Bu RT(2)

857 38 12
                                    

Bro ingat ya :D sepert biasa dimohon kesadaran dan pengakuan diri. Jika anda belum dewasa jangan baca ini, jika anda berdosa dan sampai melakukan hal yang lain ya jangan salahkan author. Enjoy the chapter!


Kukira aku tidak akan pernah dekat dengan perempuan. Namun sekarang aku lihatlah aku, melayang-layang dekat dengan Bu RT. Dia sedang mengerjakan administrasi sepertinya. Sekarang aku rasa cukup untuk membuatku berpikir ulang dengan pemikiran tidak mendekati perempuan. 

Aku baru saja mencoba mantra dengan metode yang berbeda. namanya meraga sukma. sedikit sulit melihat tulisan aksara jawa mengingat mantranya ditulis dengan demikian.  Sekarang yang kulakukan melayang-layang sambil Kulihat jam dinding yang menunjukan pukul 7 malam. Aku sedang duduk diatas sofa ruang tamu dekat dengan Fais yang sedang bermain. Sepertinya ia sudah sehat. 

Setelah memastikan kondisi Faiz, perasaanku sedikit lega. Demamnya sudah turun dan dia tampak sedang bermain dengan riang. Tampaknya efek mantra yang kugunakan terhadapnya hanya sebatas demam ringan yang tidak berlangsung lama.

Aku pun duduk sembari mengamati Faiz yang sekarang aku lakukan sembari melihat apa yang akan terjadi padaku. Kenapa? Aku cuma mencoba kekuatan ini saja tak ada yang lain. Aku berusaha Mengamati tentang efek yang aku rasakan dari mantra yang ini. setidaknya yang kuketahui, Bentuk yang aku rasakan adalah seperti diriku biasanya yang transparan? namun di ujung kaki, rambut, dan jari-jari tanganku seperti kabut atau awan begitu? intinya berbentuk seperti gas.

Ku lirik jam dinding, jarum panjang hampir mengarah ke angka 11. Berarti aku telah menunggu selama satu jam. Ya ampun, aku melewatkan begitu saja, padahal aku mau lihat stand up comedy. Disalah satu kanal youtube. Aku sangat suka menonton serial itu, dari season pertama suci hingga sekarang di youtube. jarang terlewatkan acara standup itu, eh kok malah bahas serial standup ya.. 

Telingaku tiba-tiba menangkap sosok Bu RT yang sepertinya sedang menelpon. Sebenarnya aku tidak terlalu tertarik dengan isinya, tapi tiba-tiba ia bergosip dengan seseorang di telpon itu. Aku bisa mendengar jelas suaranya yang sinis dan penuh nada mencela, sepertinya kembali membicarakan keluargaku.

"Huh, keluarga mereka itu memang aneh-aneh. Kakeknya yang mati tapi gak jelas kenapa, eh  cucunya malah sibuk sendiri berkelahi dengan sana sini. contoh keluarga bermasalah memang gitu. Pasti ada aja masalahnya" desis Bu RT dengan nada merendahkan.

Mendengar itu, amarahku mulai tersulut. Sudah cukup aku menahan sabar selama ini atas segala fitnah dan gosip buruk yang beredar tentang keluargaku namun Bu RT malah melontarkanya didekatku.

"Cih, dasar mulut besar. Akan kuberikan pelajaran agar dia berhenti mengoceh tentang keluargaku!" gumamku geram.

Sesaat kemudian Bu RT keluar dari kamarnya dan datang ke ruang tamu untuk memberi tahu fais bahwa ayahnya sedang dinas keluar kota, jadi mau ditunggu pun tidak akan datang. Fais sempat merengek tapi dia akhirnya dapat ditidurkan di kamarnya. lalu Bu RT pergi untuk mandi.

Aku menyusulnya ke kamar Mandi. Kulihat Bu RT menaruh handuk di gantungan balik pintu. Kemudian disusul oleh celana kain panjang. Kini tampaklah kedua kaki jenjang ku yg putih mulus tanpa terlihat celah jeleknya. Lalu dia lepaskan pakaiannya. Terlihat badan yg tak pernah dilihat oleh laki laki manapun kecuali Pak RT, Aku, dan Fais... hehehe Fais. Bahkan diantara ibu-ibu PKK yang mengikuti senam, tak banyak pasti yang dapat membayangkan Badan Bu RT yang begitu bagus karena rajin senam. 

 Kini aku dapat melihat di badan Bu RT hanya tinggal menggunakan Bra dan celana dalam pink. Celana dalam itu akhirnya juga diloloskan hingga tampaklah memek yang bila diperhatikan  sepertinya Bu RT sangat merawatnya. Ntahlah sepertinya bulu itu rajin dicukur setiap seminggu sekali.

Angan AksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang