BRAKK
Khai mengelus dadanya karena terkejut ketika Zhai sampai dan menaruh kardus yang berisi ntah apa dengan kasar ke tanah.
"Biasa aja dong, kaget nih gue." omel Khai
"Maaf,"
"Lu bawa apa itu di kardus?" tanya Khai penasaran kemudian berjongkok menatap kardus itu
"Ohh ini cuman beberapa buku paket lama, tadi penjaga perpustakaan suruh gue kasih ini ke Pak Satpam buat di taruh di gudang baru." jawab Zhai
"Yaudah, mending lu bantuin angkat ini kardus, berat." lanjutnya
"Lemah," ejek Khai
"Anjir, yaudah gak usah di bantu. Gue bisa sendiri." Zhai langsung membawa pergi kardus itu dari sana.
"Ngambekan kayak cewe." ujar Khai, tak ayal dia mengikuti Zhai dari belakang sampai Pos Satpam. Setelah itu mereka kembali lagi ke Parkiran dan Pulang. Tentu saja mereka pulang ke rumah Rido.
Namun di pertengahan jalan motor mereka berdua di hadang oleh sekumpulan remaja berpakaian hitam.
"Minggir, kalian menghalangi jalan kita." Zhia berkata duluan. Salah seorang remaja dengan masih memakai helm itu maju. Khai dan Zhai berpikir jika laki-laki itu adalah ketua dari komplotan di depannya ini.
"Lawan kita dulu baru kita minggir." ujarnya sambil menaruh tongkat baseball di pundak
"Kita gak ada urusan atau pun punya masalah sama kalian. Jadi lebih baik kalian minggir. Gue malas baku hantam." kata Khai akhirnya. Ayolah perutnya sudah berdemo sedari tadi minta diisi, tetapi mereka malah menghadangnya. Jangan salahkan Khai jika dia mengamuk kelaparan karena terlalu lama di hadang oleh mereka.
"Cih, pengecut." Zhai yang tak terima di bilang pengecut kemudian melepas helm dan turun dari motor. Khai berdecak melihatnya, kenapa saudaranya itu sangat mudah sekali terpancing emosinya.
"Jaga ya omongan lu!" desis Zhai
"Kenapa? emang benerkan? kalian gak mau lawan kita berdua, bukannya itu pengecut." sahut si ketua yang di soraki anggota lainnya.
"Cih, lu dengar ini baik-baik. Kita gak pernah cari masalah sama kalian. Ketemu aja baru sekarang, sekali ketemu kok malah ngajak baku hantam. Sok dekat banget." Zhai memutar bola matanya malas.
"Sialan. Dengar ini baik-baik, mulai besok lu dan saudara lu itu bakal dalam bahaya. Respon kalian ternyata sesuai dengan ekspetasi gue. Karena gue dan yang lain cuman ngetes kalian. Gue bakalan bantu, jadi kalian jangan segan kalau butuh bantuan. Kalian nanti tinggal hubungin nomor yang tertera di kartu ini." Pria itu menyerahkan kartu namanya. Zhai menerima itu walau pikirannya masih bingung.
"Oke, semoga sukses. Dan kalian harus hati-hati dengan orang terdekat kalian." Pria itu langsung pergi bersama dengan para anggotanya.
"Gak jelas banget mereka." ujar Khai saat Zhai berjalan mendekatinya.
"Mau di buang aja apa gak ini?" tanya Zhai sambil menunjukkan kartu nama itu
"Simpen aja, siapa tau mereka beneran mau nolongin kalau semisal kita dalam bahaya." jawab Khai
"Yaudah gue simpen."
Motor mereka pun kembali melaju membelah jalanan. Mungkin sesampainya di rumah mereka berdua akan di interogasi kenapa sampai pulang terlambat.
~•KZO•~
"Sialan, anak itu sekarang sama sudah menjadi bagian dari keluarga mereka." sahut seorang pria di ruang kerjanya
"Tenang saja, kita masih bisa memanfaatkan anak kita yang tak pernah di anggap itu. Bukannya dia berteman dekat dengan salah satu dari saudara itu?" ujar si wanita
"Kau benar, aku melupakan putraku yang satu itu."
"Tapi apa dia akan menuruti kita? kau tahu sendiri bukan dia selalu membantah kita." ujar si wanita tak yakin
"Untuk urusan itu kau tenang saja, serahkan saja padaku." jawab si pria sambil tersenyum miring.
"Ya, baiklah. Aku serahkan anak itu padamu."
Kemudian sepasang suami istri itu tertawa bersama karena yakin jika rencana mereka akan berhasil.
~•KZO•~
"Dari mana?" tanya Rido tepat ketika si kembar masuk.
"Ya habis pulang Sekolah Daddy, terus dari mana lagi." jawab Khai
"Daddy tau, maksudnya kenapa kalian sampai pulang terlambat?"
"Tadi ada kendala di jalan," balas Zhai
Rido menghela nafasnya kemudian menatap mereka berdua.
"Ya sudah, cepat ke kamar kemudian ganti baju. Setelah itu makan lalu pergi ke ruang kerja Daddy, ada beberapa hal penting yang ingin Daddy dan yang lain bicarakan pada kalian berdua."
Khai dan Zhai mengangguk kemudian melenggang pergi di ikuti Rido.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Khaindra Zyandru Oliver [END]
Teen Fiction5 Rasya, seorang Pemuda yang bertransmigrasi ke tubuh seorang Khaindra yang kehidupannya bernasib sama sepertinya. Akankah dirinya bisa bahagia di kehidupannya yang kedua ini? cuss langsung baca aja yuk. jangan lupa follow akun saya juga biar ga ke...