"
Tak menghiraukan Salma, Rony fokus menghentikan pendarahan di telunjuk Salma. Dia beranjak dari duduknya lalu berlari ke dalam vila mencari kotak P3K.
Di seberang nya terlihat Paul yang gelagapan mencoba menenangkan Nabila yang masih sesenggukan. "Cup cup cup"
"Maduku udah dong nangis nya" imbuhnya.
"Hiks hiks — Tangan Caca berdarah Bii, kasiaaaann hikss"
"Gapapa Nab, kegores dikit ini" ucap Salma membantu Paul.
Paul mengambil pisau yang digunakan Salma dan pisau yang digunakan Nabila juga. Dia melemparkan nya sembarangan di rerumputan. "Udah udah gausa ngapa ngapain kalian"
Bersamaan dengan tangisan Nabila yang reda Rony datang dengan kotak P3K di tangannya. Dia dengan telaten langsung menutup luka Salma dengan hansaplast.
"Masih sakit?" tanya Rony lembut.
Salma sambil tersenyum menggeleng, "Gini doang Mas ga sakit kok"
Mendengar itu Rony sedikit lega, tak salah pilih Rony menikahi wanita hebat ini. Dia kemudian mengecup singkat tangan Salma.
"Uuuuuhhhh cocweeettt" ujar Nabila.
"Cocwet cocwet... Nangis aja ga siee??" ledek Salma.
Dengan tampang kesal Nabila memajukan bibirnya beberapa senti.
"ASTAGFIRULLAH!!! Kebakaran kebakaran!!" pekik Paul tiba tiba. Semua yang mendengar itu sontak kaget dengan wajah panik.
Pandangan mereka tertuju pada kompor grill yang beberapa saat lalu Rony dan Paul gunakan. Ternyata mereka berdua lupa tidak mematikan kompornya dan membuat api terus berkobar.
Dengan cekatan para lelaki langsung mencari handuk dan seember air di dalam vila. Sedangkan Salma dibuat menganga tak bisa berkata kata, begitu juga Nabila yang duduk mematung melihatnya.
Setelah mengambil handuk dan seember air, buru buru mereka berdua meredakan api yang membara cukup tinggi itu.
Karena keahlian Rony dan Paul tak perlu waktu lama, api itu sudah lenyap. Terlihat wajah mereka berdua yang lega dan saling melempar tos satu sama lain.
"Waw" satu kata yang keluar dari kedua mulut wanita Rony dan Paul.
"Enak ya punya suami yang multifungsi" celetuk Nabila.
Salma reflek menoleh sambil mengangkat satu alisnya, "Multitalent kaliiii"
"Udah ganti ya?"
"Multifungsi lebih ke benda Nab, jangan disamain" imbuh Salma.
"Ga nanya Ca" jawab Nabila enteng.
"Cuman ngasih tau" jawab Salma sedikit sewot, "Kan otak lu sempit"
Mungkin karena hormon ibu hamil yang tidak stabil kini duo bumil saling melempar tatapan sinis satu sama lain. Seperdetik kemudian mereka berdua bersamaan bangkit dari duduknya dan berjalan ke kamar masing masing tanpa membuka mulut.
Tingkah mereka berdua tak lepas dari pengawasan para suami yang terlihat menghembuskan nafas bersamaan.
"Hehe" Paul tertawa sumbang dengan matanya yang berkedut.
"Gue mau jadi kuda lumping aja" sahut Rony.
.
.
.
.
.TINGGALKAN JEJAK🥰🤏🏻
JANLUP VOTE N KOMEN BANYAK BANYAK!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
PANAROMA SERIES (HIATUS)
Fiksi PenggemarDua keluarga yang saling bertetangga, tinggal di sebuah cluster elit. Menceritakan kehidupan sehari hari kedua pasutri ini. Bagaimana kehidupan mereka sehari hari? Bisakah mereka menjadi tetangga yang rukun? ================== #1-nyomanpaul (16/6/2...