MUSIM KEDUA DARI JAEWIN : THE REAL REASON
Hubungan Jaehyun dan Winter kandas ditengah jalan, entah apa penyebabnya kekasih Jaehyun itu menghilang bak ditelan bumi setelah berakhirnya hubungan mereka berdua.
Setelah lima tahun berlalu dengan penantia...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
“Aku akan segera menikah, tapi adik kesayanganku malah tidak ada disini.”ucap Kai lesu.
Semua orang yang berada diruang keluarga langsung hening ketika Kai atau Kim Jongin kakak seorang Kim Winter membahas adiknya. Keheningan itu terjadi karena semua orang yang ada disana juga sama seperti Kai, merindukan Winter.
“Daddy tidak berniat mencari adik kesayanganku lagi?”
Baekhyun diam-diam mengepalkan tangannya ia berusaha mengontrol emosinya, kehilangan putri kecilnya secara mendadak adalah pukulan terberat bagi Baekhyun. Ia telah berusaha mencari anaknya, tapi hasilnya dari dulu sampai sekarang Baekhyun tidak menemukannya.
Belum lagi istirnya Taeyeon yang mengalami depresi ringan karena kehilangan anaknya bukanlah suatu hal yang mudah untuknya, ia terus berpikir apakah anaknya baik-baik saja? Apa anaknya makan dengan benar?
Baekhyun tak mengetahui apa alasan anak gadisnya menghilang tiba-tiba setelah berpamitan untuk merayakan hari jadi nya dengan Jaehyun. Awalnya Baekhyun mencurigai Jaehyun, tapi setelah diselidiki anak itu juga sama seperti mereka kehilangan Kim Winter.
Baekhyun hanya berdoa dan berharap semoga tuhan mendengarkannya,ia ingin anak gadisnya kembali dengan selamat.
“Daddy berusaha, tolong doakan yang terbaik untuk adikmu.”
***
“PAPA!”
Jeno berseru senang ketika sambungan video call nya terbuhung dengan seorang pria disebrang sana.
“Hi anak Papa, sudah makan belum?”pertanyaan yang paling lumrah ditanyakan oleh manusia di bumi ketika berjauhan adalah apa kau sudah makan.
Jeno menganggukkan kepalanya.”Sudah Papa tadi Mommy memasakkan ku banyak sekali makanan, kalau Papa sudah makan belum?”tanya balik.
“Sudah. Ada cerita apa hari ini, Son?”
Jeno terlihat berpikir sambil mengetuk-ngetuk jari tangannya didagu.”Pagi tadi aku dan Mommy pergi ke cafe seperti biasanya, lalu saat dicafe aku bertemu dengan teman Mommy kalau tidak salah namanya Jae—“
“Hi baby!”Winter baru saja kembali sehabis mencuci piring langsung bergabung untuk mendengarkan Jeno yang sedang bercerita pada papanya.
“Hai Mommy.”bukan Jeno yang menjawab tapi pria disebrang sana dengan cengiran lebarnya.
Winter mengerucutkan bibirnya kebawah sambil memutar kedua bola matasnya malas.”Sepertinya kau kerasukan hantu jintomang, orang ketus seperti mu ternyata bisa juga berekspresi seperti itu.”
