KZO #12#

8.3K 635 13
                                    

Pagi ini Khai tengah bersantai di sofa sambil menontong TV dengan berbagai makanan yang di sajikan di atas meja.

"Lama-lama gue gendut ini kalo di kasih makan terus." ujarnya sambil mengunyah

"Tapi gak papa, yang penting perut kenyang hati pun senang," Khai pun tertawa

"Semoga keputusan gue gak salah,"

Jika kalian menanyakan di mana Rido berada, dia sedang berada di kantor. Dan katanya akan pulang saat makan siang.
Alhasil Khai pun di suruh untuk bersantai dan melakukan hal yang dia sukai oleh Rido.

"Si Tio gimana ya kabarnya? terakhir gue lihat dia kan pas di rooftop. Ntar aja deh gue minjem hpnya om Rido buat chat Tio."

Untung saja Khai menghafal nomor telpon milik sahabatnya. Jadi, dia bisa menghubunginya.

Khai pun merasa kantuk menyerangnya, dan tak lama kemudian dia pun tertidur di sofa dengan tangan yang masih memegang sepotong brownies yang baru dia makan sedikit.

~•KZO•~

Pada jam makan siang Rido pulang seperti ucapannya pada Khai tadi pagi. Dia kemudian langsung pergi ke kamar Khai tapi dia tidak menemukan sang pemilik kamar tersebut.

"Dimana anak itu?"

Rido kemudian turun ke lantai bawah dan langsung tersenyum setelah berhasil menemukan keberadaan Khai. Dia mendekatinya kemudian menaruh brownies yang anak itu pegang.

Rido mengusap wajah anak itu sebentar, wajahnya terlihat polos saat tertidur dan beda lagi jika sudah terbangun.

"Keluargamu pasti akan menyesal memperlakukanmu seperti itu Khai."

Rido langsung saja menggendong Khai dan memindahkannya ke kamar. Dia pun ikut tidur bersama Khai sambil memeluk anak itu. Kedua manusia berbeda usia itu pun tidur dengan lelap.

  •
  •

Sedangkan di tempat lain tepatnya di Mansion Luke. Tengah kacau akibat amukan sang Kepala Keluarga.

"AKU TIDAK MAU TAHU, CEPAT CARI ANAK ITU!!"

"JIKA KALIAN TIDAK BISA MENEMUKANNYA, AKU AKAN MEMBERIKAN KALIAN PELAJARAN!!" bentak Luke pada bawahannya.

Mereka semua mengangguk dengan tubuh bergetar, takut akan ucapan sang majikan.

"Tenang Mas," ujar Lana sambil mengusap lengan sang Suami

"Bagaimana aku bisa tenang!? anak itu dengan seenaknya kabur setelah membuat Zhai terluka. Anak itu benar-benar sudah tak waras. Aku menyesal memiliki anak seperti Khaindra itu." kata Luke

Anak? sejak kapan dia menganggap Khai itu anaknya. Tapi ucapan Khai tempo lalu membuat hatinya sedikit tergerak. Ingat, hanya sedikit. Karena Luke kembali mempertahankan egonya dan tetap menganggap bahwa Khai hanyalah pembawa sial bagi Keluarganya.

"Sudahlah, biarkan dia pergi. Dengan begitu beban kita berkurang dan kita tak akan melihat wajah anak itu kembali." ujar Lana

"Tapi jika anak itu berhasil di temukan, aku akan memberinya pelajaran yang tak akan pernah dia lupakan." Luke mengepalkan tangannya, kemudian mereka berdua pergi ke Rumah Sakit untuk menemani Zhai.

~•KZO•~

  "Jika sedang makan itu jangan tidur Khai." peringat Rido pada Khai yang kini menelungkupkan kepalanya karena mengantuk

"Aku masih mengantuk, bisa tidak makannya nanti saja? aku masih ingin tidur." balas Khai

"Tidak bisa, kau harus makan. Jika tidak kau akan sakit nanti." Rido menyendokkan beberapa lauk ke piring Khai

"Makan, setelah itu aku ingin berbicara serius denganmu." lanjutnya

Mau tak mau Khai pun memakan makanannya. Rido tersenyum melihat Putranya makan dengan lahap. Putranya ya? ahh dia jadi tidak sabar menunggu jawaban dari Khai. Feelingnya seratus persen mengatakan jika Khai akan menjadi anaknya.

  Setelah selesai, Rido mengajak Khai ke halaman belakang yang sejuk karena di sana terdapat berbagai macam tanaman. Dan juga ada sebuah kolam yang berisikan ikan-ikan hias.

"Om mau bicara apa?" tanya Khai

Rido menggelar karpet dulu di atas rumput sebelum menjawab pertanyaan Khai.

"Jadi, Om mau bicara tentang Keluarga Om  sama kamu."

"Oke,"

"Jadi Nama Om Rido Ginandra, Om ini anak bungsu. Saya mempunya seorang Kakak laki-laki yang sudah berkeluarga dan dia tinggal di Amerika. Tahun ini saya berusia 34 tahun. Saya juga sudah menikah selama 7 tahun.  Tapi kami belum di karuniai seorang anak." jelas Rido

"Oke." jawab Khai

Rido mengernyit, "Responnya cuman oke?"

"Ya, terus?"

Rido menghela nafasnya mencoba sabar agar tidak membuang Khai ke selokan.

"Ya, minimal kamu ngerespon pake kalimat panjang. Jangan cuman oke doang."

"Malas." Khai kini malah menyibukkan diri dengan mengupas kulit jeruk.

"Baiklah, nanti malam bersiap oke? Keluarga Om akan sampai ke Indonesia nanti." Khai mengangguk saja.

Rido pun dengan gemas mengusak rambut anak itu kemudian dia berlalu ke dalam untuk mengerjakan pekerjaan kantornya yang belum selesai. Biarlah anak itu anteng bermain sendiri, toh ada banyak bodyguard yang menjaga di sekeliling Khai.

  Khai kemudian merebahkan tubuhnya pada karpet dan menatap langit yang cerah.

'mulai sekarang gue putusin bakal jadi diri sendiri. Dan hidup bahagia di tubuh ini. Khai, makasih banget karena lu udah ngasih tubuh ini ke gue. Gue janji bakalan pergi dari Keluarga itu, dan hidup bahagia sama  Om Rido. Walaupun hanya sementara,' batin Khai

Ya. Dia sudah memutuskan untuk menerima Rido sebagai Ayahnya. Dia ingin bahagia dan merasakan apa yang namanya Keluarga.

Tak sadar Khai pun terlelap karena angin sepoi-sepoi di sana membuatnya mengantuk. Rido yang pergi ke halaman belakang untuk melihat keadaan Khai hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Kenapa anak ini jika tidur suka tidak kenal tempat. Apa dia tidak takut ada serangga yang menggigitnya."

Rido membopong tubuh Khai dan membawanya ke kamar agar tidurnya lebih nyenyak. Dan dia juga harus menjemput Keluarganya yang sudah sampai di Bandara  setelah menaruh Khai di kamar.






TBC

setelah lihat komenan kalian di part sebelumnya saya memutuskan untuk tetap melanjutkan cerita ini. makasih buat kalian yang udah dukung cerita-cerita saya.

sayang kalian banyak-banyak💙

Khaindra Zyandru Oliver [END]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang