Acara telah tiba.
Nala sibuk mondar-mandir memperhatikan perlengkapan peserta. Nala harus memastikan bahwa tidak ada yang kurang sebelum acara dimulai.
Acara menggambar akan berlangsung setelah para petinggi kampus memberikan sambutan dan antusias mereka pada hari ini. Sambutan mereka cukup memberikan semangat untuk para penggambar yang akan menggambar dengan konsep kemerdekaan. Sesuai dengan tema acara hari ini.
Pakaian yang dikenakan peserta pun juga serempak menggunakan kaos putih dengan bawahan bebas. Panitia sengaja meminta peserta mengenakan kaos putih agar cipratan cat bisa mengotori pakaian dikenakan. Menggambarkan pula arti kebebasan dalam berkarya tanpa batasan.
Raskal berdiri di depan dinding yang disediakan. Dinding itu akan ia jadikan sebagai wadah karyanya. Sambil berkacak pinggang, Raskal mengamati dinding sekaligus mengitari sekelilingnya. Terlihat ramai dan berisik karena urusan masing-masing. Raskal dapat melihat Nala yang sibuk berinteraksi dengan peserta lain mengenai kelengkapan menggambar.
Raskal kini tertuju pada Rama yang nggak jauh dari posisinya, tengah mengobrol dengan seorang perempuan cantik yang Raskal dengar bernama Cecil. Kakak tingkatnya jurusan sastra inggris.
Sejak Rama menyatakan kekalahannya, Rama tak terlihat lagi berniat mendekati kekasihnya. Kalaupun dekat, hanya urusan acara saja. Kali ini Rama menepati ucapannya dan Raskal mulai benar-benar merasa lega.
Meski demikian, Raskal belum berminat untuk menyambungkan hubungan baik dengan kakak tingkatnya itu. Masih ada rasa sedikit kewaspadaan terhadap Rama. Meski Jian berkali-kali mengingatkan Raskal bahwa urusan mereka sudah selesai namun tetap saja Raskal masih butuh merasa waspada.
Tak hanya terhadap Rama, Raskal juga masih merasa was-was terhadap Kak Sandy. Pertemuan Nala dengan Kak Sandy terakhir menjadi awal titik terang hubungan kakak beradik itu.
Berkat Nala, Raskal akhirnya terpaksa menemui Kakaknya hingga mereka kembali saling berinteraksi setelah sekian lama Raskal membentengi dirinya. Usaha Nala untuk membohongi Raskal dengan menjemputnya ke sebuah kedai makanan di pusat kota berujung bertemu dengan Kak Sandy tanpa adanya Nala di sana.
Itu adalah rencana Nala yang dibuat sedemikian rupa supaya Kak Sandy dan Raskal bisa bertemu dan mengobrol sebagai kakak beradik. Bukan rival. Karena beberapa kali Raskal suka menghindar ketika Kak Sandy mengajaknya bertemu dan akhirnya Kak Sandy mengeluhkan hal itu kepada Nala.
Tak terbayangkan jika Nala berhasil membuat Raskal merasa terpaksa menemui Kak Sandy hingga mereka berhasil mengobrol soal kegiatan mereka. Kak Sandy tentunya sangat senang. Ia sangat merindukan momen dimana ia bisa menceritakan keluh kesahnya drngan bebas, walau tidak semua Kak Sandy ceritakan karena Raskal selalu menutupnya dengan cepat dan berlalu.
Tapi hal itu membuat Kak Sandy semakin gencar menggunakan Nala untuk menemui adiknya. Kak Sandy tidak peduli jika ia dikatakan memanfaatkan Nala dalam situasi ini. Lagipula Nala senang melihat Raskal dan Kak Sandy bertemu. Bahkan tanpa perlu dimanfaatkan, Nala bersedia menguras usahanya supaya kakak beradik itu bisa kembali seperti dulu.
Karena Nala tahu, sedingin-dinginnya Raskal terhadap Kak Sandy, bagaimanapun pasti ada setitik rasa rindu yang menghuni begitu lama di ruang hati Raskal.
Dan karena semua usaha yang dilakukan Nala selama ini, Nala jadi sering terlihat dekat dengan Kak Sandy. Entah saling mengabari melalui pesan singkat atau telepon. Raskal tiba-tiba merasa kesal.
"Pagi-pagi kok melamun."
Raskal sedikit tersentak ketika suara Denis menyapanya. Denis yang juga mengenakan kaos putih memeriksa peralatan gambar Raskal. Sebelumnya Nala sudah memeriksa peralatan Raskal dan semua sudah lengkap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer II
Teen FictionSPIN-OFF SECRET ADMIRER. WAJIB BACA SECRET ADMIRER PERTAMA LEBIH DULU. Berisi lanjutan kisah manis milik Raskal dan Nala. Ada Santa, Jian, Kak Tama, Ibu, Kak Sandi, dan orang-orang baru yang berperan di kehidupan mereka. Di kehidupan Nala dan Rask...