"YES! Aku menang lagi!" Sorak seorang gadis dari kantin lantai atas.
"Woah! Hebat sekali!"
"Ayo! Ayo! Kita bertaruh lagi!"
Yuta dan Lena melihat keramaian diatas, sepertinya ada perjudian besar di jam istirahat dan gadis itu tampak nya menjadi pemenang.
"Aku tau dia! Jang Eunha adik dari Jang Nara masih kelas 1 tapi sudah menjabat sebagai anggota OSIS ku dengar keluarga nya memiliki perusahaan mainan terbesar kelima!"ucap Yuta.
"Dia anggota OSIS? Pantas saja dia berhasil memenangkan nya"ucap Lena tertarik.
"Beda dengan anggota OSIS lainnya Eunha di terima sebagai anggota bukan karena kemampuan berjudinya tapi karena dia menyumbang biaya paling besar pada OSIS dan katanya dia tak terkalahkan dalam permainan kartu"
"Tak terkalahkan? Aku jadi tertarik untuk berjudi dengan nya"ucap Lena, matanya berbinar menatap tumpukan kartu yang ada di lantai atas.
"Jangan Len dia anggota OSIS sekali nya kalah maka_"
"Lena Manoban? Salam kenal kak Lena!" Sapa Eunha yang sudah turun menghampiri meja mereka.
"Yabai! Pasti Eunha akan mengajak Lena berjudi!" Batin Yuta.
"Namaku Jang Eunha dari kelas 1 sakura, ngomong² kamu jadi bahan pembicaraan loh! Karena di hari kepindahan mu kamu Langsung mengalahkan Lim Karina!"
"Ah aku jadi malu..."
"Hihi! Kau menggemaskan sekali!, Ingin bermain?"tawar Eunha.
"Ah! Bolehkah? Kalau begitu ayo!"
"Lena_"ucapan Yuta terpotong karena Eunha sudah lebih dulu menarik Lena naik ke lantai atas kantin.
Di sisi lain yakni ruang OSIS Runa duduk dengan tenang sembari bermain game tak lama suna menghampiri meja yang di duduki nya.
"Yun Runa"panggil suna.
"Hem? Ya ada apa?"tanya Runa malas.
"Lim Karina dari kelas 2 sakura ingin bertemu"
"Ketua sedang pergi.. baiklah aku yang akan menemui nya suruh dia masuk"
Suna berjalan membuka pintu menampilkan Karina yang berdiri di sana.
"Silahkan masuk"
Karina berjalan membawa buku hitam putih dan langsung membanting nya di atas meja depan Runa.
"Pagi ini OSIS memberikan buku tidak masuk akal ini, sebenarnya apa maksud kalian?!"
"Huh? Tentu saja maksud nya seperti yang tertulis di situ"
"Apa kau tak bisa menjelaskan mengenai buku sialan ini?"
"Keras kepala sekali.. sudah ku bilang maksud nya seperti yang tertulis"
"Semua yang ada di situ akan jadi kenyataan dalam hidup mu"lanjut nya.
Runa bangkit dari kursi nya dan membuka buku itu lalu ikut membaca nya.
"Damn! You are lucky! Menjadi istri dari anak laki² yang ayah nya seorang DPR! Tapi..
Devan itu laki² masokis penggila sex, kalau aku jadi kamu aku pasti langsung bunuh diri"ejek Runa.
"Kesampingkan hal itu Karin keluarga nya sangat kaya dan punya banyak koneksi jika tidak terjadi apa² semua nya akan berjalan lancar, kau tak punya pilihan lain karena semua itu akan terjadi"
"Ck.. 'akan terjadi' katamu?"
"Aku menikah?, Kau pikir aku mau melakukan nya, dengan orang asing?"
Runa menarik kerah baju Karina tanda kesabaran nya sudah habis di tarik nya juga kalung 'mikey/budak' yang menghiasi leher Karina seolah mengingatkan Karina bahwa posisi nya tinggi dari Karina.
"Tak peduli kau mau atau tidak karena semuanya sudah di tentukan. Ada banyak cara untuk membuat orang tunduk pada kami. Anggota OSIS" tekan nya.
Di ambil nya buku hitam putih yang tak lain adalah rencana hidup milik nya lalu di lempar ke aquarium ikan besar yang menghiasi ruang OSIS.
Suna hanya diam tak berkutik melihat perdebatan teman nya dan Karina kepala nya juga hampir terkena lemparan buku rencana hidup Karina.
Runa menatap tajam Karina lalu berjalan mengambil buku hitam putih yang sudah basah kuyup.
"Mau atau tidak kau harus melakukan nya"ucap nya.
Melempar buku tadi ke arah Karina yang masih berada di tempat nya berjalan mendekati Karina lalu mengangkat pelan kalung budak milik gadis di depan nya.
"Ingat kau adalah budak dan aku anggota OSIS jadi menurut lah BUDAK!"tekan nya.
"Ck.. sialan kau!"umpat Karina mengambil buku hitam putih yang sudah basah dan pergi dari sana.
"Huh menyebalkan!"gumam Runa.
Karina POV
"Apa katanya? Aku harus menikah dengan Devan? Apa anggota OSIS tidak waras?"gumam ku dengan segala umpatan yang terselip.
"Aku menikah? Huh itu tidak mungkin terjadi lagi pula siapa Devan dan sekaya apa dia? Jika laki² itu benar² kaya aku akan menerima nya dengan senang hati tapi aku tak mengenal orang itu huh sudahlah memikirkan uang sangat lah pusing!" Gumam ku lagi.
Mengangkat kalung budak yang ada di leher ku lalu menatap nya.
"Kapan kalung ini lepas dari leher indah ku! Huh mengapa juga aku kalah saat berjudi dengan Lena!"
Tak lama sebuah tangan menahan bahu ku membuat ku sedikit merinding karna tangan yang menyentuh bahu ku sangat lah dingin dan pucat.
Menoleh pelan² ke belakang melihat siapa yang menghentikan jalan ku dan DAMN!
TBC.
Akhirnya up juga
See you the next part byeee 👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Min's family 2
Short Story"Aku akan selalu mencintaimu min Jimin" "Dan aku juga akan selalu mencintaimu min Yoongi"