Sampingan: Trio pengelana di tubuh Bu Rara #2

1.3K 46 9
                                    

#Jika Kalian membaca ini, harap diingat ini bacaan dewasa. Jika tidak suka jangan membaca. Pilihan ada di tanganmu. Author tidak menanggung akibat dunia dan akhirat. Jadi... Selamat membaca :D

"Dit, bisa gak bimbingan sebentar di tubuh Bu Rara. Kayaknya beberapa hari kedepannya belum bisa revisi. Sedangkan Bu Rara kan minta 1 minggu lagi bimbingan lagi. Kerjaan lagi sibuk-sibuknya nih" Kadek meminta tolong agar adit yang sedang di tubuh bu Rara memberinya bimbingan.

Awalnya mereka bertiga saling betukar pandangan. Lalu terjadi diskusi.

"bagaimana jika Bu Rara yang asli bertanya jika nanti Adit kembali ke tubuhnya?" kata Said

Lalu mereka diam sejenak.

Kadek pun bilang sesuatu

"akan kurekam pembicaraan bimbingan kita. Nanti Bu Rara kita bohongi aja dengan rekaman ini"

"Tapi gimana aku kembali ke tubuhku lagi bro.." Ucap Bu Rara(Adit) yang sedang kebingungan.

Kadek dan Said menghibur Adit dan memastikan bahwa mereka akan berusaha mencari bantuan yang diperlukan. Mereka memberikan dukungan dan menegaskan bahwa yang terpenting adalah mencoba menyelesaikan situasi tersebut dengan baik.

"...mmm coba baca masuk ke lemari tadi lagi?" kata Said menawarkan

"betul juga, kamu coba dit. Tapi bisa kita rekaman dulu ndak" kata Kadek dengan nada memohon.

"iya-iya bro. mau request gimana"

"Kayak kamu tadi malem pas bahas topikku sama aku. Buat aja kayak gitu. tapi pakai nadanya Bu Rara. juga jangan kasih revisi ya"

"Baiklah bro...akan kucoba tapi amankan kertas yang nempel di luar jendela itu daripada nanti terbang dan hilang, malah berabe" Ucap Bu Rara(Adit).

Mereka pun mulai masuk ke mode bimbingan. Adit yang di tubuh Bu Rara seperti biasanya memberikan mereka semua bimbingan. Namun sudah diatur tidak ada yang bakal direvisi. Bu Rara diakhir hanya bicara tentang peningkatan lagi.

"Sudah Bro" kata Bu Rara(Adit)

"Wih makasih ya. nanti malam pas pulang bakal kubawakan mie setan tempat kerjaku deh"

"Mie Iblis level 7?"

"Sepakat"

"Oke sekarang aku coba aja ya masuk ke dalam lemari itu," kata Bu Rara (yang dirasuki oleh Adit) dengan nada penasaran. Kadek dan Said menganggukan kepala mereka sambil mengamati apa yang akan terjadi.

Dengan perlahan, Bu Rara (Adit) membuka pintu lemari tua itu dan melangkah masuk. Setelah menutup pintu, terdengar suara debuman keras diikuti dengan suara tubuh yang terjatuh. Kadek dan Said segera menghampiri lemari itu dan membukanya. Mereka menemukan tubuh Bu Rara dan Adit tergeletak di lantai, tampak tak sadarkan diri.

Dengan sigap, Kadek dan Said membantu mendudukkan Bu Rara di kursi terdekat. Beberapa saat kemudian, Adit yang masih di lantai mulai tersadar dan membuka matanya perlahan. Raut wajahnya tampak berseri-seri.

"Bro, berhasil!" ujar Adit dengan nada gembira, seolah-olah baru saja melakukan sesuatu yang luar biasa. "eh kok kalian gak bantuin aku sih, mbok biarkan kademen ndek lantai" (dibiarkan kedinginan di lantai).

Kadek dan Said pun turut merasakan kegembiraan itu. Namun, ekspresi mereka berubah khawatir saat melihat Bu Rara juga mulai membuka matanya.

"Ibu, di mana?" gumam Bu Rara sambil mengucek matanya dan memegang kepalanya, seakan baru bangun dari tidur.

Adit, Kadek, dan Said saling berpandangan, tak yakin dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Bagaimana jika Bu Rara mengetahui apa yang sebenarnya terjadi?

Angan AksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang