Khaindra menatap kagum pada Mansion yang akan di tempatinya ini. Mansionnya lebih besar dari pada Mansion yang ada di kehidupan sebelumnya. Sudah dapat di tebak pasti Orang tua Khaindra itu Sultan.
"Mama dan Papa mu sedang berada di Bali, besok baru pulang. Sedangkan Zhai ada di dalam." celetuk Rio
"Ohh,"
'bocah sialan,' batin Rio
Rio sangat heran dengan prilaku Khai setelah anak itu sadar dari koma. Padahal setaunya dulu Khai adalah anak yang dingin dan hanya menampilkan wajah datar saja. Tapi sekarang? kenapa malah cerewet sekali dan terkesan menyebalkan? apa amnesia memengaruhi prilaku bocah itu.
"Ayo Om antar kamu sampai ke dalam." kata Rio sambil memegang tangan Khai
"Gue bukan anak kecil lagi yang segala kalau jalan di tuntun." ujar Khai sambil menepis tangan Rio
"Hhh yasudah ayo," Mereka berdua pun masuk ke dalam setelah pintunya di buka oleh salah seorang maid
"Ngapain Om bawa anak itu ke sini?" tanya seorang pemuda yang wajahnya mirip dengan Khai
"Jangan berbicara seperti itu Zhai, bagaimana pun ini juga rumah adikmu," bela Rio
"Gak sudi punya adik bodoh kayak dia." hina Zhai sambil menatap remeh Khai
"Dih, emang gue sudi punya Kakak kayak lu? iuhh gue lebih milih gak punya Kakak deh daripada punya Kakak tapi modelannya kayak lu. Udah jelek, hidup lagi." balas Khai
Dia tak akan bersikap sok lemah lagi di kehidupan sebelumnya. Enak saja ni orang yang ada di hadapan dia dengan seenaknya menghina dirinya.
"Kalau gue jelek lu juga jelek lah, secara kita itu saudara kembar." ucap Zhai tak sadar
"Lu udah nganggap kalau kita itu saudara kembar? tumben banget, biasanya aja gak pernah tuh." sindir Khai
"Sudah sudah, kenapa malah bertengkar sih? Khai kamu segera pergi ke kamar dan istirahat. Kamar kamu yang pintunya warna abu-abu,"
Khai tanpa berkata pun pergi meninggalkan mereka berdua. Sedangkan Rio kini tengah menatap tajam Zhaindra.
"Khaindra amnesia karena kecelakaan itu, Om harap kamu tidak mencari masalah hingga Khai terkena imbasnya. Ingat, dia saudara kamu. Om pamit pulang."
Zhai mengepalkan tangannya setelah Rio pergi dari sana. Rio memang tau tabiat Zhai, hanya saja di tidak ada hak untuk mencampuri urusan Keluarga sahabatnya.
"Sialan, awas saja kau." gumam Zhai kemudian pergi dari Mansion untuk bermain bersama teman-temannya.
~•KZO•~
Sedangkan di kamar kini Khai sedang menyamankan diri di atas kasur yang sangat empuk. Meskipun Khai itu tak di anggap orang tuanya, tapi mereka tetap memfasilitasi Khai dengan barang-barang mewah.
"Ahh enak banget nih kayaknya kalau gue tidur siang-siang gini. Lagian gue juga bosen, yaudah deh tidur aja."
Khai pun mengambil guling dan menyamankan posisinya. Tak butuh waktu lama Khai sudah terlelap. Khai tertidur sampai waktu makan malam.
Sampai suara ketukan pintu terdengar mengganggu tidur remaja laki-laki itu.
"Permisi, Tuan Muda. Sudah waktunya makan malam, Tuan Muda sudah di suruh untuk turun." kata seorang Maid dari luar kamar Khai
"Haisshh mengganggu sekali," Khai kemudian bangun dengan muka bantalnya. Dia pergi ke kamar mandi untuk cuci muka setelah itu berganti baju.
Ceklek
"Tuan Muda baru bangun?" tanya Maid itu
"Iya, kenapa emang?" balas Khai ketus. Maid itu tentu terkejut karena biasanya Khai tidak pernah membalas pertanyaan para maid di sana.
"T-tidak Tuan Muda," ujar Maid itu terbata
Khai haya mengangkat bahunya acuh kemudian berjalan menuruni tangga menuju lantai dasar.
"Lama sekali, apa saja yang kau lakukan di sana sampai pergi ke meja makan saja aku seperti harus menunggu waktu 1 abad." ucap Zhai ketus pada Khai yang baru saja duduk di kursinya
"Emangnya ada yang nyuruh lu buat nungguin gue? makan mah tinggal makan aja, gampang kan? gak usah nungguin, biasanya juga kan gak pernah nungguin tuh." balas Khai tak kalah ketus kemudian dengan santai dia menyendokkan nasi dan lauk pada piringnya.
"Sialan." umpat Zhai
"Berisik bodoh, jika kau tak mau makan pergi saja dari sini. Aku masih mampu jika harus menghabiskan semua makanan yang ada di meja ini sendiri."
Zhai dengan kesal menyendokkan nasi pada piringnya dengan kasar. Kemudian melahapnya dengan tatapan tajam yang terus tertuju pada Khai. Sedangkan yang di tatap hanya acuh tak acuh, menurutnya makanan yang ada di hadapannya ini lebih penting dari pada makhluk menyebalkan di depannya itu.
Setelah selesai makan malam, Khai langsung saja pergi ke kamarnya untuk mencari sesuatu tentang tubuh yang dia tempati ini.
"Ini orang nyimpen hp nya di mana sih?"
Khai kini sedang mengobrak abrik isi kamarnya hanya untuk mencari sebuah ponsel.
"Alhamdulillah akhirnya ketemu."
Khai langsung saja rebahan di kasur setelah menemukan ponsel yang ternyata ada di laci meja belajar.
"Untung aja gak di pasang password ni hp."
"Anjir, Wallpapernya alay banget."
Khai memandang aneh wallpaper hp tersebut, bagaimana tidak wallpapernya saja seperti ini.
Khai kemudian membuka kamera dan berfoto dengan gaya keren, lalu dia mengganti wallpaper hp itu dengan fotonya."Nahh gini kan baru keren."
Khai lanjut membuka whatsapp, dia terkejut banyak sekali nomor tak di kenal menyepam chat Khai.
"Halo Khai, save yaa ini Kinara,"
"Kak Khai, mau ikut trend spiderman ga?"
"Kak Khai skincare nya apa kak? wajahnya mulus banget,"
"Kak Khai i have a crush on you."
"Ini si Khai banyak juga ya fansnya," gumamnya sambil membaca chat mereka. Lalu setelah itu Khai block saja, jujur dia rish dengan nomor tidak di kenal yang sok dekat itu.
"Dahlah mending lanjut tidur gue,"
Khai meletakkan ponsel itu dan berbaring. Tak lupa dia memeluk guling yang sudah menjadi guling kesayangannya itu.
TBC
gimana, kalian mau nyalonin diri buat jadi adeknya Khai? atau pacarnya gitu? wkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Khaindra Zyandru Oliver [END]
Teen Fiction5 Rasya, seorang Pemuda yang bertransmigrasi ke tubuh seorang Khaindra yang kehidupannya bernasib sama sepertinya. Akankah dirinya bisa bahagia di kehidupannya yang kedua ini? cuss langsung baca aja yuk. jangan lupa follow akun saya juga biar ga ke...