Jimin yang sedang menyuapi ayah nya sambil mengobrol menanyakan banyak hal, dia jadi teringat ibunya jika saja sang ibu masih hidup pasti jimin akan merasa keluarga nya lengkap.
"Kau memikirkan apa?" Tanya ayah park.
"Ayah jika ibu masih hidup apa ayah akan berada di rumah sakit?" Jimin menatap ayah nya.
"Hum mungkin iya, dan ibu mu yang pasti mengurus ayah. Kenapa kau bertanya apa kau tidak suka mengurus ayah?" Ayah park menelisik pada wajah jimin.
"Iya tidak mau, aku kan harus bekerja untuk makan kalian! Hah... Pokonya lain kali berhati-hati ibu pasti akan marah jika ayah tau begini, kenapa sih ayah selalu ada kejadian yang menimpa mu." Jujur jimin lelah.
"Maafkan ayah, mungkin ini sudah takdir ayah tapi aku bahagia karena kau ada di sini nak. Terima kasih karena tidak menyerah pada ayah mu ini, ayah janji akan membahagiakan mu!" Senyum ayah park sangat teduh.
"Sebelum berjanji sembuh lah dulu! Makan ini." Jimin hanya menghela nafas.
Brak!
"Selamat siang hahaha, maaf aku terlambat ini ku bawakan udang tempura dan kimbab. Ayah bagaimana keadaan mu?" Tanya hoseok duduk di samping jimin.
Jimin tersenyum dan membuka makanan yang hoseok bawa tadi dia sangat lapar, apalagi mengobrol dengan ayah nya sangat menguras energi dia butuh asupan gizi.
"Ayah baik hoseok, maaf merepotkan mu jika jimin kelewatan pukul saja dia." Ucap ayah park melirik pada anak nya.
"Dia memang sangat merepotkan, kalau boleh ku jual saja ya? Agar tidak merepotkan kita." Sahut hoseok menahan tawanya.
"Ide bagus mari kita bagi dua uang nya." Cengir ayah park.
"Ya! Berani kalian mengatakan ingin menjual ku, cih awas saja ku adukan pada tante krystal!" Jimin marah sambil melotot.
"Hahaha sudah cepat makan nya kita harus pulang." Tawa hoseok.
Jimin sedang asik menyantap makan siang nya, hoseok ikut mencomot kimbab yang dia beli tadi sebenarnya hoseok juga belum makan. Tapi karena dia menunggu kiriman makan siang dari yoongi jadi dia menahan nya sampai makanan itu tiba.
Usai makan mereka mulai mengurus admin untuk kepulangan ayah park.
"Kalian tunggu di depan aku akan bayar dulu." Ujar hoseok berdiri untuk pergi.
Namun tangan jimin menahan hoseok dan menggeleng.
"Jangan biar aku saja, aku punya uang hoseok kan aku bekerja jadi uang mu kau tabung saja." Jimin tersenyum dan dialah yang pergi.
"Tapi jimin tunggu!" Hoseok yang hendak menyusul jimin di tarik pelan oleh ayah park.
"Hoseok, terima kasih sudah mau membantu kami tapi kami terlalu banyak merepotkan mu. Tolong jangan terus membiayai semua kebutuhan kami, bukan ayah menolak tapi ayah tidak mau keluarga mu memarahi mu karena kami." Ucap ayah park dengan lembut.
"Ayah dengar, tidak ada yang merepotkan justru aku mau membantu karena kalian baik padaku. Hoseok hanya ingin membantu walau tidak banyak tapi hoseok sudah mencoba nya." Hoseok menatap ayah jimin sendu.
"Tidak nak tidak, baiknya kau simpan uang itu jimin dan aku kan bekerja. Jika kau ingin terus bersama kami tolong dukung jimin dan beri dia semangat, sayangi dia seperti kau menyayangi adikmu sendiri. Ayah tidak mau dia kehilangan mu apalagi jika ayah mati nanti jimin akan seorang diri." Sahutnya dengan nada sedih.
"Apa yang kau bicarakan ayah! Jangan seperti itu. Aku akan selalu ada untuk kalian dalam keadaan susah dan sulit, jadi tolong jangan membahas kematian kau akan hidup 100 tahun lagi!" Jawab hoseok sedikit kesal.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Daddy(END)
Acciónguys aku bawa om ganteng nih ada yang mau jadi baby nya ga? seorang om-om yang lagi kesepian dan butuh seseorang, ga om-om sih lebih kaya pria tampan namun tanpa pasangan. so dia adalah pengusaha restoran terkenal di korea selatan, umurnya memang su...