05. One O One

1.3K 90 2
                                    

18+
.
.
.

Raskal terkadang suka kesal kalau bawa kendaraan mobil. Cuma satu alasannya, macet. Selebihnya nggak ada ia sesali. Toh mobil yang ia gunakan selama ini adalah mobil Jian. Raskal nggak punya mobil, cuma motor ninja hitam dan itu pun ia dapatkan susah payah berkat acara lelangan yang ia ketahui melalui surat kabar online.

Tapi untuk saat ini Raskal bersyukur membawa mobil Jian, malam yang cerah tadi mendadak turun hujan deras. Ketika Raskal suhu udara mulai tidak enak dirasakan, Raskal langsung mengajak Nala pulang. Padahal Nala masih ingin menikmati suasana pasar malam.

Ternyata hujan turun deras ketika mereka sudah berada di dalam mobil. Lagi dan lagi Raskal bersyukur dan langsung mengendarai mobil tersebut dengan kecepatan lambat.

Selain menjadi penolong, mobil Jian juga menyimpan banyak kenangan antara Nala dan Raskal. Nggak sekali atau dua kali Raskal mengajak Nala pergi menggunakan kendaraan beroda empat itu. Sudah banyak kenangan yang tercipta bersama mobil Jian.

Salah satunya seperti ini, mobil Jian menjadi saksi ketika bibir Raskal dan bibir Nala saling menyatu dan memagut lembut hingga desahan kecil terdengar dan menggigilkan satu sama lain.

Derasnya hujan serta mesin yang sengaja dimatikan menambah peluang dan kesempatan antara Raskal dan Nala untuk berbagi rasa rindu. Duduk tepat di paha Raskal, Nala menangkup pipi dan rahang Raskal sambil menyeimbangi aduan lidah Raskal di dalam mulutnya. Sementara tangan Raskal bekerja dibalik kaos yang dikenakan Nala. Mencari kehangatan, kelembutan, juga sentuhan dan remasan yang tak boleh Raskal lewatkan.

"Raskal.."

Mendengar namanya mengalun lembut melemahkan tatapan tajam Raskal, menatap Nala dengan kilatan intim dan penuh damba. Sesuatu di dalam diri Raskal menginginkan sesuatu dan mendesaknya untuk melakukan lebih dari tatapan mendalam, lumatan panas dan remasan lembut.

"Hmm.."

Tatapan Raskal juga melemahkan Nala untuk terus tunduk, melemahkan pertahanan yang selama ini Nala bentuk dan dijaga. Tapi sekarang Nala membiarkan pertahanan diri dirinya mudah diruntuhkan dan membiarkan Raskal melakukan apapun padanya.

Nala memulainya dengan menggesekkan miliknya drngan milik Raskal di bawah sana. Keras dan tegang. Nala bisa merasakannya meski mereka masih terbalut busana. 

"Kerass.."

Pikiran Raskal melayang. Gesekan paha Nala di miliknya berhasil mengacak kesadaran Raskal.

Berantakannya Nala serta aksi nakalnya mulai membangkitkan gairah Raskal. Bibir merah itu memanggilnya nakal tanpa merasa bersalah. Raskal kelimpungan akan nafsu.

Pikirannya kini terbayang Nala di atasnya tanpa busana.

Raskal menelan ludah.

Perang batin, Raskal sekuat tenaga menahan diri. Ia sangat ingin menerkam Nala. Ia sangat ingin mengukung Nala dan mencumbunya kasar. Tapi pemuda itu menahan diri. Sebisa mungkin.

Perlahan ia menjauhkan Nala dan duduk di sampingnya lalu membantu Nala merapikan rambut dan pakaian yang berantakan.

"Are you okay?" tanya Nala saat tangan Raskal masih sibuk merapikan rambut Nala. Ada rasa sesal ketika Raskal tidak jadi menghancurkan Nala. Nala mau Raskal. Nala menunggu Raskal untuk menyentuhnya. Tapi tak disangka pemuda itu masih bersikeras menahan diri. Nala tahu dari tatapan Raskal yang berkilat itu. Ada getaran gairah dan rasa bersalah.

Raskal nggak munafik. Raskal juga mau Nala. Tapi nggak sekarang. Kalau benar mau melakukannya, Raskal harus mencari tempat ternyaman buat mereka dan itu bukan di mobil Jian.

Secret Admirer IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang