MUSIM KEDUA DARI JAEWIN : THE REAL REASON
Hubungan Jaehyun dan Winter kandas ditengah jalan, entah apa penyebabnya kekasih Jaehyun itu menghilang bak ditelan bumi setelah berakhirnya hubungan mereka berdua.
Setelah lima tahun berlalu dengan penantia...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Setelah bertemu dengan Jaehyun di cafe miliknya siang tadi, pada sore harinya Winter sedang ingin menepati janjinya lebih tepatnya janji Jeno anaknya juga. Saat ini Winter tengah menggenggam tangan kanan Jeno,mereka berdua sedang menuju bandara untuk menjemput Papa nya Jeno.
Sedari tadi anak itu tak henti-hentinya tersenyum, sebab ia sudah lama tak berjumpa karena kesibukan sang Papa yang bekerja diluar kota.
“JENO YA!”
Pria bermata sipit dan berambut hitam tebal menyeret kopernya tidak sabaran dengan tangan sebelahnya yang ia rentang kan untuk menyambut pelukan hangat Jeno.
Muah
Jeno mencium pipi papanya kebiasaan yang selalu ia lakukan untuk orang-orang terdekatnya.”Aku merindukan Papa.”katanya membenamkan wajahnya di leher sang Papa.
“Papa juga sangat merindukan Jeno.”lalu setelahnya pelukan Jeno dan Papa nha terlepas.”Kau tidak merindukanku Mommy nya Jeno?”ujarnya menggoda Winter.
Winter memukul bahu pria itu pelan.”Hampir setiap hari kita bertukar kabar untuk apa aku merindukanmu?!”tapi ia masih tetap memeluk Papa Jeno.
“Bagimana setelah ini kita mampir ke restoran? Papa sangat lapar.”sara pria itu sambip mengelus perutnya sendiri.
“Boleh,Pa.Jeno mau richeese ya?”
“Siap.”
***
“Pintarnya anak Papa.” Papa Jeno tersenyum bangga melihat anaknya makan dengan lahap dan sesekali mengelus rambut anaknya.
“Iya dwong.”balasnya dengan mulutnya yang penuh.
“Kenapa kau senyum-senyum sendiri?”tegur papa Jeno pada Winter ketika menyadari wanita itu tengah tersenyum padahal tidak ada hal yang bisa membuat wanita itu tersenyum lebar sekarang.
Winter melunturkan“Salah?”
Papa Jeno terkekeh pelan menyadari perubahan nada suara Winter.”Maaf Mommy, Papa cuman takut.”
Winter mendengus kesal, lain lagi dengan Papa Jeno yang tengah tertawa terbahak-bahak karena telah puas menggoda Winter.
Jeno mengerjapkan matanya lucu ia bingung dengan keadaan orang tuanya.”Kenapa Papa menyebut Mommy gila? Mommy bilang tidak boleh mengatakan sembarangan kata gila pada sembarang orang.”
Papa Jeno menggaruk tengkuknya yang tak gatal dan menatap pada Winter meohon pertolongan pada wanita itu.
Winter memutar bola matanya malas dan menatap tajam sebentar papa Jeno.”Baby, Papa tidak menyebut Mommy gila. Mungkin kau salah dengar sayang.”katanya berbohong agar Jeno tak terus-terusan bertanya.
Jeno menganggukkan kepalanya sok paham.”Ah begitu,mungkin Nono memang salah dengar.”ucapnya kembali menyantap ayam goreng berbalut bumbu keju itu.
