Sampingan: Pulpen Skinsuit(1)

1.9K 44 3
                                    


#Makasih atas sebelumnya, dukungan dan keinginan kalian. Namun perlu diingat jika membaca ini haruslah dewasa dan penuh kesadaran. Dosa dan sebagainya ditanggung sendiri. Jika tidak sanggup, jangan baca aja udah. Btw enjoy the story...


Andre, seorang siswa SMA yang nakal, menemukan sebuah kertas mantra milik Aksa yang terselip di sepatunya. Kertas itu sedikit menarik perhatiannya. Kertas itu tiba-tiba menempel di sepatunya, seolah memang sengaja ditaruh untuknya. Rasa penasaran pun langsung muncul dalam diri Andre.

"Apa ini? Kertas mantra?" gumamnya pelan, sambil membaca tulisan-tulisan aneh di kertas itu. "Hmm, katanya aku bisa memantrai benda lalu benda itu memiliki kesaktian untuk membuat perempuan menjadi 'kulit' perempuan? Heh, tak kusangka akan menemukan benda seperti ini."

Andre membolak-balik kertas itu dengan seksama. Ia tak percaya dengan apa yang tertulis di sana, namun rasa ingin tahu yang kuat membuatnya ingin mencoba. Ia merasa ini bisa menjadi sesuatu yang 'menarik' untuk dilakukan.

"Aku harus coba mantra ini. Siapa tahu memang benar-benar bisa? Kalau berhasil, aku bisa menjadikan siapa saja sebagai 'bonekaku'," gumamnya sambil terkekeh pelan. Tanpa ragu, ia pun mulai membaca mantra yang tertulis di kertas itu.

Setelah membacakan mantra, Andre merasakan ada energi aneh yang mengalir ke pulpen yang dipegangnya. Ia terkejut saat merasakan tenaganya seolah terhisap oleh pulpen itu. Tapi ia malah tersenyum penuh arti.

"Ternyata memang benar-benar bekerja! Wah, aku jadi tak sabar mencobanya pada seseorang," ucapnya dengan nada licik. 

Tak lama kemudian Di dalam kelasnya yang sepi, suara tegas Bu Nur terdengar menggelegar. Wanita paruh baya itu masuk ke kelasnya dan berdiri di depan dengan daftar nama siswa yang menunggak pembayaran SPP.

"Baiklah, saya akan membacakan daftar nama siswa yang belum membayar SPP," ujarnya sembari membenahi kacamata yang bertengger di hidungnya.

Manik matanya menelusuri daftar tersebut, hingga akhirnya berhenti pada satu nama. " Hanya Andre, nampaknya kamu belum membayar SPP ya?" Ia menatap lurus ke arah Andre, yang duduk di bangku paling belakang.

Andre, yang sedari tadi tertunduk, perlahan mengangkat wajahnya. Matanya menyiratkan rasa kesal dan sakit hati. Ia tahu dirinya memang berasal dari keluarga kurang mampu, tapi tidak seharusnya Bu Nur mempermalukannya di depan teman-teman sekelas.

"Jika tidak sanggup membayar, jangan memaksakan diri bersekolah disini," lanjut Bu Nur dengan nada yang sedikit meremehkan, sembari menggelengkan kepala.

Beberapa siswa lain di kelas sontak tertawa mendengar komentar Bu Nur. Tawa mereka terdengar mengejek, menusuk hati Andre yang sudah terluka. Bu Nur mengingatkan Andre bahwa dia harus segera membayar.

Andre mengepalkan tangannya erat, menahan gejolak emosi yang bergejolak di dalam dirinya. Matanya langsung tertuju pada Azza, teman sekelasnya yang cantik dan pintar itu. Anak dari Bendahara itu, Ia pun mulai menyusun rencana untuk menjadikan Azza sebagai korbannya.

Pandangan Andre lalu tertuju pada Azza, seorang siswi cantik berjilbab yang dikenalnya di kelas. Gadis itu terkenal pintar dan aktif di berbagai kegiatan sekolah. Andre diam-diam terpesona dengan kecantikan dan kecerdasan Azza. Ia pun mulai menyusun rencana untuk menjadikan Azza sebagai korbannya.

Saat pulang sekolah, Andre tau bahwa Azza adalah anak yang mewakili sekolah untuk mengikuti OSN. Ia dengan sengaja menipu Azza nanti. Ia bilang kepadanya bahwa nanti Azza akan bimbingan OSN bersama bersama salah seorang guru kimia, Ia berdalih disuruh memberitahu hal ini karena disuruh. Namun sebenarnya Andre sudah tidak sabar untuk mencoba mantra itu pada Azza.

Angan AksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang