chapter 10 back

625 58 34
                                    

Hoseok yang berjalan di pukul 10 malam sedang menunggu taksi dia sedikit menjauh dari gedung apartemen yoongi, semoga saja ada taksi yang masih lewat di jam segini meski hoseok tau itu tidak ada.

20 menit menunggu dengan dongkol hoseok menyerah karena orang-orang pun sudah tidak terlihat berjalan, pada akhirnya hoseok kembali berjalan ke apartemen milik yoongi dengan ragu dan malu.

Baru saja dia hendak membuka pintu yoongi muncul di hadapannya.

"Sudah ku bilang menginap, lihat kau kembali kan." Ucap yoongi melipatkan tangan nya.

Hoseok menunduk malu dia tidak bisa berkata apapun, jadi yoongi membawa hoseok masuk dan membiarkan pria manisnya itu menggunakan kamar mandi.

Sedangkan yoongi sudah berganti baju menggunakan kaus hitam dan juga celana pendek nya.

"Apa dia masih marah ya padaku? Kenapa juga sedari tadi hanya diam." Gumam yoongi memikirkan hoseok.

Usai mandi pria manis itu keluar dengan hanya mengenakan jubah coklat milik nya yang di belikan yoongi dua minggu yang lalu, dia duduk di depan cermin lalu menyisir rambutnya yang sedikit acak-acakan.

"Baby apa kau masih marah?" Tanya yoongi.

Hoseok masih diam tanpa menjawab.

"Ayolah kan aku sudah minta maaf hum, ah aku memiliki penawaran yang cukup menarik. Bagaimana jika kamu bekerja di kantor ku menjadi sekretaris ku?" Yoongi menatap hoseok.

Yang di tatap merasa tidak tertarik dia masih diam dan memakai skincare nya, Yoongi yang tak sabar membalik kursi itu dan menatap hoseok yang kini di depan nya.

"Jawab aku, jangan hanya diam aku sudah meminta maaf loh." Tatap yoongi.

"Hahh.. sejujurnya aku tidak tertarik dengan tawaran mu, tapi jimin dan taehyung bilang aku harus bekerja. Akan ku coba selama satu bulan jika itu menyenangkan aku akan bertahan sesuai kontrak." Hoseok menghela nafas menatap yoongi.

"Oke deal! Malam ini tidur dengan ku ya, dan besok kau bisa datang ke restoran ku kebetulan manager ku juga sedang berlibur. Jadi aku yang akan mewawancarai dirimu!" Senyum yoongi begitu bahagia.

Hoseok mengangguk menatap wajah yoongi lama melihat senyuman itu rasanya jantung hoseok meledak, dia mendekatkan wajah nya pada yoongi dan melumat bibir itu.

Yoongi terkejut dengan ciuman hoseok namun ya dia menyukainya dan membalas ciuman itu, bibir hoseok bergerak menyapu ruang mulut yoongi menekan tengkuk itu agar memperdalam ciuman nya.

"Mhhh uhmm.." desah hoseok tertahan.

Suara basah dari bibir mereka berdua sangat terdengar, hoseok yang kehabisan nafas pun melepaskan ciuman nya menatap yoongi lekat.

"Boleh tidak kau jangan tersenyum?" Ujar hoseok.

"Padahal dulu kau ingin melihat senyumku." Kekeh yoongi.

"Kau tau semakin kau tersenyum semakin ingin meledak jantung ku, kenapa ya apa itu wajar? Kadang aku heran daddy saat kau berpakaian dengan jas saja membuat ku ingin mencium mu, dengan memiliki fantasi liar dimana kita melakukan sex di ruang kerja." Ucap hoseok dengan santai.

Yoongi pikir hoseok mabuk karena mengatakan itu, dugaan yoongi sih hoseok jatuh cinta padanya tapi anak ini pasti akan mengelak.

"Tentu wajar hoseok, jika jantung mu tidak berdetak kau akan mati. Melakukan sex di ruang kerja aku bisa mengabulkan fantasi mu, asal kau bekerja dengan ku sebagai asisten itu memudahkan kita untuk terus bertemu." Yoongi mengusap bibir hoseok yang merah muda itu.

"Ung... Asisten ya? Hum.. apa pekerjaan nya mudah? Seperti aku hanya mengurus jadwal dan bajumu? Eh tidak soal baju itu berlebihan, aku terdengar seperti pasangan mu saja haha." Tawa hoseok mendengar ucapan nya sendiri.

My Daddy(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang