"Kamu kenapa bilang begitu ke Nala?"
Jian sekali lagi memeriksa kondisi bahu Raskal di ruang perawatan. Tak ada goresan, darah, memar atau hal lain yang timbul mengkhawatirkan di sana. Tapi Raskal butuh penanganan khusus. Tampak rautnya masih tak bersahabat, tengah menahan rasa sakit.
"Aku khawatir Kating itu macam-macam, sudah jelas." Terang Raskal lalu mencoba menggerakkan bahunya. Ia meringis. Masih sakit. Raskal harus temui Dokter langganannya. Ia terlalu memaksakan diri tadi.
Tantangan dari Rama benar-benar menyentil akal sehatnya. Setelah Ayah dan Kak Sandi, baru kali ini ada orang yang berhasil membuat Raskal benar-benar kesal. Kekesalannya kemungkinan besar membuat Raskal membenci Katingnya itu.
Apalagi Rama terang-terangan menatap Nala penuh arti pas di lapangan tadi.
Raskal meringis, ia benar-benar kesal.
"Mereka akan jadi tim penyelenggara acara kemerdekaan nanti," Jian menghembuskan napas, "pasti mereka akan sering bareng-bareng. Maksud aku, jangan sampai nantinya Nala jadi nggak nyaman sama kamu karena permintaanmu." Jian menjelaskan kekhawatirannya juga. Bukan bermaksud melarang Raskal untuk protektif terhadap Nala atau membuat sahabatnya semakin cemburu. Menurut Jian itu percuma.
Jian sempat mendengar acara kemerdekaan nanti akan digelar meriah. Sudah pasti menjaga jarak yang diperintahkan Raskal pada Nala akan percuma. Sia-sia saja. Jian pernah ikut serta pada salah satu acara kampus yang pernah diselenggarakan. Acaranya tidak sesibuk yang dibayangkan. Tapi Jian tahu kinerja dan kekompakkan tim sangat dibutuhkan.
"Harusnya Nala bisa," Raskal mendongak menatap Jian. Raut kesalnya tertekuk jelas, "Aku nggak suka Nala dekat-dekat sama Kating itu. Nala harus jauhin orang itu."
Jian tak mengatakan apapun lagi. Tapi Jian tetap ragu kalau Nala bisa menjaga jarak dari Rama.
*****
Nala sedang sendirian di McDonalds.
Janjinya Nala dan Rama akan ketemuan resto cepat saji itu, membahas tugas serta konsep mereka untuk acara kemerdekaan kampus nanti. Rencananya Rama akan ikut serta menggambar juga, Nala pun demikian.
Sambil menunggu Nala sudah memesan sundae coklatnya. Sesendok demi sesendok es krim masuk ke mulut Nala, tapi rasa manisnya tak terasa hingga sendok terakhir. Ia terlalu gugup sekarang. Entah karena menunggu Rama, atau ia teringat dengan janjinya pada Raskal.
Setelah Raskal dikalahkan Rama dalam permainan basket pada saat itu Raskal langsung memberi peringatan pada Nala. Raskal mengutarakan kecemasannya. Raskal mengatakan bahwa ia terganggu dengan eksistensi Kating itu, juga dengan gelagat Rama yang diam-diam menatap Nala beberapa kali dan Raskal menangkap itu.
Raskal tidak begitu berpengalaman mengenai kepekaan terhadap orang lain, tapi Raskal tahu bahwa Rama menaru simpati pada Nala. Atau lebih dari kata simpati.
Meski Raskal berusaha untuk berpikir positif, kecurigaannya justru memenuhi pikirannya.
Aku minta kamu jaga jarak dari Kak Rama ya.
Nala bingung bagaimana ia harus bersikap?
"Nala.."
Nala terhenyak dengan kedatangan Rama. Rama menaikkan alisnya melihat Nala terkejut menatapnya.
"Lo kagetan ternyata."
Nala menelan ludah dan memaksa tersenyum.
"Nggak kok..Kak.."
"Jangan melamun makanya."
Senyuman sangat amat tipis muncul di bibir Rama, tapi Nala masih bisa melihatnya dengan baik. Lalu Rama segera duduk setelah menaru barang bawaannya ke atas meja. Meja mereka mendadak penuh dengan karton dan alat menggambar.
