Gudang Buku Antik

2K 39 8
                                    


Peringatan pertama ini bacaan dewasa, yang dibawah umur jangan membaca. Peringatan kedua jangan bawa-bawa saya bila anda berdosa karena sebuah bacaan dewasa. Peringatan ketiga anda dengan sadar membaca ini jangan bawa bawa penulis apapun yang terjadi


Awal

Suara seorang pegawai TU menggema di seluruh ruangan, memberitahukan tentang daftar tempat magang.

"Kelas duabelas bisa mengecek daftar tempat magang di depan ruang BK...terimakasih," katanya dengan nada tegas dan jelas.

Aku melihat banyak dari kami berhamburan menuju keluar kelas. Semua bersemangat, jelas ini adalah momen penting bagi kami untuk magang. Aku pun ikut keluar kelas, langkahku cepat dan antusias.

---

Aksa berjalan juga dengan langkah mantap menuju ruang BK, terlihat antusiasme yang jarang terlihat pada remaja itu. Ekspresinya penuh semangat, seakan-akan ada api yang berkobar-kobar di matanya. Gesture-nya terlihat lebih hidup dari biasanya, langkahnya ringan dan tegap, seperti seseorang yang yakin dengan tujuannya. Emosinya terpancar jelas dari wajahnya yang berseri-seri, terang benderang oleh kegembiraan dan harapan akan peluang magang yang akan dihadapinya.

"Sial, aku gak menduga," gumam Aksa dengan nada campuran antara keterkejutan dan kegembiraan saat melihat namanya tercantum di daftar tempat magang. Kata-katanya mengungkapkan kekagetan dan kepuasan yang mendalam atas keberhasilannya. Ekspresinya terlihat mencari-cari campuran antara bangga dan terkejut, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

"Anjir, keterima dong," keluh Aksa dengan ekspresi campuran antara keheranan dan kegembiraan saat melihat papan pengumuman itu. Gesture-nya terlihat agak terkejut, namun juga tak bisa menyembunyikan kebanggaan yang memancar dari dirinya.

---

Berapa lama aku melihat daftar itu, namaku tetap disana. Kertas putih bertabel yang menarik perhatian orang-orang disini sekarang. Pasti mereka juga sama-sama mencari namanya. Mataku masih terhenti di tulisan nama seseorang... Aksa Eka Adinata. "Sial, aku gak menduga" dapat diterima magang di perpustakaan sebuah yayasan pendidikan bernama Narina. 

Mungkin orang sepertiku tak cocok dengan kata perpustakaan. Ya siapa mengira aku akan keterima disana. Dulu aku cuma membayangkan kalau orang berkuasa jaman dulu memegang cerutu sambil membaca buku. Ya setidaknya aku pernah lihat gambaran seorang detektif. Ya walaupun seperti berandalan nyatanya aku tertarik pada bacaan. Utamanya novel sih. Menarik kan masuk ke dunia lain? Mungkin itu salah satu dari beberapa hal baik dariku yang tersisa. Ya dan ini lah yang membuat aku  memilih magang di perpustakaan. Ya agak sedikit melenceng  sedikit lah dari jurusanku di SMK, administrasi. 

Aku hanya iseng datang ke yayasan itu, mengirim surat dan proposal, serta memberikan CP sekolahku. Semua urusan kemudian diurus pihak sekolah dan yayasan. Mungkin penampilanku yang rapi dan rambut gondrong yang sudah dipotong berpengaruh? Meski CV-ku kosong, aku diterima.

'Murid-murid yang diterima harap segera ke aula untuk mengikuti pengarahan,' kata wanita yang sama melalui sound system sekolah.

"Bangke, masih harus ikut pengarahan? Kenapa gak langsung aja sih, dasar," gumamku kesal.

'Murid-murid yang diterima harap segera ke aula untuk mengikuti pengarahan'

Sekarang sound system sekolah berbunyi sekali lagi dengan nada memerintah dari wanita yang sama.

"Bangke, masih harus ikut pengarahan? kenapa gak langsung aja sih, dasar" kataku menggurutu. hal-hal birokrasi seperti inilah yang harusnya dihilangkan. Dasar.

Angan AksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang