Sampingan: Si Kembar di tubuh orang lain #2

376 15 20
                                    



Bro ingat ya :D sepert biasa dimohon kesadaran dan pengakuan diri. Jika anda belum dewasa jangan baca ini, jika anda berdosa dan sampai melakukan hal yang lain ya jangan salahkan author. Enjoy the chapter!



Adit mendekati teman-teman mereka dengan tidak sabar. "Hei, kalian sudah siap dengan imbalan yang dijanjikan kemarin?" tanyanya dengan seringai.

Namun, murid-murid itu saling berpandangan dengan ragu. Andi berkata, "Maaf Adit, Radit, kami... kami tidak bisa memberikan apa-apa."

Dani menambahkan, "Iya, soalnya Bu Nia sepertinya tidak ingat apa yang terjadi kemarin. Jadi kami rasa tidak perlu memberikan imbalan apapun."

Budi mengangguk, "Benar, lagipula kami juga tidak yakin Bu Nia akan menerima imbalan seperti itu."

Adit dan Radit hanya bisa tertawa mendengar penjelasan teman-teman mereka. "Terserah kalian saja," ujar Radit. "Toh nanti kalian juga akan menyesal."

Tak lama kemudian, bel sekolah berbunyi dan Bu Nia masuk ke dalam kelas. Saat baru duduk, Dani, Andi, dan Budi mendekati Bu Nia.

Dani bertanya dengan hati-hati, "Bu, Bu Nia ingat tidak apa yang terjadi kemarin?"

Bu Nia tampak kebingungan. "Kemarin? Hari biasa saja kok, tidak ada yang spesial. Memangnya ada apa?"

Andi, Dani, dan Budi saling berpandangan. "Ah, tidak apa-apa Bu. Kami hanya ingin memastikan saja," ucap Budi.

Mereka kembali ke tempat duduk masing-masing, menyadari bahwa Bu Nia benar-benar tidak mengingat apa yang terjadi kemarin saat berada di bawah kendali Adit dan Radit.

Bu Nia pun mulai memulai pembelajaran di kelas dengan suara keras, tidak menyadari apa yang sebenarnya terjadi kemarin. Setelah murid-murid menolak memberikan imbalan yang dijanjikan, Adit dan Radit mulai merencanakan sesuatu. Mereka memutuskan untuk kembali merasuki tubuh Bu Nia saat kesempatan datang.

Saat jam istirahat tiba dan semua murid keluar dari kelas, Adit dan Radit dengan cekatan mengunci pintu dari luar. agar tidak ada yang mengganggu, Bu Nia tampak sedikit terkejut. ia bertanya mengapa pintunya dikunci dan siap memarahi siapapun yang melakukannya. Tapi tak sampai beberapa lama, Bu Nia pun akhirnya pingsan, tak berdaya. Namun, Adit dan Radit yang telah menguasai tubuh Bu Guru segera membangunkannya kembali. Seringai puas terpampang di wajah mereka. Kini mereka kembali mengendalikan Bu Nia, siap untuk melanjutkan rencana balas dendamnya.

Bu Nia tersentak bangun, seolah ada sesuatu yang menghidupkan mesin tubuhnya. Adit dan Radit, yang kini telah memenuhi kepala Bu Nia, segera mengambil alih kendali atas tubuh Bu Nia mereka.

"Bu Nia, ayo bangun. Kita harus membalas anak-anak yang ingkar janji kemarin," perintah Adit dengan suara tegas.

Radit menambahkan, "Iya Bu, mereka harus diberi pelajaran karena berani menolak keinginan kita."

Bu Nia, yang sepenuhnya berada di bawah kendali Adit dan Radit, pun langsung menuruti perintah kedua anak kembarnya. Dengan gerakan cepat, ia berjalan menuju pintu kelas dan membukanya, mengawasi murid-murid yang berlalu-lalang di koridor.

Adit dan Radit menyeringai puas. Mereka sudah tidak sabar untuk menyusun rencana selanjutnya untuk membalas dendam pada anak-anak yang telah mengingkari janji mereka. Kendali penuh atas tubuh Bu Nia membuat mereka merasa lebih berkuasa dan siap melaksanakan apa pun keinginan liar mereka.Mereka memiliki rencana lain untuk membalas dendam pada anak-anak yang mengingkari janji mereka kemarin.

Saat bel masuk usai istirahat berbunyi, anak-anak mulai kembali memasuki kelas. Adit dan Radit dengan cekatan mengarahkan Bu Nia untuk berdiri di dekat pintu. Ketika Dani, Budi, dan Andi melewati mereka, Bu Nia dengan lembut mengelus-elus kepala anak-anak itu sambil tersenyum.

Angan AksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang