PS - 17

3.2K 241 16
                                    

Malam ini bulan bersinar terang. Keluarga Parulian dan Keluarga Aro sedang berkumpul di rumah Paul Nabila sekarang. Mereka sekedar berkumpul sambil menonton televisi dan makan makan karena bosan dirumah hanya tinggal berdua.

Saat driver gojek datang semua sedang duduk di ruang tengah. Paul dan Rony datang mengambil makanan mereka. Sedangkan Salma dan Nabila mengambil beberapa minuman dingin dari kulkas dan menyiapkan alat makan mereka.

"Wawwwww banyak banget" ucap Salma melihat banyak makanan yang tertata di meja.

"Awas ya kalian berdua kalo ga dihabisini!" ujar Rony memberi peringatan.

"Ini ulah kalian berdua nih, siapa coba yang makan sebanyak ini??" heran Paul dengan tingkah Salma dan Nabila yang menginginkan banyak makanan sekaligus.

"Iya iyaaa, ga bakal mubadzir kok kita" ucap Nabila.

"Mas, mau pizza nya dong tolong" ucap Salma kemudian Rony memberikan sepotong pizza pada nya.

"Biebii aku kangen spekta deh" ujar Nabila tiba tiba sambil memandang ayam yang ia pegang.

"Spekta tuh siapa? Adik kamu Nab? " tanya Rony.

"Anak gue" ucap Paul.

"Loh!?? Kamu mau dinikahin duda Nab?" tanya Salma sedikit kaget. Dia tidak menyangka bahwa Paul sudah duda di usia muda.

"Heh enak aja lo!"

"Emang lo udah punya anak Powl?" tanya Rony sekali lagi.

"Duh Nab, kamu ini masih muda bisa bangeeeet cari suami yang masih perjaka"

Nabila dengan susah payah menahan tawanya, dia melihat wajah kebingungan dari Rony dan Salma.

Paul mencari keberadaan ponsel nya lalu membuka galeri di ponselnya. Dia menampilkan satu foto untuk ditunjuk kan pada Rony dan Salma.

"Ini anak gue"

Salma dan Rony mengambil alih ponsel Paul dan mengamati foto yang ditunjukkan olehnya. Mereka berdua langsung melemparkan ponsel Paul ke sembarang tempat setelah melihat foto tersebut.

Nabila sudah terkekeh melihat Rony dan Salma yang salah paham soal spekta.

"Modelan ayam aja namanya spekta, digoreng juga jadi KFC" ujar Rony.

"Udahlaa, Paul ini emang diluar nurul" ucap Salma.

"Ga habis fikri gue Powl" imbuh Rony.

"Iyaaa iya terserah lo. Sekujur tubuh lo. Seluruh jiwa raga lo. Sebahagianya lo" kesal Paul.

Sambil memakan camilan mereka, mereka juga fokus menonton Upin ipin sekarang. Walaupun mereka sudah dewasa tetap saja asupannya tetap Upin ipin.

"Padahal Kak Ros lebih cocok sama yang kayak china itu ga si??" tanya Rony yang melihat adegan Kak Ros bersama Iz dan Badrul.

"Siapa Kak Ron?" tanya Nabila.

"Ahok" cetus Salma.

"Apaan sih Sal!!??" kesal Paul sambil tertawa terbahak bahak. Dia mendorong bahu Salma karena reflek.

Tangan Paul langsung di geplak oleh Rony yang ikut tertawa, "Ketawa ketawa aja, jangan physical attack ke bini gue"

"Aduduh, iya maaf boss"

"Emang ada ya di Upin ipin namanya Ahok?" tanya Nabila pada dirinya sendiri saat yang lain asyik tertawa.

"Btw, ada yang punya barang vintage ga??" tanya Paul tiba tiba.

"Nenek gue noh vintage" ucap Salma enteng.

Semua tergelak mendengar Salma, tak terkecuali kan Salma sendiri.

"Anying dada gue sakit dengernya" ujar Rony sambil tertawa kencang.

"Plisss lah malem malem ngaceng"

Ucapan Nabila mampu mengheningkan suasana seketika. Semua mata tertuju pada Nabika sekarang. Nabila yang ditatap seperti itu merasa bingung, tawanya perlahan pudar.

"Bii?? Kok ngomong nya gitu"

"Apanya?" tanya Nabila kebingungan.

"Nab apanya yang ngaceng?" tanya Salma.

"Ih! Salma gabole ngomong jorok" tangan Nabila memegang perut Salma seperti biasa, dia tidak ingin calon ponakan nya ini terkontaminasi sebelum debut.

"Lah kamuuuu yang ngomong Nab"

"Ngakak kenceng yaaa!! Nabila ga mungkin kesana sana" tutur Nabila.

Semua langsung ber-oh ria. Hampir saja kepolosan Nabila hilang karena satu kata.

"Kenapa tiba tiba cari barang vintage Powl?" tanya Rony.

"Ibu sambung nya temen gue kan kolektor, dia lagi cari cari barang"

"Ibu sambung itu gimana?" tanya Nabila polos.

"Ibu samb-

"Dicangkok"

Belum selesai Paul menjelaskan, Salma dengan cepat menyahuti pertanyaan Nabila yang lagi lagi mengundang gelak tawa.

"Astagfirullah astagfirullah astagfirullah" ujar Rony karena lelah tertawa.

"Perut gue kram ya Allah" ucap Paul sembari memegangi perutnya.

"Salma makin kesini makin kesana yaaa" gemas Nabila.

"Aku makin kesana juga gara gara bergaul sama kamu Nab"

"Kok jadi Nab?"

"Huaaaaa..... au deh susah banget ngomong sama bocah ini" greget Salma lalu memasukkan sepotong pizza utuh ke dalam mulut nya.


.
.
.
.
.

TINGGALKAN JEJAK

JANGAN LUPA VOTE N KOMEN

PANAROMA SERIES (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang