PS - 5

4.6K 244 9
                                    

Ting tong

Ting tong

"Assalamu'alaikum"

Bel rumah Nabila dan Paul berbunyi pada jam 5 pagi, dimana Paul dan Nabila sendiri sedang mengaji bersama setelah melakukan sholat shubuh.

"Siapa Bii pagi pagi begini?" tanya Nabila.

"Aku cek dulu, kamu disini aja" ucap Paul lalu pergi untuk melihat siapa yang datang.

Paul menuruni tangga dan pergi ke pintu utama, dia membuka pintunya dan mendapati kedua orang tua Nabila yang sudah berdiri tepat di depan pintu.

"Assalamu'alaikum" ucap Abi Fachri sekali lagi.

"Walaikumsalam" Paul cukup terkejut dengan kedatangan kedua mertua nya itu, "Abi, Umi" imbuh nya sembari menyalimi mereka.

"Masuk Abi, Umi" ajak Paul mempersilahkan mertuanya untuk masuk kedalam rumah. "Kok ga ngabarin dulu Bi?"

"Masa ke rumah anak sendiri harus kabar kabar? Ga boleh emang?" tanya Abi Fachri yang sudah duduk di sofa.

"Loohh ya gapapa banget Abi, kapan pun Abi sama Umi bisa kerumah" ucap Paul mencari aman.

"Maaf ya Ul, Abi sama Umi mendadak dateng" ujar Umi Nelli, "Ini lo Abi katanya kangen sama Bila, semalem langsung nyari tiket pesawat dapet nya tengah malem. Jadi nyampe nya subuh subuh" lanjut Umi Nelli menjelaskan.

"Jad-

"Siapa bii tamunya?" tanya Nabila yang penasaran keluar dari kamar masih memakai mukena nya, wajah nya seketika merekah seperti bunga di pagi hari ketika matanya mendapati kedua orang tuanya yang sudah duduk di ruang tamu nya. "ABIII, UMII"

Nabila berlari dan langsung memeluk kedua orang tuanya, padahal belum genap sebulan Nabila dan Paul pindah ke rumah barunya di Jakarta, tapi rasa rindu pada orang tuanya begitu terasa. Tidak heran memang, karena Nabila ini anak sulung yang sangat di sayang oleh orang tua nya. Karena umur nya yang masih terbilang muda juga menjadi faktor yang cukup besar yang membuat sulit jauh dari orang tua.

"Bilaa anak Abi" ucap Abi Fachri sesekali mencium pipi Nabila.

"Anak Umi jugaaa" sahut Umi Nelli tak mau kalah ikut memeluk dan mencium putrinya itu.

"Aduh aduh aduuhh" rintih Nabila karena dia diserang dua orang tua, "Cukup cukup, nanti pipi Nabila penyok"

Paul yang melihat interaksi istri dan orang tua nya terkekeh kecil. Bagaimana bisa istrinya menjadi sangat menggemaskan ketika bersama kedua orang tuanya.

Abi Fachri dan Umi Nelli pun menghentikan kegiatan mereka melepas rindu pada putrinya. "Makin cantik aja anak Umi ini" ujar Umi Nelli.

"Iya yaa, makin gemoy juga ini pipinya" tambah Abi Fachri.

"Soalnya Nab bahagia sama Bieb- emmm Kak Paul" ucap Nabila sambil tersenyum lebar hampir keceplosan di hadapan orang tuanya.

Paul yang mendengar itu merasa bangga. Dia juga menahan tawa ketika Nabila hampir keceplosan memanggil dirinya Biebii di hadapan mertuanya. Kata Nabila dia malu kalau orang tuanya tau panggilan sayang antara mereka berdua. Jadi setiap dihadapan Abi dan Umi nya, mereka saling memanggil nama secara normal.

"Abis sholat ya?" tanya Umi Nelli.

Nabila dan Paul mengangguk bersamaan, "Ngaji bareng juga sama Kak Paul"

"Oh iya bahas bahas ngaji" Abi Fachri menjeda kalimat nya dan melihat Paul yang duduk di seberang nya, "Kita setoran hafalan ya hari ini"

Mampus gue - batin Paul.

PANAROMA SERIES (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang