Guru Matematika

1.3K 36 2
                                    


Bro ingat ya :D sepert biasa dimohon kesadaran dan pengakuan diri. Jika anda belum dewasa jangan baca ini, jika anda berdosa dan sampai melakukan hal yang lain ya jangan salahkan author. Enjoy the chapter

Sebelumnya di tubuh Mbak Ana aku frustasi. Jujur saat Mood sudah kubangun dengan susah payah akan selalu ada yang mengganggu. Apalagi cewek kelas 10 tadi. Aku akan tepok bokongnya untuk tasi kalau bertemu. Hadehhhh... Entah karena ada murid-murid yang bolak-balik pinjam alat untuk membersihkan kelas, atau hal hal lain yang merupakan perintah dari  seorang guru bernama Bu Ida.

"Sial! Kenapa harus ada gangguan terus sih? Aku sudah susah payah membangun mood, tapi begitu mau memuaskan diriku, ada saja yang menganggu, Aku muak dengan semua ini!" keluh diriku sambil mengacak-acak rambut Mbak Ana dengan geram.

Aku buka HP Mbak Ana untuk mengakses grup kerja medsos. Aku mencari nama Ida dan aku temukan nama Farida Arshita. kucari nama lain yang mengandung tulisan Ida namun kutidak temukan. Ya sepertinya aku harus balas dendam pada orang ini, aku tidak bisa puas dari tadi. Tidak kuketahui bagaimana wajah orang ini, dia memakai photo profile berupa tulisan motivasi. sungguh memotivasi. 

"Ah, jadi namanya Farida Arshita. Saatnya aku membalas dendam pada wanita ini. Lihat saja, aku tidak akan membiarkannya mengacaukan kesenanganku lagi!" ujar diriku melalui suara Mbak Ana yang terdengar penuh amarah, segera membaca mantra untuk menghubungkan dirinya dengan Farida.

Kubacakan mantra dan menyebut namanya. Pandanganku pun gelap.

---

Saat aku membuka mataku, kulihat sebuah kelas. Seluruh murid kelas yang sedang bersih-bersih... ya sebuah kelas yang diajari guru ini. kulihat sekarang 'aku' sedang duduk enak-enak di meja tanpa melakukan apapun. sepertinya aku harus melihat wajahnya. Aku sudah berpikir wajah orang ini pasti tipe-tipe guru yang tidak disukai sama anak muridnya, guru gak asik. kubuka hpnya, taruh meja, dan melihat seperti apa orangnya.


Hmmm...kurasa tidak terlalu mengesalkan kalau kulihat-lihat wajahnya, kurasa dia cukup cantik. Aku pun mencoba menarik-narik kain hijabnya, lihatlah betapa sulitnya guru ini berpakaian walau memang terlihat makin menarik. Tapi melihat sesama murid yang sepantaran bersih-bersih sedangkan 'beliau' diam saja sungguh tidak asik. saatku lihat buku yang ada di meja guru terdapat buku matematika. menurut ingatan Bu Ida saat melihat buku itu, terdapat tugas yang begitu sulit tapi sehabis bersih-bersih akan dibahas. Wheww... Sepertinya aku harus memberi kelas ini hadiah.  Aku pun mengecek dompet Bu Ida dan kutemukan beberapa lembar uang 100 ribu. Aku tiba-tiba mendapat ingatan bahwa Bu Ida baru saja diberikan suaminya yang merupakan konsultan pajak banyak uang untuk bersenang senang. YA Bersenang Senang. Dan uang yang diberi CUKUP banyak sebenarnya, namun aku tidak terlalu berani untuk mengambil uang orang dengan cara tidak benar... ya tapi kadang ada pengecualian, toh menurut ingatan Bu Ida uang dari mengajar setara UMR kota yang itu cukup besar... berbagi itu baik kan? menyenangkan murid juga enak loh muehehehe. Aku pun mengambil 3 lembar uang saja dari dompetnya. 

"Halooo Anak-anak kelas 10 IPS tigaaaaa" suaraku yang begitu lantang yang dibalas dengan tatapan yang sepertinya cukup males dengan guru mereka sendiri. ya aku mengerti apalagi guru matematika yang legendaris itu.... soso yang akan menerjang badai demi mengajar para murid yang bad mood di kala hujan mengguyur.

"Jadi kitaa gak jadi bahas tugas kemaren yang sulit itu hari ini, kalian pelajari dulu aja... kita bahas pertemuan selanjutnya" kataku yang seperti itu saja sudah membuat wajah mereka berbinar. pelajari dulu aja memiliki makna lain seperti dibuat PR hehe.

"lalu siapa bendahara disini?" tanyaku

"S-Saya Bu" kata seorang cewek tergagap... tunggu aku kenal suara itu... itu cewek yang tadi bikin rusuh di depan ruang janitor tiap kali aku ingin memuaskan diri...

Angan AksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang