***Winter, Doyoung dan Jeno hari ini akan pergi jalan-jalan ke mall karena permintaan Jeno. Katanya ia ingin menghabiskan waktu keluarga bersama Mommy dan Papa sebelum Papa berangkat lagi bekerja diluar kota.
Anak itu saat ini tengah menggandeng tangan Winter dan Doyoung, ia berjalan tepat ditengah-tengah Doyoung dan Winter. Satu tangan kiri Mommy dan satu tangan kanan untuk Papa.
"Jeno ingin kemana?"tanya Winter begitu mereka sudah menaiki eskalator setelah dari parkiran.
"Waffle? Jeno ingin Waffle cokelat mix keju."balas Jeno antusias, dan Winter menganggukinya.
Setelah memesan dan memakan waffle kesukaan Jeno, mereka bertiga memutuskan untuk pergi ke lantai paling akhir. Dimana disana terdapat zona khusus untuk bermain, dan Jeno sangat gembira untuk melakukan hal itu tentu saja bersama Doyoung yang akan menjadi lawannya.
"Papa, kita akan bermain apa setelah ini?"tanya Jeno meminta rekomendasi pada Doyoung.
"Hm, Bagaimana kalau kita bermain basket? Dan mengumpulkan banyak point lalu diperbolehkan meminta apapun ketika sudah menjadi pemenangnya, bagaimana Jeno setuju tidak?"
Jeno mengangguk antusias, tentu saja ia setuju karena akan menjadi keuntungan tersendiri baginya jika ia menang. Akan ada banyak hal yang Jeno ingin kan nantinya.
Winter menggelengkan kepalanya dan terkekeh pelan melihat kelakuan Jeno dan Doyoung.
Setelah itu, Jeno terus melemparkan bolanya kering basket sesekali menatap sinis Doyoung yang juga sedang melemparkan bola disebelahnya, tekad Jeno satu mengalahkan Doyoung apapun caranya.
Doyoung sadar sedari tadi Jeno sedang meliriknya dengan sinis, maka dari itu Doyoung berpura-pura untuk tidak memasukkan bola basket kedalam ring bertujuan menyenangkan hati Jeno. Doyoung berusaha menahan tawanya ketika keringat membanjiri pelipis Jeno,anak itu benar-benar berniat ingin mengalahkan Doyoung pikirknya.
"Papa punya papa pointnya, berapa?"tanya Jeno masih fokus dengan bola-bolanya.
"Empat ratus lima puluh enam, bagaimana dengan Jeno?"
"Empat ratus delapan puluh delapan, berarti Jeno lebih unggul daripada Papa! Tidak sabar menunggu waktunya kemenangan Jeno tiba!"
"Yeay Jeno menang!"Jeno berteriak heboh dan meloncat-loncat ketika ia berhasil meraih angka seribu-yang berarti kemenangannya sudah tiba dan Doyoung sudah pasti kalah karena point nya dibawah Jeno.
"Hebatnya anak papa."katanya mengelus sayang helai rambut Jeno."Jadi baby,kau ingin apa dari papa?"
"Mm.."Jeno mengetuk-ngetuk dagunya sambil mengerucutkan bibir-tanpa disadarinya ia malah terlihat imut dimata Winter dan Doyoung."Bagaimana kalau menonton film kesukaan Jeno, sambil makan popcorn dirumah?"
Doyoung menganggukkan kepalanya menyetujui."Terdengar bagus,mari kita lakukan setelah sampai rumah."
***
Setelah permainan benar-benar berakhir mereka tidak langsung pulang kerumah, akan tetapi pergi makan malam direstoran terlebih dahulu dan untuk yang terakhir kalinya Winter menginjakkan kaki ke toko kosmetik sebentar karena beberapa make up daily nya habis.
Setelah memilih beberapa make up yang memang dibutuhkan, Winter berjalan melangkahkan kakinya menuju kasir namun sebelum tiba dikasir seseorang menabrak bahunya sehingga make up yang ia pegang berjatuhan kelantai.
"Yatuhan,"Winter terkejut ketika melihat make up nya berjatuhan kelantai, ini bukan hanya kesalahan orang yang menabrak bahunya secara tiba-tiba saja tapi juga karena dirinya yang tak memegang make up itu dengan baik.
"Maaf, maafkan aku."orang itu ikut menunduk memunguti make up Winter juga.
"Lain kali kalau jalan lihat-lihat, aku memaafkan mu tapi belum tentu orang lain juga akan memaafkanmu jika hal yang sama terjadi seperti ini."kata Winter menasehati seorang perempuan yang sepertinya lebih muda daripada Winter.
Orang itu membungkukkan badannya."Aku benar-benar meminta maaf, aku tidak sengaja menabrak Kakak. Ini semua karena kecerobohanku,aku akan membayar semua make up Kakak yang jatuh kelantai tadi, kalau bisa aku akan membelikannya yang baru."
Winter hanya menghembuskan nafasnya dengan kasar sambil menatap orang itu dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Lia apa yang terjadi?"
Suara yang begitu familiar mengusik pendengaran Winter, refleks ia menoleh ke sumber suara.Jung Jaehyun,ya dia Jaehyun.
"Aku tidak sengaja menabrak Kakak ini, sehingga semua make up miliknya jatuh kelantai."
Jaehyun melirik seseorang yang disebut oleh Lia, ia terkejut? Tentu saja, setelah hampir dua minggu sejak hari itu.Ini pertama kalinya bagi keduanya berjumpa kembali, dan tak dapat dipungkiri perasaan Jaehyun masih sama bahkan saat ini ia semakin merindukan gadis yang berdiri didepannya sekarang-ingin memeluknya begitu erat dan menyimpannya hanya untuk dirinya seorang.
Oh ayolah Jaehyun, apa yang kau pikirkan?!
"Jaehyun,kau kenapa?"tanya Lia khawatir saat Jaehyun menggelengkan kepalanya dan sesekali memukuli kepalanya sendiri.
Winter berdehem sehingga kedua manusia itu mengalihkan atensinya menjadi menatap Winter."Kalian berdua pasangan?"ada nada sinis terselip dari pertanyaan Winter dengan wajahnya yang super datar.
"Buk—"Lia ingin menjawab tapi terpotong oleh Jaehyun."Ya, gadis ini pacarku namanya Lia."Jaehyun menarik pinggang Lia memeluknya dari samping dengan posesif.
Winter menatap tak suka ketika Jaehyun memeluk pinggang Lia posesif, bukankah seharusnya ia yang ada diposisi itu?
"Mommy kenapa lama sekali?!"Jeno datang dengan nada menggerutu-tentu saja ia tak datang sendiruan alias bersama Doyoung.
"Jeno, maafkan mommy."ucap Winter menggendong anaknya segera setelah ia menyerahkan make up miliknya pada Doyoung,meminta laki-laki itu untuk segera membayar semuanya.
"Uncle Jae?"alih-alih menyahuti Winter, Jeno malah salah fokus denhan Jaehyun yang berdiri didepan Mommynya.
[.]
Published : August 30, 2023
Republish: January 09, 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗝𝗔𝗘𝗪𝗜𝗡 : 𝗨𝗡𝗧𝗜𝗟 𝗜 𝗙𝗢𝗨𝗡𝗗 𝗬𝗢𝗨
FanfictionMUSIM KEDUA DARI JAEWIN : THE REAL REASON Hubungan Jaehyun dan Winter kandas ditengah jalan, entah apa penyebabnya kekasih Jaehyun itu menghilang bak ditelan bumi setelah berakhirnya hubungan mereka berdua. Setelah lima tahun berlalu dengan penantia...