"Lo udah pesan makan?"
Nala menggeleng.
"Gue mau pesan makanan. Mau titip?"
Nala lapar, tapi ia ragu dan takut mengatakannya. Janjinya pada Raskal kini menghantuinya sampai Nala takut untuk mengatakan satu kalimat saja.
"Gue ngantri dulu kalau gitu."
Rama bangkit dan meninggalkan Nala dalam kebingungan. Gadis itu belum mengatakan apapun tapi Rama sudah siap mengantri di sana.
Namun Nala bergeming dan mencoba mengalihkan kegundahannya dengan merapikan alat gambar di atas meja.
Lalu Rama datang dengan dua paket makanan. Nala terhenyak lagi ketika Rama memberikan satu pake McSpicy dengan kentang goreng untuk Nala.
"Gue...nggak tau lo mau apa.." Rama menimbang ucapannya sambil menatap makanan yang ia bawa tadi, "jadi gue pesanin McSpicy yang sama, tapi lo pake kentang goreng. Gue tadi juga beliin es krim sundae coklat buat lo. Nanti dianter sama Mbaknya." Rama meletakkan makanannya di atas meja setelah Nala merapikan bawaannya. Lalu Rama memberikan makanan Nala dan meletakkan nampan di sebelah kursi kosong.
Nala terhenyak sekaligus bingung. Nala biasanya akan selalu pesan McSpicy A la carte dengan kentang goreng. Tak lupa dengan sundae coklat.
Kalau teman-teman Nala membelikan Nala makanan di McDonalds, pasti teman-temannya akan membelikan paket Ayam crispy dan nasi saja. Rata-rata teman-teman Nala akan pesankan itu. Santa yang biasanya tahu kalau Nala suka McSpicy dengan kentang goreng.
Tapi ini Rama membelikannya tanpa Nala memberitahukan sebelumnya.
Nala menatap horor ke arah Rama.
"Kenapa? Nggak suka ya?" Nala langsung menggeleng kaku melihat alis Rama berkerut lalu mengangguk.
Pemuda itu langsung melahap makanannya setelah ijin ke Nala. Rama memakan Ayam Spicy dengan nasi di satu tangan. Pemuda itu melahap makanannya sampai pipinya menggembung. Tampaknya sangat lapar.
"Lapar banget ya, Kak?" Rama mendongak dan Nala mulai memakan potongan kentang. Gugupnya perlahan terkikis.
"Gue belum makan dari semalam." Ucapnya enteng tanpa menghentikan suapannya. Nala terhenyak lagi.
"Kok bisa nggak makan dari semalam?"
"Gue harus selesaikan laprak gue," Rama mendongak lagi, "jadi baru bisa makan sekarang."
"Semalam Kakak nggak tidur juga dong?" Nala tanpa sadar memeriksa kantung mata Rama di sana. Cukup terlihat kalau dilihat seksama.
Namun Rama terpaku dengan tatapan Nala.
"Ketiduran lebih tepatnya," pemuda itu mengatakannya tanpa memutus pandangan, "beruntung gue kelarin tepat waktu."
Kini Nala memangkas pandangannya, kembali melanjutkan makannya sambil tersenyum.
"Kak Rama hebat."
Nala akan selalu mengatakan itu kalau Raskal, Jian, Santa, atau pun teman-temannya berhasil mengerjakan tugas kuliah mereka tepat waktu.
Nala menunggu Rama memuji dirinya sendiri. Hal itu yang biasanya Nala dapatkan setelah memuji seseorang.
Namun Rama terpaku, sementara Nala mengerjap dan terdiam.
"Habisin makanan lo, abis itu kita diskusi. Biar cepat."
Nala menunduk dan melahap makanannya. Lalu Mbak Pramusaji datang menyerahkan sundae coklat untuk Nala.
Sementara Rama diam-diam menutup telinganya yang memerah dengan rambut memanjang, ia bersemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer II
Teen FictionSPIN-OFF SECRET ADMIRER. WAJIB BACA SECRET ADMIRER PERTAMA LEBIH DULU. Berisi lanjutan kisah manis milik Raskal dan Nala. Ada Santa, Jian, Kak Tama, Ibu, Kak Sandi, dan orang-orang baru yang berperan di kehidupan mereka. Di kehidupan Nala dan Rask...